Be Your Inspiration

Wednesday 30 December 2015

Fantastis, Biaya Izin Operasional Cidomo di Gili Trawangan Capai Rp 1 Miliar

Sunrise di Gili Trawangan. 
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, H. L. Moh. Faozal, S.Sos, M.Si mengatakan sektor pariwisata memiliki dampak domino yang sangat luar biasa. Ia mencontohkan, biaya perizinan operasional sebuah cidomo di Gili Trawangan, Lombok Utara saat ini mencapai Rp 1 miliar.

“Sekarang, izin cidomo di Gili itu Rp 1 miliar. Baru dikasih izin oleh Koperasi di Desa  Gili Indah,” kata Faozal.


Untuk memperoleh izin operasional cidomo di Gili Trawangan, katanya cukup sulit. Ia mencontohkan, salah satu hotel yakni Villa Ombak hanya dapat satu izin cidomo. “Dia bayar itu ke koperasi untuk perizinan  operasional Rp 1 miliar. Tinggi banget. Ngeri itu di Gili itu. Oleh karena itu, saya pikir dampak ekonomi dari pariwisata ini secara khusus kita lihat sangat luas,” kata Faozal.
Cidomo di Gili Trawangan Lombok NTB
Mantan Juru Bicara Pemprov NTB ini juga mencontohkan dampak sector pariwisata bagi ekonomi masyarakat. Ia mencontohkan, hotel-hotel yang berada di kawasan Senggigi, rata-rata berbelanja di Pasar Kebon Roek Mataram. Dalam satu hotel biasanya belanja minimal Rp 500 ribu. “Jadi memang  pariwisata punya dampak luar biasa bagi pergerakan ekonomi kita,”imbuhnya.

Tahun 2015 ini, pemprov menargetkan angka kunjungan wisatawan sebanyak dua juta orang. Angka ini optimis dicapai hingga akhir tahun 2015 ini. Untuk menghitung angka kunjungan wisatawan ke daerah ini, Faozal mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan pendataan pada lima pintu masuk wisatawan ke NTB. Sebelumnya, BPS hanya melakukan pendataan jumlah wisatawan melalui satu pintu masuk.

“Sekarang sedang dilakukan review terkahir di lima pintu masuk. BPS memiliki satu pintu masuk di kedatangan internasional dan kita membiayai untuk   pendataan di lima pintu masuk. Mulai dari Lembar, tiga Gili, Senggigi, Bangsal, Bandara dan  Sape Bima,”terangnya.

Untuk tahun 2016, kata Faozal,  pemerintah pusat menargetkan angka kunjungan wisatawan ke NTB sebanyak 3 juta orang. Faozal mengaku optimis target ini bisa dicapai dengan mengoptimalkan penerbnagan langsung ke Lombok baik domestic dan internasional. Tahun 2016 juga, Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk market fund pembukaan rute penerbangan langsung Lombok-Australia.


Menurutnya, pembukaan rute penerbangan langsung Lombok –Australia memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang angka wisatawan mancanegara ke NTB. Hal tersebut terlihat ketika maskapai penerbangan Jetstar Airways melayani rute penerbangan langsung Perth-Lombok. (Muhammad Nasir)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive