Be Your Inspiration

Monday 16 October 2017

Mempercantik Rumah dengan Ukiran Kayu Tiga Dimensi Khas Jepara di Lombok

Menggambar motif kayu untuk ukiran tiga dimensi di Bumi Sasak Gallery 

KAYU memang banyak digunakan oleh masyarakat terutama perajin untuk diubah menjadi berbagai kerajinan yang bernilai tinggi. Apalagi jika diberi ukiran dengan motif dan tema yang menarik maka harga kerajinan tersebut akan semakin mahal. Selama ini, daerah yang terkenal dengan produk ukiran kayunya adalah Jepara yang sejak dulu menjadi sentra ukiran kayu. Tetapi ternyata tidak perlu jauh ke Jepara, di Ampenan tepatnya di jalan Arya Banjar Getas, Tanjung Karang terdapat galeri yang menghasilkan kerajinan ukiran kayu berkualitas tinggi.

Menurut Joko Hermanto, pemilik Bumi Sasak Gallery, usaha yang dibangunnya sejak 4 tahun yang lalu ini membuat berbagai macam ukiran tergantung keinginan si pemesan. “Saya belajar mengukir memang turunan dari keluarga yang memang pecinta seni,” jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu di galerinya.

Ia menjelaskan jika ukiran kayu yang diminati adalah ukiran 3 dimensi di mana gambar ukirannya dibuat timbul, sehingga gambarnya terlihat jelas. “Tetapi proses sampai jadi membutuhkan waktu yang lama karena prosesnya yang panjang,” kata Joko.

Ia menjelaskan jika tahap pertama yang dilakukan adalah membuat bentuk kayunya yang diubah menjadi sesuai keinginan pemesan seperti pintu, jendela, dinding, kaca, atau lainnya. Baru kemudian, dirinya menggambar tema yang diinginkan pada media kayu. “Untuk menggambarnya bisa membutuhkan waktu sampai 1 minggu karena harus detail dan disesuaikan dengan ukuran tempatnya,” jelasnya.
Kayu ukiran tiga dimensi khas Jepara di Bumi Sasak Gallery Lombok

Setelah digambar, barulah kemudian kayu akan diukir yang membutuhkan konsentrasi tinggi karena harus sesuai dengan gambar yang ada. “Misalnya seperti gambar naga, untuk sisiknya itu harus hati-hati diukirnya karena ukurannya kecil,” jelas Joko.

Proses mengukir sendiri, terangnya, membutuhkan waktu sampai berbulan-berbulan. “Makanya harganya menjadi mahal karena prosesnya lama,” ujarnya. Tema yang paling banyak diminta adalah tema tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Harga yang dibanderol untuk kerajinan ukiran kayu ini dihargai Joko mulai dari Rp 50 ribu sampai puluhan juta tergantung tingkat kesulitannya. Ia mengaku jika pemesannya kebanyakan perseorangan maupun dari pelaku usaha seperti pemilik hotel. “Kalau untuk hotel, kita sesuaikan dengan ukuran yang mereka minta,” ujarnya.

Menurutnya peluang pasar di Lombok sendiri masih terbuka lebar apalagi pariwisata di sini yang sedang berkembang dengan pesat. Selain ukiran kayu, galerinya juga membuat cukli serta lukisan untuk menunjang interior rumah. “Cukli yang kita buat juga kita modifikasi agar desain cukli tidak hanya itu-itu saja,” akunya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive