Be Your Inspiration

Tuesday 17 October 2017

Pantai Lolat Lombok Timur Tak Selicin Namanya


 
Hotel Ekas Break yang ada di Pantai Lolat Lombok Timur
PANTAI Lolat Desa Ekas Buana Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur (Lotim) adalah salah satu pesona yang terpendam. Pantai Lolat ini merupakan sederetan pantai indah yang segaris dengan Pantai Surga, Pantai Kura-kura, Pantai Ekas dan Rungkang dan lainnya. Pantai yang terletak di desa paling selatan di Lotim ini membuat banyak investor yang tertarik.

Kepala Desa Ekas Buana, Nurman menyebut tempat-tempat strategis yang ada di pinggir pantai ini sudah dimiliki para investor dan siap berinvestasi. Banyaknya pantai yang indah di bagian selatan ini katanya memang menjadi data tarik tersendiri.

Seperti Pantai Lolat, terlihat tidak jauh dari pantai sudah mulai dibangun sejumlah hotel. Di antaranya Heaven on the planet. Hotel ini berada di atas bukit yang menjorok menghadap langsung ke pantai. Investor-investor kaya lainnya siap menjalankan investasinya.

Sales Manager PT Ekas Break, Heru Firmanto menyebut pemiliknya sudah siap melakukan investasi besar sekelas hotel bintang lima di dekat Pantai Lolat ini. Sebagai bentuk keseriusannya, infrastruktur jalan menuju kawasan Pantai Lolat ini dibuka sendiri. Sejumlah berugak sengaja dipersiapkan untuk memperkenalkan keindahan alam Pantai Lolat.

Berkunjung ke Lolat lebih menarik saat menjelang matahari terbit (sunrise). Detik-detik menjelang terbitnya sang surya di ufuk timur ini menjadi bagian terindah yang bisa dinikmati wisatawan. Karenanya, sejumlah pelaku wisata ini membuat paket menikmati sunrise ini dengan sengaja datang ke Pantai Lolat.

Melihat tren pertumbuhan investasi di wilayah selatan ini, Heru yakin dalam lima tahun ke depan, kawasan Ekas Buana akan menjadi daerah kunjungan wisata yang sangat ramai. Beberapa tahun ini saja, sudah mulai banyak wisatawan yang datang.

Berbicara pantai di wilayah Ekas Buana khususnya seperti tidak ada habisnya. Pilihan-pilihan untuk menyenangkan wisatawan cukup banyak. Alternatif berwisata pantai di Lotim bagian selatan ini tidak ada habisnya. Bosan terhadap satu obyek wisata pantai, bisa meluncur ke pantai-pantai lainnya.

Khusus Lolat, menawarkan aktivitas surving atau berselancar bagi wisatawan. Gulungan ombak pantai di Teluk Ekas ini memberikan penawaran menarik bagi wisatawan yang hendak menikmati nikmatnya berselancar. Para pemula pun melakukan aktivitas selancar di daerah ini.

Soal infrastruktur jalan, bagi sebagian wisawan sebenarnya tidaklah menjadi masalah. Jalan yang rusak ada juga yang menikmatinya. Hanya saja, bagi ruas jalan yang sudah dihotmic namun kembali rusak diharap bisa diperbaiki kembali oleh pemerintah.

Meski sebutan sejumlah orang, jalan neraka pantai surga setidaknya tidak demikian pandangan umum dari para wisatawan. Pasalnya, salah satu keseruan berwisata juga ada kondisi medan yang dilalui menuju kawasan objek wisata asalkan tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan para wisatawan. (Rusliadi)
Share:

Tiu Roton, Air Terjun Mempesona di Lombok Utara

Air jernih di Air terjun Tiu Roton Lombok Utara

JALAN-jalan di akhir pekan banyak dilakukan setelah jenuh dengan pekerjaan selama seminggu. Jika bosan dengan suasana pantai, maka bisa mencoba untuk bertamasya ke air terjun Tiu Roton yang berada di Dusun Tiu Roton, Desa Terengan, Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Menurut Amaq Rahman, penjaga sekaligus tukang parkir di Tiu Roton, nama Tiu Roton sudah ada sejak zaman dahulu kala. “Dinamakan Tiu Roton karena banyak batu yang ada di atasnya bersusun-susun,” terangnya.

Tiu Roton merupakan sebuah aliran sungai yang di bagian bawah memiliki air terjun. Di pemandian ini, terdapat dua jenis beringin besar yang berada di kanan dan kiri jalan.

Ketinggian air Tiu Roton sendiri antara 4-5 meter dengan arus air yang cukup deras. Di bawah air terjun memiliki kolam-kolam kecil yang banyak dijadikan area mandi bagi para pengunjung. Kedalaman kolam juga tidak terlalu dalam, sehingga tidak heran banyak anak kecil yang bebas bermain air di situ.

Jika tidak ingin bermain di air terjunnya, pengunjung bisa menyusuri jalan setapak yang ada untuk menyusuri sungai. “Mata airnya berasal dari mata air Lokoq Ninting, sama seperti yang di Jenggala,” kata Amaq Rahman.

Ia menambahkan, jika mata air ini mengalir sampai di Pemenang sana. Jadi, tidak heran air sungainya terasa dingin dan sejuk karena berasal dari pegunungan. Di sungai ini juga, hampir tidak ada sampah anorganik kecuali sampah dedaunan dari pohon sekitarnya.

Fasilitas di Tiu Roton sendiri cukup bagus dengan jalan dan area pendukung yang memadai. “Fasilitas dibangun 2 tahun yang lalu,” kata Amaq Rahman.
Tiu roton sendiri ramai saat akhir pekan. “Banyak juga yang datang dari Mataram untuk berlibur di sini,” tambahnya.

Fasilitas parkir sendiri berada di pintu masuk air terjun. Tarif parkir sendiri hanya dibanderol Rp 2 ribu untuk motor dan Rp 5 ribu untuk mobil.

Perjalanan dari Mataram menuju Tiu Roton sendiri hanya memakan waktu 1 jam perjalanan. Untuk menuju lokasi, setelah sampai Bangsal Pemenang, belok ke kanan nanti akan menemukan jalan pertigaan, belok kanan. Di jalan nanti, kita akan menemukan plang penunjuk jalan ke Tiu Roton. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Mau Maling di Lombok, Awas Ketahuan Lewat Kendi Maling

H. Mustaqim, salah satu perajin kendi maling di Dusun Tongkek Penujak Praya Barat Lombok Tengah

Kerajinan gerabah di NTB sudah ada sejak zaman dahulu kala. Gerabah memiliki berbagai macam fungsi yang berbeda-beda tergantung kegunaannya. Salah satu gerabah yang menjadi ciri khas Lombok adalah kendi maling yang memiliki bentuk unik.

Menurut H. Mustaqim, pembuat gerabah di Dusun Tongkek, Desa Penujak, Praya Barat, dinamakan kendi maling, karena cara kerjanya yang seperti maling yaitu bersembunyi.

“Airnya dimasukkan dari bawah kendi, sehingga nanti kalau penuh airnya akan masuk ke bagian sampingnya,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Kendi tradisional Sasak, tuturnya, terdiri dari dua jenis. Pertama, kendi biasa dan kendi maling. Tampilan kendi maling sendiri berbeda dengan kendi biasa. Di mana kendi maling memiliki penutup yang melekat di bagian atasnya yang tidak dimiliki kendi biasa.

Khusus di Dusun Tongkek, ujar H. Mustaqim, hanya dirinya dan istrinya yang membuat kendi maling. Sementara perajin lain memilih membuat hasil gerabah yang berbeda. “Seminggu bisa buat 10 kendi. Jadi dibakarnya kalau sudah 2 -3 minggu yang dapat 30 kendi biar banyak yang dibakar,” terangnya.

Kendi maling yang dijemur sebelum dibakar.
Sebelum dibakar, kendi biasanya dijemur dulu selama sehari agar kering. Kendi dibakar dengan menggunakan jerami atau sekam padi agar pembakarannya merata ke semua sisi kendi.

Bahan baku untuk kendi sendiri diperoleh dari gunung. Untuk membuat 10 kendi, biasanya dirinya menghabiskan 1 karung tanah. Dalam membuat kendi maling, bisa diukir sesuai order atau pesanan. Namun, H. Mustaqim banyak membuat kendi bermotif polos. Kendi biasanya biasanya setelah dibakar menjadi 3 warna, yakni warna merah, hitam dan merah hitam. “Warna merah hitam ini dapatnya dari pakai asem, sedangkan yang warna hitam itu dicat setelah dibakar,” jelasnya.

Harga kendi maling ini dibanderol Mustaqim sebesar Rp 100 ribu/buah untuk wisatawan asing. “Menurutnya, wisatawan asing lebih menyukai kendi maling dibandingkan dengan warga lokal. “Kalau yang lokal lebih suka yang kendi biasa karena banyak yang pakai untuk acara nikahan,” terangnya.

Mustaqim menjelaskan, saat masa jayanya gerabah Penujak, kendi maling dijual sampai ke luar negeri. “Kita ndak buat kendi ini kalau ndak ada orderan. Ini saja pesanan dari hotel di Senggigi dan Kuta,” terangnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Alumni Al Azhar Mesir Gelar Konferensi Internasional di NTB akan Dibuka Presiden Jokowi

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi bersama peserta konferensi internasional Alumni Al Azhar Mesir di Mataram NTB

Para peserta konferensi internasional alumni Al Azhar Mesir dan  Multaqa nasional IV alumni Al Azhar  Mesir sebagian besar sudah tiba di provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kedatangan para peserta Konferensi  sekitar 400 orang  dari berbagai  negara yang mengkonfirmasi akan hadir pada perhelatan konferensi international di Mataram NTB yang merupakan para ulama Alumni Al Azhar Kairo Mesir,  sebenarnya sebagian sudah  tiba  di Mataram hari Senin ( 16/10-2017). Dan pada Selasa 17 Oktober 2017, seluruh peserta/delegasi dari berbagai negara diperkirakan sudah seluruhnya tiba di Mataram Nusa Tenggara Barat.

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi (kanan) berbincang santai dengan peserta konferensi internasional alumni Al Azhar Mesir
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.TGH. M. Zainul Majdi yang lebih dikenal sebagai Tuan Guru Bajang mengadakan jamuan makan malam atau welcoming dinner kepada seluruh peserta dan delegasi di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa malam (17/10- 2017). Dalam jamuan makan malam ini ditampilkan kesenian bernuansa Islami.

Sementara Rabu (18/10/2017) agenda Multaqa IV Alumni Al-Azhar Indonesia dibuka di Islamic Centre Nusa Tenggara Barat di Mataram.


Selanjutnya  Presiden RI, Bapak Ir. H. Joko Widodo dijadwalkan membuka secara Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar di Islamic Centre, Kamis (19/10-2017). (Marham)
Share:

Bima dengan Destinasi Andalan Wisata yang Masih Perawan

Gua Ringi Ncanga yang ada di Bima dan menjadi daya tarik wisatawan. 

Tren berwisata semakin melanda wisatawan millenial. Tidak heran jika wisatawan millenial ini dapat berkunjung ke tiga bahkan sampai lima destinasi dalam satu kali perjalanan. Nampaknya hal ini cukup menarik untuk dilakukan. Selain menghemat waktu, wisatawan mendapatkan keuntungan dengan berkunjung ke berbagai destinasi yang indah dalam satu kali perjalanan. Misalnya 10 destinasi wisata yang ada di ujung Kabupaten Bima. Terdapat berbagai macam destinasi yang dapat dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Bima.

Ada Pantai Kalaki, Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Pink Bima dan Pantai Ule. Ada pula Pantai Kolo, Pantai Sonumbe, Museum Asi Mbojo, Gua Ringi Ncanga dan Pulau Kambing. Semua destinasi ini wajib dikunjungi. Sebab masing-masing destinasi memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.

“Beberapa pantai itu bisa sekali jalan karena lokasinya berdekatan,” kata Warga Sape Kabupaten Bima Muhammad Isnaini, di Mataram, Kamis (12/10/2017).

Salah satu pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan saat ini adalah Pantai Kalaki. Pantai ini berada di Teluk Bima yang terkenal dengan lautnya yang tenang dan dangkal serta kehidupan bawah lautnya yang masih terjaga. Selain itu ada pula Pantai Lawata yang menjadi favorit wisatawan di Bima. Pantai ini selalu menjadi rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi selama liburan di Bima. Posisinya berada di batas terluar dari Kota Bima berupa tonjolan yang mengarah ke luar teluk.

Selain itu, ada pula Pantai Ule adalah pantai yang hanya berjarak 5 menit berkendara dari pusat kota Bima. Dengan jarak yang dekat dan akses yang mudah pantai ini sempat menjadi tujuan utama rekreasi warga Bima. Ada pula Pantai Kol yang ada di Kecamatan Asakota yang berjarak 30 menit berkendara dari pusat kota. Sehingga sangat mudah diakses oleh wisatawan. “Memang banyak pantai di Bima. Lokasinya juga dekat-dekat, selain itu juga mudah dijangkau,” ujarnya.

Masih di Kecamatan Asakota, ada pula Pantai Sonumbe. Lokasi pantai ini berada di ujung teluk Bima dan masih sederet dengan kawasan pesisir pantai Kolo. Dari pusat kota Bima, wisatawan dapat berkendara ke arah utara sejauh 20 kilometer. Selain itu, ada pula wisata berupa gua.  Salah satu gua yang ditemukan dan menjadi tujuan wisata adalah Gua Ringi Ncanga. Gua tersebut berada di wilayah administratif kelurahan Oi Fo’o, Kecamatan Rasana’e Timur, Kota Bima yang hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari pusat kota. “Masih banyak destinasi wisata di Bima. Saya berharap wisatawan banyak yang datang,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB) 
Share:

SMAN 7 Mataram Meriahkan Inspiratif Expo Diskominfotik NTB 2017

Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno menyerahkan hadiah pada peraih doorprize dari RSJ Mutiara Sukma pada acara Diskominfotik NTB, Minggu (15/10/2017) 
Inspiratif Expo Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) NTB pada pekan ke 8, Minggu (15/10/2017) dimanfaatkan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma NTB untuk merayakan puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober lalu. Hadir juga dari pihak RSUP yang merayakan Hari Kanker Payudara Sedunia yang tepat jatuh, Minggu (15/10/2017) .

Acara semakin meriah oleh penampilan kesenian tradisional oleh SMAN 7 Mataram, sehingga menjadikan momen Inspiratif Expo pada Car Free Day di depan Kantor Diskominfotik NTB semakin meriah. Panggung Inspiratif Expo Diskominfotik NTB ajang generasi muda berprestasi dan OPD berkinerja "Sampaikan Informasi Bermanfaat", didukung Harian Suara NTB/Ekbis NTB, Lombok Post, LombokTV, iNewsTV, TVRI NTB, MetroTV-NTB, TV9, RRI Pro 2 FM Mataram dan Radio Global FM Lombok.
Penampilan grup rudat SMAN 7 Mataram di Inspiratif Expo Diskominfotik 2017
Tema Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun ini adalah “Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja”. Dengan berseragam serba oranye, para petugas RSJ Mutiara Sukma mengkampanyekan pentingnya memperhatikan kesehatan jiwa di tempat kerja demi terjaganya produktivitas.

“Seperti lirik lagu Indonesia Raya, bangunlah jiwanya, bangunlah raganya, untuk Indonesia Raya. Jadi kesehatan jiwa itu yang utama. Ketika sehat jiwa maka sehat raga!” ujar Direktur RSJ Mutiara Sukma NTB dr. Elly Rosila Widjaya, SpKJ. MM, yang menyampaikan materi di depan masyarakat yang hadir pada acara.

Selain memberikan penyuluhan, pihak RSJ juga memberikan tes kesehatan jiwa gratis kepada masyarakat dan beraneka doorprize menarik kepada masyarakat seperti sepeda, TV, Handphone, Rice Cooker, dan aneka hadiah menarik lainnya. Tampil juga Waras Band, group vocal yang beranggotakan pasien RSJ yang sembuh total didampingi oleh petugas medis.
Siswa SMAN 7 Mataram menunjukkan kepiawaiannya bermain peresean di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB 2017

Setelah kampanye Kesehatan Jiwa oleh RSJ, tampil juga pihak RSUP dengan para surviver kanker payudara mengenakan seragam serba pink,  menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan payudara bagi para wanita. Wanita diminta untuk rajin mengecek payudara masing-masing, baik secara individu maupun pemeriksaan secara medis.

“Kanker payudara lebih banyak membunuh daripada kanker serviks. Jika masih stadium awal kemungkinan untuk sembuh bisa 100% tetapi kalau sudah masuk stadium 3-4 kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Maka periksakanlah kesehatan payudara Anda,”  jelas dr. Ramses.

Penonton semakin banyak mengerubungi panggung Inspiratif Expo , ketika SMAN 7 Mataram menampilkan pertunjukan peresean, karate, Tari Rudat, Tari Selemor Ate dan Tembang Asmarandane dalam empat bahasa, Bahasa Sasak, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang.

Tidak hanya panggung yang meriah, stan Inspiratif Expo juga diramaikan oleh komunitas Buku Ini Aku Pinjam BIAP dengan buku-buku yang dapat dipinjam oleh penonton. Dari anak-anak sampai orang tua tampak antusias meminjam buku-buku dari komunitas literasi tersebut. (Marham)
Share:

Monday 16 October 2017

Mempercantik Rumah dengan Ukiran Kayu Tiga Dimensi Khas Jepara di Lombok

Menggambar motif kayu untuk ukiran tiga dimensi di Bumi Sasak Gallery 

KAYU memang banyak digunakan oleh masyarakat terutama perajin untuk diubah menjadi berbagai kerajinan yang bernilai tinggi. Apalagi jika diberi ukiran dengan motif dan tema yang menarik maka harga kerajinan tersebut akan semakin mahal. Selama ini, daerah yang terkenal dengan produk ukiran kayunya adalah Jepara yang sejak dulu menjadi sentra ukiran kayu. Tetapi ternyata tidak perlu jauh ke Jepara, di Ampenan tepatnya di jalan Arya Banjar Getas, Tanjung Karang terdapat galeri yang menghasilkan kerajinan ukiran kayu berkualitas tinggi.

Menurut Joko Hermanto, pemilik Bumi Sasak Gallery, usaha yang dibangunnya sejak 4 tahun yang lalu ini membuat berbagai macam ukiran tergantung keinginan si pemesan. “Saya belajar mengukir memang turunan dari keluarga yang memang pecinta seni,” jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu di galerinya.

Ia menjelaskan jika ukiran kayu yang diminati adalah ukiran 3 dimensi di mana gambar ukirannya dibuat timbul, sehingga gambarnya terlihat jelas. “Tetapi proses sampai jadi membutuhkan waktu yang lama karena prosesnya yang panjang,” kata Joko.

Ia menjelaskan jika tahap pertama yang dilakukan adalah membuat bentuk kayunya yang diubah menjadi sesuai keinginan pemesan seperti pintu, jendela, dinding, kaca, atau lainnya. Baru kemudian, dirinya menggambar tema yang diinginkan pada media kayu. “Untuk menggambarnya bisa membutuhkan waktu sampai 1 minggu karena harus detail dan disesuaikan dengan ukuran tempatnya,” jelasnya.
Kayu ukiran tiga dimensi khas Jepara di Bumi Sasak Gallery Lombok

Setelah digambar, barulah kemudian kayu akan diukir yang membutuhkan konsentrasi tinggi karena harus sesuai dengan gambar yang ada. “Misalnya seperti gambar naga, untuk sisiknya itu harus hati-hati diukirnya karena ukurannya kecil,” jelas Joko.

Proses mengukir sendiri, terangnya, membutuhkan waktu sampai berbulan-berbulan. “Makanya harganya menjadi mahal karena prosesnya lama,” ujarnya. Tema yang paling banyak diminta adalah tema tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Harga yang dibanderol untuk kerajinan ukiran kayu ini dihargai Joko mulai dari Rp 50 ribu sampai puluhan juta tergantung tingkat kesulitannya. Ia mengaku jika pemesannya kebanyakan perseorangan maupun dari pelaku usaha seperti pemilik hotel. “Kalau untuk hotel, kita sesuaikan dengan ukuran yang mereka minta,” ujarnya.

Menurutnya peluang pasar di Lombok sendiri masih terbuka lebar apalagi pariwisata di sini yang sedang berkembang dengan pesat. Selain ukiran kayu, galerinya juga membuat cukli serta lukisan untuk menunjang interior rumah. “Cukli yang kita buat juga kita modifikasi agar desain cukli tidak hanya itu-itu saja,” akunya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Tembolak, Tudung Saji Tradisional Lombok Lebih Baik dari Tudung Plastik

Amaq Nurhayati dengan tembolak buatannya

TUDUNG saji digunakan oleh masyarakat untuk menutup makanan agar terhindar dari lalat atau lainnya. Di Lombok sejak dahulu kala, masyarakat sudah memiliki tudung saji tradisional sebelum adanya tudung saji modern dari plastik seperti sekarang yang dikenal dengan nama tembolak. Tembolak terbuat dari daun lontar yang dibentuk melingkar dan berwarna cerah yang digunakan untuk menutup makanan atau dulang saat ada acara-acara besar.

Desa Lelong, Kecamatan Praya Tengah merupakan daerah yang dikenal sebagai penghasil tembolak yang beredar di pasaran. Di desa ini ada 2 dusun yang menjdi sentra produksi tetapi yang paling dikenal adalah di Lendang Re yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai perajin tembolak.
Menurut salah satu perajin tembolak, Amaq Nurhayati, produksi tembolak di dusunnya sudah ada sejak zaman nenek moyang. “Tapi modelnya masih sederhana dan biasa, tidak seperti sekarang,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu di rumahnya.

Dirinya sendiri sudah menjadi perajin tembolak sudah puluhan tahun yang lalu. Menurutnya, proses membuat tembolak membutuhkan waktu yang lama, karena ada banyak proses yang dilalui sampai jadi ke tangan pembeli. “Pertama kita buat dulu lingkaran awalnya dari bambu. Kalau saya pakai satu bambu untuk 1 tembolak sehingga kuat,” jelasnya.
Tembolak yang sudah jadi

Baru kemudian daun lontar diberi pewarna dan dijemur sampai kering. Proses selanjutnya yaitu membuat bagian atas tembolak atau hiasannya yang membutuhkan proses yang lama. “Saya masih menggunakan motif asli tembolak yaitu dengan menggunakan 4 warna. Tidak seperti yang lain menggunakan bekas tenun untuk hiasannya,” kata Amaq Nurhayati.

Setelah jadi, barulah semua bahan disatukan menggunakan cetakan agar hasilnya lebih rapi. “Dalam sehari kalau tidak banyak pekerjaan, bisa jadi 10 buah tembolak tapi itu sudah prosesnya lama,” jelasnya.

Ia mengaku jika untuk membuat ratusan tembolak dirinya membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan, karena hanya berdua dengan istrinya. “Mungkin besok bulan maulid selesainya ini,” tukasnya.
Setelah selesai dirangkai, barulah tembolak diwarnai kembali dengan warna-warna terang seperti merah agar menarik perhatian. “Modal yang saya keluarkan untuk membuat tembolak itu bisa sampai Rp 500 ribu untuk membeli bahan baku,” kata Amaq Nurhayati.
Lontar untuk bahan baku tembolak

Ia biasanya membeli bahan baku di pengepul di dusunnya. Jika ada modal, dirinya membayar pakai uang, tapi kalau ndak, dibayar dengan tembolak

Diakuinya, kualitas tembolak menentukan harga tembolak di pasaran. Sementara kalau pengepul membeli tembolak di dirinya harus membayar Rp 5.000 per tembolak. Sementara di perajin lainnya, pengepul bisa membeli Rp 2.500/buah.
bambu untuk pembuatan tembolak

Adanya tudung saji plastik, menurut Amaq Nurhayati, tidak menjadi permasalahan bagi tembolak tradisional. “Soalnya kalau pakai yang plastik itu, kotoran bisa masuk tapi kalau pakai ini kan rapat, aman jadinya,” jelasnya.

Apalagi masih banyak masyarakat yang lebih menyukai tembolak lontar, karena warnanya yang cerah, sehingga gampang dikenali. Tidak heran, tembolak buatan dusun ini banyak dijual bahkan sampai Pulau Sumbawa dan Bali. “Kalau nyari tembolak, pasti sebutnya di Lelong saja soalnya di sini saja yang buat dan paling dikenal,” klaimnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive