Be Your Inspiration

Monday, 23 October 2017

Mempercantik Tampilan Rumah dengan Furnitur Unik Khas Lombok Tengah

Furniture unik produksi Lombok Tengah yang bisa dipasang di interior rumah Anda
Tren interior rumah dengan tampilan yang unik dan bergaya simpel beberapa waktu belakangan menjadi tren dalam mempercantik tampilan rumah. Apalagi didukung dengan tampilan furnitur pendukung yang memiliki tampilan unik semakin mempercantik interior rumah. Hal inilah yang menjadi dasar Lisma Fatmasari memulai usaha furniture unik untuk mempercantik tampilan rumah.
“Apalagi di sini furniture dengan tampilan yang unik harganya mahal, jika pesan dari luar daerah juga mahal di ongkos kirimnya,” jelasnya saat ditemui di Mandalika Expo, Sabtu (21/10/2017).

Perempuan 28 tahun yang memulai usahanya sejak tahun 2015 ini juga mengatakan dirinya menyukai mendesain rumah dengan tampilan yang enak dipandang. “Di sini juga belum ada usaha serupa, apalagi di tempat saya di Muncan dikenal sebagai sentra kerajinan kayu” terangnya.

Putri Bupati Lombok Tengah ini mengatakan, dalam usaha ini dirinya didukung penuh oleh suaminya yang menjadi partner usahanya. “Ide modelnya dari saya sedangkan dia yang menuangkannya ke dalam bentuk desainnya,” jelas Lisma.

Ia menambahkan, untuk perajin dirinya merangkul keluarga sebagai pekerjanya. Untuk membuat furnitur ini, ujarnya, membutuhkan waktu yang tidak tentu tergantung dari model yang diinginkan oleh pembeli. “Bisa sampai satu minggu pengerjaan jika model yang diinginkan cukup rumit,” katanya.
Fatmasari menunjukkan furnitur yang unik dan cocok untuk interior rumah khas Lombok Tengah

Usaha yang diberi nama Kita Furnitur, Craft and Living ini menerima berbagai pesanan furnitur seperti rak, tempat tisu, valette, jam dinding, dan lainnya. “Modelnya kita sesuaikan dengan keinginan pembeli, mereka maunya bagaimana,” kata Lisma. Apalagi dengan kecanggihan teknologi yang sekarang, banyak pembeli yang membawa sendiri desain dan model yang diinginkan setelah melihat di internet.

Bahan yang digunakan Lisma sendiri untuk membuat furnitur ini merupakan kayu yang banyak didapatkan di daerahnya. “Sehingga dari segi harga, kami benar-benar menyesuaikan dengan budget yang dimiliki oleh pembeli,” terangnya. Ia mengatakan jika harga yang murah dan kualitas yang tidak kalah dengan buatan toko menjadikan produknya banyak diincar pembeli. “Harga yang kami tawarkan mulai dari Rp 50 ribu, tetapi harganya bisa disesuaikan dengan budget,” jelasnya.

Selain membuat furnitur, tidak jarang Lisma juga sering membantu konsumennya untuk menata interior rumahnya. “Banyak orang yang pesan ke kita untuk furnitur ini tapi kami belum berani terima banyak pesanan karena baru berdua yang mengerjakan jadinya masih keteteran,” jelasnya. Kebanyakan pembeli yang tahu usahanya juga lebih banyak melalui mulut ke mulut. “Kami ada rencana untuk menggunakan sosial media juga ke depannya untuk pemasaran produk kami,” jelasnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Primadona Baru Kerajinan Lombok Itu Bernama Roda Ketak

Kadri menunjukkan tas ketak roda yang dibuatnya dan menjadi primadona baru kerajinan NTB

KETAK merupakan salah satu bahan kerajinan tangan yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk diolah menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Seperti yang dilakukan Kadri, pemilik UD Kadri, yang mengolah ketak menjadi berbagai tas unik yang banyak disukai pembeli.
“Saya sudah menjadi perajin dari tahun 2010 lalu setelah sebelumnya saya belajar dan ikut kerja di orang,” terangnya saat ditemui di Mandalika Expo Puyung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, Sabtu (22/10/2017).

Di tempat tinggalnya, Darmaji, Kopang, ia mengatakan dirinya sebenarnya membuat berbagai macam bentuk ketak sesuai pesanan pembeli. “Tetapi yang sedang menjadi tren sekarang adalah tas ketak berbentuk roda ini,” jelasnya seraya menunjukkan tas yang dimaksud.

Tas roda ini, kata Kadri, baru mulai diproduksinya sejak 4 bulan yang lalu setelah mendapatkan ide. “Saya lihat dulu bagaimana modelnya baru kemudian saya coba-coba buat,” terangnya.
Tas ketak roda Lombok yang menawan

Setelah jadi, barulah dirinya mencoba menjual kepada para konsumen setianya dan ternyata respons mereka bagus. “Mereka suka modelnya karena bentuknya unik dan beda dengan yang lain,” ujarnya.
Pembuatan tas roda ini, kata Kadri, termasuk rumit sehingga tidak heran perajin hanya bisa membuat 2-3 buah tas roda setiap minggunya. “Modalnya juga cukup besar, misalnya yang pakai warna ini modalnya bisa sampai Rp 120 ribu,” jelasnya seraya menunjukkan tas yang dimaksud.

Dalam berproduksi, Kadri dibantu beberapa kelompok binaannya dengan anggota mencapai 400 anggota untuk membuat berbagai berbagai kerajinan dari ketak. “Bahan baku ketak saya peroleh dari Pendem, asalnya dari Kalimantan karena di sini sudah sedikit bahan bakunya,” ujarnya

Dalam 4 bulan produksi tas roda ini, Kadri sudah mampu menjual ribuan tas kepada para pembeli yang menjualnya kembali. “Pasarannya sudah sampai ke Pulau Jawa karena pembeli-pembeli ini banyak yang ambil untuk dijual kembali,” kata Kadri.

Ia mengatakan jika di Darmaji bisa dibilang sentra ketak karena banyak pengusaha ketak yang mengambi barang di dirinya. “Untuk tas roda ini, dalam seminggu saya bisa mengantongi pendapatan bersih sampai Rp 700-800 ribu,” jelasnya.

Harga untuk tas roda ini berbeda tergantung ukuran dan warna tas. “Kalau yang polos, saya hargai Rp 65-100 ribuan, sedangkan kalau yang berwarna harganya Rp 150 ribu ke atas,”jelas Kadri. Dirinya berharap ke depannya usahanya bisa maju sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. “Juga agar Darmaji lebih dikenal sebagai sentra ketak bukan hanya di Beleka saja,” tambahnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Sunday, 22 October 2017

Air Terjun Siu Tao di Bentek Lombok Utara yang Masih Perawan

Air terjun Tiu Sao di Desa Bentek belum banyak dikenal. Selain ini, Desa Bentek masih memiliki lima air terjun yang indah

Desa Bentek, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki banyak potensi wisata. Sayangnya objek wisata yang dimiliki tidak banyak dikenal oleh publik. Hal ini mengundang keprihatinan tersendiri bagi Kepala Desa Bentek, Warna Wijaya.

Kepada wartawan Jumat (20/10/2017), Warna mengakui sentuhan pemerintah di objek wisata di desanya belum banyak disentuh. Sebagai sebuah desa dengan potensi wisata yang beragam, wisata Bentek belum mampu menarik minat pengunjung.

"Cukup banyak objek wisata yang kita miliki yang tidak dipunyai desa-desa lain di Lombok Utara. Kami punya 6 air terjun, salah satu yang paling digemari masyarakat yaitu Tiu Sao," ungkap Warna.
Selain objek wisata itu, lanjutnya, Desa Bentek juga memiliki objek wisata Kampung Durian yang berada di Dusun Batu Ringgit. Termasuk objekwisata pemandian umum yang dinamakan Tiu Demper, dan Sungai untuk River Tubing di Dusun Sanbaro. 

Bentek juga memiliki kampung yang petaninya tidak boleh bertani menggunakan bahan kimia. Namanya Kampung Kelor di Dusun Loang Sawak. Tujuannya untuk mengajak masyarakat kembali ke konsep alam.

Bagi Warna, Desa Bentek yang kini berusia 104 tahun ini perlu digenjot promosi wisata. Pasalnya untuk menjumpai objek wisata itu tidak terlalu sulit. Menuju objek wisata, pengunjung juga disuguhkan dengan sejumlah daya tarik tersendiri guna memikat wisatawan.

Dinas Pariwisata juga dianggap perlu mengintervensi Desa Bentek. Misalnya, Destinasi Paralayang hanya sampai launching dan tidak ditindaklanjuti. ‘’Kita ciptakan image pariwisatanya pelan-pelan, bagaimana supaya dikenal oleh masyarakat. Namun dari semua potensi wisata tersebut mayoritasnya memang belum dipoles," tandas Warna.

Terpisah Kabid Penataan Destinasi dan Usaha Pariwisata Disbudpar KLU, Wayan Bratayasa, menampik pemerintah tidak mengintervensi objek wisata. Hanya saja, pihaknya masih masih harus merencanakan penataan pada objek wisata secara bertahap. Mengingat potensi wisata di KLU cukup banyak dan tersebar di semua desa.

“Semua itu kami pikirkan dan masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Riparda). Saat ini masih terkendala RTRW yang belum disahkan, maka kita alihkan menggunakan Perda tentang desa wisata dan tentang penyelenggaraan wisata yang masih digodok,” ujarnya.
Brata mengakui Desa Bentek sebagai salah satu desa tertua di Lombok Utara memiliki banyak potensi wisata. Oleh karenanya, Bentek termasuk dalam 8 desa wisata yang akan dimunculkan pada tahun 2018 mendatang.

Selain Bentek, ada juga objek wisata Santong, Sembagik, Sukadana, Senaru, Muara Putat, antai Penyambuan, dan Sedayu yang akan ditata oleh dinas. (Johari)

Share:

TGB Gantikan Quraish Shihab

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi bersama tokoh agama. TGB -- sapaan akrabnya terpilih menggantikan H. Quraish Shihab sebagai Ketua Alumni Al Azhar Mesir Cabang Indonesia

Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar Mesir di Ballroom Islamic Center NTB, Rabu (18/10) malam  memasuki sesi   pemilihan ketua yang akan mengemudikan Organisasi  Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia ke depan.  Ketua  Alumni  Al Azhar Mesir Cabang Indonesia, Prof. Dr. H. Quraish Shihab menunjuk Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi  sebagai ketua yang akan menggantikan dirinya.

‘’Jika saya dipaksa untuk terus menjadi ketua,  maka saya akan menunjuk orang yang menggantikan saya,” kata Quraish Shihab seraya menunjuk Gubernur NTB.

Mendapat penunjukkan langsung tersebut,  gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini terlihat terkejut. Atas penunjukkan langsung ini TGB segera mengembalikannya kepada Prof. Dr. H. Quraish Shihab. Seraya memohon agar apa yang disampaikan  berkenaan dengan penunjukan tersebut dijelaskan lebih lanjut.

Penolakan halus TGB ini mendapat tanggapan dari salah satu peserta muktamar,  Ikhwanul Kiram Mashuri dan didukung oleh seluruh peserta yang secara aklamasi menunjuk TGB untuk menerima amanah sebagai ketua OIAA Cabang Indonesia sesuai penunjukan dari Prof. Dr. H. Qurais Shihab.

Terpilihnya TGB sebagai Pimpinan Alumni Al Azhar Cabang Indonesia secara aklamasi didasarkan  kapasitas, ketokohan, kharismatik dan prestasinya dalam membawa perubahan dan kemajuan pembangunan di NTB. Bahkan, kemajuan NTB saat ini, khususnya kehidupan toleransi beragama yang sangat baik dan konsep pembangunan wisata halal  mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat dunia internasional.

Prof. Dr. H. Qurais Shihab sempat memuji TGB sebagai pemimpin yang berhasil. Ia menilai banyak perubahan dan keberhasilan yang telah dicapai TGB selama memimpin NTB.  Ia juga sempat mendoakan TGB, semoga akan menjadi pemimpin yang lebih luas ke depannya.

Karena desakan dari banyak pihak tersebut, akhirnya TGB menerima amanah sebagai Ketua Alumni Al Azhar Cabang Indonesia. Selesai acara, seluruh peserta muktamar mendatangi TGB untuk mengucapkan selamat dan berfoto bersama. (Muhammad Nasir)
Share:

Friday, 20 October 2017

Jokowi dan Tepat Tiga Tahun Masa Pemerintahannya Kunjungi NTB

Presiden Joko Widodo selfie bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dengan latar belakang Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau Kawasan Ekonomi Khusus Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat silaturahmi dengan tokoh agama di Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah, Kamis (19/10/2017) malam.
Presiden Joko Widodo wawancara dengan wartawan dengan latar belakang Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo menyerahkan sertifikat tanah pada perwakilan warga di Masjid Nurul Bilad Kompleks Kawasan Ekonomi Khusus Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017).
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi, Menko Perekonomian Darmin Nasution meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus Kuta Mandalika Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo pose dengan latar belakang Pantai Kuta Lombok Tengah
Presiden Joko Widodo menutup Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar di Islamic Center NTB, Kamis (19/10/2017).


Foto : Dokumen Humas dan Protokol Setda NTB dan Muhammad Nasir.


Share:

Tiga Tahun Masa Pemerintahan Bersama Jusuf Kalla, Jokowi Berkunjung ke NTB

Presiden Joko Widodo dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi melakukan swafoto mempromosikan potensi Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017). Kunjungan Presiden ke NTB ini bertepatan 3 tahun masa pemerintahan Joko Widodo dan  Jusuf Kalla.

Tanggal  20 Oktober 2017 pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla  (Jokowi-JK ) tepat berusia tiga tahun.  Menandai tiga tahun perjalanan pemerintahannya, Presiden Jokowi ternyata lebih memilih berkunjung di NTB. Presiden Jokowi berada di NTB selama dua hari (19-20/10/ 2017). 

Berkunjung ke NTB Presiden didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja, diantaranya;  Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Sekretaris Negara, Pramono Anung, Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Mentri BUMN, Rini Soemarno dan Menpar, Arief Yahya, Menteri BPN/ATR, Sofyan Jalil dan sejumlah pejabat lainnya. Presiden Jokowi melaksanakan sejumlah agenda penting yang tidak saja menjadi tonggak penguatan pembangunan NTB ke depan, melainkan juga memberi kemanfaatan besar bagi kemaslahatan bangsa dan ummat pada umumnya. 

Bagi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan  tentu seluruh masyarakat NTB, kunjungan Presiden Jokowi kali ini sungguh menjadi kebanggaan tersendiri. Sebab tepat dalam usia tiga tahun pemerintahannya, Jokowi hadir kembali di tengah-tengah masyarakat NTB dengan sejumlah agenda yang dapat memberikan motivasi dan optimisme lebih besar. Di antaranya peresmian beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Merupakan mega proyek yang berkaitan langsung dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat  NTB, karena akan dapat menyerap 58.000 tenaga kerja dengan investasi sebesar Rp 13 triliun lebih.

Sebelumnya pada Kamis Sore (19/10/2017 tiba di Bandara international Lombok pukul 16.45 Wita, Presiden dan rombongan langsung menuju Islamic Center Nusa Tenggara Barat di Jalan Udayana Mataram. Di tempat itu, Presiden hadir untuk menutup Konferensi Internasional  Alumni Al-Azhar dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia, yang dihadiri oleh ratusan ulama dari 22 negara di dunia.

Pada malam hari, sebelum menuju Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah untuk mengadakan silaturahim dengan Para pengurus Pondok Pesantren se-NTB dan ribuan santri yang menanti kehadirannya, presiden Jokowi sempat mengunjungi  Lombok Epicentrum Mall sebuah pusat pembelanjaan terbesar di Kota Mataram yang terletak di Jalan Sriwijaya. Selama di Mataram Presiden dan rombongan menginap di hotel Astoria Mataram.

Kemudian pada hari  kedua (Jumat 20/10-2017) Agenda Presiden  dipusatkan di KEK Mandalika Lombok tengah, Yakni : Meresmikan Masjid Nurul Bilad KEK Mandalika, yang dirangkai dengan pembagian serfikat tanah kepada 5700 warga masyarakat se- NTB.  Usai pembagian sertifikat, Presiden  langsung menuju Pantai Kuta kawasan Mandalika untuk meresmikan  beroperasinya  KEK Mandalika dan ditutup dengan menunaikan Salat Jumat di  Masjid Nurul Bilad. Namun hal yang sangat menarik dalam perjalanan  dari Mataram menuju KEK Mandalika, di sepanjang perjalanan, Jokowi disambut ribuan anak sekolah yang melambaikan bendera merah putih.  Maka di sepanjang perjalanan itu, presiden terus membagikan buku-buku  tulis kepada anak-anak sekolah yang menantinya di pinggir jalan.
Presiden Joko Widodo dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau KEK Mandalika, Jumat (20/10/2017)

Saat menutup Konferensi Internasional  Alumni Al-Azhar dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia di IC NTB, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Al-Azhar merupakan sebuah institusi besar yang melahirkan orang-orang dengan pemikiran besar. Di hadapan Wakil WOAG, Prof. Dr. Muhammad Fadhiel El-Qoushi, Jokowi mendukung tema yang diusung dalam konferensi tersebut, yaitu Moderasi Islam: Dimensi dan Orientasi. Terlebih menurut Jokowi, bagaimana membangun dakwah yang merangkul semua, terutama anak-anak muda dengan metode-metode efektif seperti media sosial.

Di era milenia saat ini dakwah di media sosial dapat dikatakan efektif untuk merangkul anak muda. Dengan demikian, moderasi dan toleransi dapat dipahami dan diterima oleh para generasi muda. Ia menegaskan menjadi kewajiban  bersama membangun dakwah-dakwah untuk generasi milenia, agar moderasi Islam dan tolerasi dipahami betul oleh anak-anak muda kita,” harap Jokowi di depan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi selaku Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) cabang Indonesia, Mustasyar, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin dan Menteri Setkab, Pramono Anung, disaksikan para ulama dari berbagai negara dan ribuan santri.

Karena itu, Jokowi mengajak semua untuk membangun ukhawah islamiyah, ukhawah wataniah, ukhawa basyariah kita. Karena inilah yang dibutuhkan negara ini dalam rangka mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain. Presiden menutup konferensi dengan harapan hasil-hasil konferensi yang ada dapat bermanfaat untuk membangun moderasi dan toleransi di tengah-tengah masyarakat.

Kemudian saat melakukan silaturrahmi dengan pengurus Pondok Pesantren se-NTB di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera. “Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini, Negara yang sangat besar dan kaya raya, yang tidak dimiliki oleh negara manapun di seluruh dunia,” ajaknya.

Sebagai Kepala Negara di NKRI ini, Jokowi menyadari bahwa merawat keberagaman yang ada di Indonesia ini tidaklah mudah. Banyak Negara-negara di dunia kagum terhadap Indonesia yang mampu merawat persatuan dengan baik di tengah keberagaman yang begitu komplek. “Banyak Negara di dunia yang selalu bertanya kepada saya bagaimana merawat keberagaman di Indonesia yang begitu banyak. Selain itu mereka juga selalu mengingatkan saya untuk selalu hati-hati merawat keberagaman agar tidak terjadi gesekan yang akan menimbulkan perpecahan”, ujar presiden. Seraya menekankan pentingnya semua pihak untuk berperan dalam menciptakan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memelihara dan menjaga kerukunan agar Negara ini tetap bersatu. “Saya mengajak dan menekankan agar persaudaraan betul-betul terus kita jaga dan pelihara agar NKRI ini tetap bersatu”, harap presiden Jokowi.

Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi kemudian mengadakan dialog dengan para santri, dan seperti biasa yang dilakukan dalam setiap kunjungan kerjanya di berbagai daerah, Presiden juga memberikan quis kepada santri dan santriwati. Bagi yang mampu menjawab dengan benar Presiden memberikan hadiah langsung berupa sepeda untuk kebutuhan sekolahnya. Terdapat 3 orang santri yang berhasil mendapat hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo. Selain hadiah sepeda, Presiden juga membagikan buku tulis kepada ribuan santri di Ponpes Qamarul Huda.

Selanjutnya, saat meresmikan mulai beroperasinya KEK Mandalika di patai kute, Presiden menyebut KEK Mandalika adalah proyek yang berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kawasan ini akan terus berkembang dan masyarakat akan merasakan manfaatnya,” ujarnya

Presiden kemudian menitip pesan kepada Gubernur dan Bupati bersama Forkopimda, yaitu: pertama, menghijaukan KEK Mandalika. “Penghijauan ini penting untuk membuat kawasan ini menjadi cantik. Menanam pohon harus dirawat, jangan hanya ditanam saja,” tegasnya. Kedua, ITDC harus menyiapkan pasar cinderamata. “Siapkan lahan untuk pasar cinderamata, agar masyarakat merasakan ikut menikmati adanya kawasan ini,” ujarnya. Ketiga, karakter bangunan di KEK Mandalika harus ada diferensiasi/pembeda dengan daerah lain. Provinsi NTB memiliki kekuatan arsitektur yang baik. “Kekuatan karakter kedaerahan harus dimunculkan,” kata Presiden.

Ke empat, perlu untuk menata cafe dan homestay dengan baik serta menyiapkan toilet yang berstandar internasional. “Mumpung pembangunan KEK Mandalika baru titik nol dimulai. Jadi, penataan kawasan ini betul-betul terkonsep dengan baik. Karena kita ingin kawasan mandalika ini menjadi kawasan yang besar bagi pariwisata Indonesia yang akan memberikan dampak kepada NTB,” ucap Presiden.

Kelima, kepada investor harus ada kontrak yang jelas. Jangan sampai di dalam kontrak tidak ada ketetapan waktu dimulainya proses konstruksi. “Kontrak beri waktu 6 bulan, jika belum dilakukan proses konstruksi pada waktu 6 bulan, setelah kontrak ditandatangani maka kontraknya langsung dicabut," tegasnya.

Sebelumnya di kawasan itu Presiden Jokowi juga membagikan sertifikat tanah kepada 5700 sertifikat kepada masyarakat se-NTB.  Padahal total bidang tanah yang harus disertifikatkan di NTB menurut mentri Agraria/ATR, Sofyan Jalid mencapai 1.669.000 bidang tanah. Sementara yang sudah terdaftar baru 52%, sehingga masih ada 807.000 bidang yang harus disertifikatkan, tuturnya.  Ia menjelaskan  dengan adanya program perintah Jokowi ini, insya Allah pada tahun ini bisa disertifikatkan 115.000 bidang, dibandingkan sebelumnya, kata Jalil  setiap tahun paling banyak mampu diselesaikan sekitar 15.000 sampai 20. 000 bidang per tahun.

Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa TGB menyampaikan terima kasih dan rasa syukur masyarakat NTB atas pembagian serfikat tanah tersebut. Dalam Bahasa Sasak TGB mengaku sempat mendengar dan menyaksikan  kegembiran masyarakat Lombok menyambut kedatangan Bapak Jokowi. “Tadi saya tanya ada dari Lombok Barat, Lombok Tengah Lombok Timur “demen” bapak ibu? Cemoh?.  Kenapa senang, karena memang bagi kami warga NTB, kata TGB memiliki tanah yang bersertifikat itu tak ternilai harganya. “Betul-betul itulah yang menjadi harapan masyarakat Nusa Tenggara Barat sehingga mohon berkenan Pak Presiden supaya ditugaskan pak menteri untuk bisa diselesaikan semua tanah tanah yang belum bersertifikat milik warga Nusa Tenggara Barat, supaya bisa semuanya,”ujar TGB.

Selain itu, TGB juga melaporkan kepada  presiden bahwa  sesuai dengan arahan presiden sebelumnya agar NTB fokus membangun daerah. Sesuai potensi unggulan yang dimiliki, yaitu; focus pada pertanian dan Pariwisata.  Alhamdulillah sejak 9 tahun  yang lalu, kata TGB, NTB fokus pada dua sektor tersebut. Hasilnya sungguh menggembirakan, ungkapnya. Produksi padi tahun ini  meningkat 13,5 persen menjadi sebnyak 2,36 juta gabah kering giling.  Bahkan produksi jagung di NTB, setelah tahun lalu Presiden Jokowi menetapkan HPP,  berdasarkan ramalan kedua BPS tahun ini meningkat 95% dibanding tahun 2016. Jika produksinya tahun lalu sebanyak 1,2 juta ton, maka ramalan kedua dari BPS tahun 2017  menjadi 2,1 juta ton. TGB kemudian mengusulkan kepada Presiden  Jokowi agar menugaskan Menteri Pertanian untuk menindaklanjuti penetapan HPP cabai rawit, cabe keriting, kemudian Bawang Putih dan Bawang Merah, guna meminimalisir dampak inflasi karena fluktuasi harga komoditi tersebut.

Menutup rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi NTB, Presiden Jokowi sempat mengajak Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi untuk foto selfie sebagai salah satu trik dalam mempromosikan keindahan pariwisata di kawasan Mandalika. Presiden dan TGB berfoto selfie dengan latar Pantai Kuta, usai meresmikan Beroperasinya KEK Mandalika, Jumat 20 Oktober 2017. Pantai Kuta merupakan salah satu pantai terindah di Lombok NTB yang memiliki garis pantai kurang lebih 7,2 km. di sebelah barat pantai, terdapat sebuah bukit yang dinamai Bukit Mandalika. Nama ini diambil dari cerita kuno masyarakat setempat, tentang seorang putri bernama Mandalika. Saat ini, kawasan tersebut sedang berkembang dan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Yakni proyek yang berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Marham/Humas dan Protokol Setda NTB)
Share:

Setelah Soekarno, Megawati, Gus Dur, Presiden Joko Widodo Kunjungi Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah


Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi bersilaturahmi dengan tokoh agama di Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah, Kamis (19/10/2017) malam
Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya di Provinsi NTB melakukan silaturrahmi dengan pengurus Pondok Pesantren se-NTB di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (19/10/2017).  Didampingi Mentri Agama RI Lukman Hakim Syaifudin dan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, kedatangan orang nomir satu di indonesia itu disambut  hangat oleh pengasuh Ponpes Qamarul Huda Bagu, TGH. L. M. Turmuzi Badarudin, Pengurus Besar NU Provinsi NTB Drs. Ahmad Taqiudin Mansur, Wakil Bupati Lombok Tengah, pimpinan ponpes se-NTB dan ribuan santri-santriwati beserta masyarakat Desa Bagu yang telah menunggu kedatangannya.

Selain Presiden Joko Widodo, Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno, Presiden Indonesia ke empat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden Indonesia ke lima Megawati Soekarnoputri juga pernah ke ponpes tertua di NTB ini.

Di hadapan ribuan santri dan masyarakat Desa Bagu yang hadir, Presiden Jokowi memaparkan Indonesia adalah merupakan Negara yang besar dengan 17.000 pulau-pulaunya yang indah, mulai dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari 714 suku dan 1100 lebih bahasa daerah dan juga sangat kaya akan sumberdaya alam yang melimpah. Oleh karena itu, orang nomor satu di Indonesia ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk itu jaga kerukunan dan persaudaraan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera.
Presiden Joko Widodo disambut antusias santri di Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah

“Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini, Negara yang sangat besar dan kaya raya, yang tidak dimiliki oleh Negara manapun di seluruh dunia, tentunya dengan terus menjaga dan membangun persaudaraan antar sesama yang beragam di Indonesia ini,” ajaknya.

Sebagai Kepala Negara di NKRI ini, Jokowi menyadari bahwa merawat keberagaman yang ada di Indonesia ini tidaklah mudah. Banyak Negara-negara di dunia kagum terhadap Indonesia yang mampu merawat persatuan dengan baik di tengah keberagaman yang begitu kompleks. “Banyak Negara di dunia yang selalu bertanya kepada saya bagaimana merawat keberagaman di Indonesia yang begitu banyak. Selain itu mereka juga selalu mengingatkan saya agar selalu hati-hati agar selalu hati-hati merawat keberagaman agar tidak terjadi gesekan yang akan menimbulkan perpecahan,” ujar presiden.

Oleh karena itu presiden menekankan akan pentingnya semua pihak untuk berperan dalam menciptakan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memelihara dan menjaga kerukunan agar Negara ini tetap bersatu. “Saya mengajak dan menekankan agar persaudaraan betul-betul terus kita jaga dan pelihara agar Negara NKRI ini tetap bersatu,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah NU Provinsi NTB Drs. TGH. L. Ahmad Taqiudin Mansyur dalam sambutan selamat datangnya mengatakan rasa bangga dan syukurnya atas kedatangan Presiden RI di Ponpes Qamarul Huda Bagu. Di hadapan Presiden Taqiudin mengungkapkan bahwa rasa syukur itu bukan hanya dirasakan dirinya saja, namun juga ribuan santri dan masyarakat Desa Bagu khususnya yang menunggu kedatangan Presiden Jokowi dengan penuh kesabaran.

“Kami berharap kedatangan Bapak Presiden RI Joko Widodo bukan hanya kali ini saja di NTB dan Ponpes Qamarul Huda Bagu ini. Namun juga semoga dapat terulang kembali pada acara Muktamar Nasional Nahdatul Ulama (NU) pada bulan November yang akan datang Presiden dapat hadir untuk membukanya”, harapnya. (Marham)

Share:

Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar Mesir Hasilkan Deklarasi Lombok

Presiden Joko Widodo menutup Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar Mesir di Islamic Center Mataram NTB, Kamis (19/10/2017)

Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia diselenggarakan selama tiga hari, mulai tanggal 17 sampai 19 Oktober 2017, di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Para narasumber pada konferensi itu memaparkan 45 kertas kerja yang mendiskusikan berbagai isu keislaman. Para pembicara memberikan apresiasi kepada Al-Azhar dan Imam Besar Prof. Dr. Ahmed El-Tayeb, Syaikh Al-Azhar atas upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menyebarkan moderasi Islam (wasathiyah).

Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifudin, dan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi yang telah memberikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya konferensi dan Multaqa.


Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar menegaskan bahwa:

1. Wasathiyah dalam Islam adalah sikap seimbang dalam pemikiran dan perilaku yang ditandai antara lain dengan hidup harmonis dengan berbagai komponen masyarakat. Rasulullah telah memberikan contoh hidup berdampingan dengan rukun dan damai dalam masyarakat Madinah di bawah konsep “al-muwathanah” (kesamaan kedudukan sebagai penduduk dan warga negara). Setiap warga, baik Muslim, Yahudi, maupun Nasrani, memiliki hak dan kewajiban yang sama, seperti yang tercantum dalam Piagam Madinah.

2. Agama Islam melalui Al-Quran dan Hadis telah secara sangat jelas menanamkan keimanan kepada semua ajaran dan kitab suci samawi ke dalam hati para pemeluknya. Islam juga menjamin kebebasan beragama kepada setiap warga yang tinggal di dalam satu wilayah dan satu negeri yang sama, sesuai firman Allah swt.: Tidak ada paksaan dalam beragama. Islam menjamin rasa aman bagi setiap orang yang berada di wilayahnya, tanpa melihat latar belakang agama, etnik dan golongan yang dianutnya.

3. Dalam pandangan Islam manusia berasal dari satu nenek moyang yang sama. Kesamaan itu meniscayakan perlunya saling mengenal yang pada gilirannya membuahkan kerja sama dalam melakukan kebajikan. Kesamaan itu juga meniscayakan perlunya memelihara kehormatan, darah, dan harta setiap manusia, apa pun agama yang dianutnya, selama tidak dalam kondisi peperangan.

4. Al-Azhar telah mengemban misi wasathiyah Islam selama lebih dari seribu tahun, dan terbukti mendapat sambutan hangat di seluruh belahan bumi. Hal itu karena metode yang dikembangkan dan diajarkan dibangun di atas dua pilar utama; ilmu-ilmu tekstual berdasarkan Al-Quran dan Hadis dan ilmu-ilmu kontekstual yang sejalan dengan akal pikiran manusia. Dengan demikian, para alumni Al-Azhar berkeyakinan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal. Al-Azhar juga mengajarkan budaya menghormati keragaman, mengembangkan hidup harmoni dan menghormati pendapat serta prinsip-prinsip dalam hubungan antar umat beragama.

Beradasarkan itu, para peserta merekomendasikan:

1. Perlunya memperluas jaringan alumni Al-Azhar dengan membuka cabang di seluruh belahan dunia, untuk secara bersama-sama dan bahu membahu memerangi pemikiran ekstrem dan radikal, antara lain pemikiran yang menghalalkan darah dan tindakan kriminal dengan mengatasnamakan agama.

2. Perlunya menyusun rencana dan langkah kongkrit terkait wacana keagamaan kontemporer yang melandasi kerukunan hidup umat manusia, menjauhi ujaran kebencian dan tindak kekerasan, menghormati sesama manusia, memelihara kehormatan jiwa, mencintai tanah air dan bela negara, serta mengukuhkan sikap moderat dan toleran.

3. Perlunya membuat perencanaan dan langkah-langkah kongkrit melalui pelatihan para dai dalam menghadapi fenomena ekstremisme, radikalisme dan fanatisme beragama, serta isu-isu terkait.

4. Perlunya menyebarluaskan secara massif respons ulama Al-Azhar terkait isu-isu yang mengancam kehidupan beragama yang moderat melalui jaringan alumni dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Perlunya menyebarluaskan teologi Asyari dalam masalah akidah yang merupakan benteng pelindung Islam dari pemikiran dan ideologi ekstrem dan radikal. Teologi Asyari tidak membenarkan tindakan saling mengkafirkan sesama orang yang berkiblat ke Kakbah.

6. Perlunya sikap kehati-hatian dalam menerima fatwa keagamaan yang ada di media sosial. Fatwa kegamaan harus merujuk kepada sumber-sumber yang otoritatif dengan memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.

7. Perlunya membentuk komite khusus untuk menindaklanjuti keputusan dan rekomendasi yang dihasilkan.

Mataram, 19 Oktober 2017
Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia

Ketua Umum
Dr. TGB. M. Zainul Majdi

Mustasyar,
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive