Be Your Inspiration

Tuesday 24 July 2018

Jika Hadiri Acara Konferensi Ulama Internasional di Lombok, Sinyal Jokowi Pilih TGB sebagai Cawapres ?


Presiden Jokowi bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat hadir di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika tahun 2017 lalu 
Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) diundang Panitia Konferensi Ulama Internasional yang akan digelar tanggal 26 sampai 29 Juli 2018 di Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Diundangnya presiden di acara konferensi ulama internasional ini menurut Ketua Panitia Pelaksana TGH. Fauzan Zakaria tidak berkaitan dengan politik, terutama berkaitan dengan calon presiden dan calon wakil presiden.

‘’Kami mengundang Bapak Presiden untuk hadir di acara ini. Tapi sampai sekarang, belum ada kepastian apakah beliau akan hadir atau tidak. Namun, yang jelas konferensi ini tidak kaitan dengan masalah politik, baik capres atau cawapres,’’ tegasnya saat konferensi pers di Media Center Kantor Gubernur NTB, Selasa (24/7/2018).

Dalam hal ini, ujar Fauzan Zakaria yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini, menegaskan, pihaknya akan memanfaatkan momen konferensi internasional ini untuk promosi pariwisata yang dimiliki NTB. Bahkan, pihak BPPD NTB sudah mempersiapkan flash disk yang berisi tentang potensi pariwisata NTB, baik yang ada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terhadap peserta konferensi.

Tidak hanya itu, ungkapnya, pihak panitia akan mengajak peserta konferensi berkunjung ke beberapa objek wisata yang ada di Pulau Lombok. Setidaknya dari kunjungan singkat di Pulau Lombok ini menjadi bahan bagi mereka untuk menceritakan tentang potensi wisata yang dimiliki NTB, khususnya wisata syariah atau halal yang sedang digaungkan pemerintah daerah. 

Selain itu, saat konferensi berlangsung, pihaknya akan meminta waktu sebentar pada peserta untuk mempromosikan potensi yang dimiliki NTB. Bahkan, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi juga akan diarahkan untuk mempromosikan potensi yang dimiliki saat memberikan sambutan di hadapan peserta. ‘’Kita juga akan meminta doa pada ulama yang hadir agar Indonesia tetap aman dan damai. Termasuk mampu memilih pemimpin yang sesuai harapan seluruh rakyat Indonesia,’’ ujarnya. 

Nama Gubernur NTB ini masuk dalam bursa Calon Wakil Presiden Jokowi untuk periode kedua bersama dengan sejumlah tokoh-tokoh nasional, seperti Mahfud MD, H. Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, M. Romahurmuziy, Airlangga Hartarto. Siapa yang dipilih Jokowi, kita lihat tanggal mainnya saat pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden awal Agustus 2018. 
(Marham)


Share:

Sunday 15 July 2018

Dispar Lombok Timur, Belajar Kelola Destinasi Wisata ke Pulau Jawa


Jajaran Dinas Pariwisata Lotim saat berkunjung ke objek wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, Kamis (11/7/2018).  
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) belajar tentang tata kelola destinasi wisata di daerah-daerah yang diakui sudah lebih dulu berkembang. Seperti Bali dan Jawa. Seperti dilakukan pada Kamis (11/7/2018 ) lalu, jajaran Dispar Lotim mengunjungi objek wisata Candi Prambanan, Yogyakarta.



Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan terbilang terindah di Asia Tenggara itu diketahui merupakan warisan dunia yang sudah di tetapkan UNESCO. Komplek Candi seluas 39,8 hektar sangat ramai dikunjungi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Masuk kompleks candi pengunjung dewasa membayar biaya masuk sebesar Rp 40 ribu dan Rp20 ribu bagi anak-anak. Meski di dalam ada beberapa pilihan suguhan atraksi unik berbayar, namun sangat banyak yang menikmatinya. Selain suguhan keunikan candi setinggi 47 meter, para pengunjung bisa berswafoto dan menikmati sajian atraksi yang cukup beragam. Meski di luar harga tiket, namun cukup banyak yang menikmati kesenangan berwisata di Candi Prambanan atau disebut juga Candi Roro Jongrang ini. Sekitar kawasan candi ini juga sudah ada museum.

Di pintu keluar, semua pengunjung melewati pasar yang menjual oleh-oleh khas Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ada baju dan souvenir dengan beragam bentuk dan model yang menarik. Penempatan pasar pada pintu keluar seperti "memaksa" pengunjung untuk berbelanja.  

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dispar Lotim, Ahyak Mudin mengatakan secara prinsip semua destinasi itu sama. Ada objek wisata berupa alam pantai, gunung dan situs budaya serta situs bersejarah lainnya. Hanya saja dalam tataran manajerial ada beberapa perbedaan-perbedaan. Termasuk yang  bisa dipelajari di Perambanan yang dinilai sudah cukup profesional dalam menata destinasi.

Dalam hal manajemen tata kelola destinasi, Lotim perlu banyak belajar dari Bali dan Jawa. Pilihannya berkunjung ke Yogyakarta, khususnya ke Taman Wisata Prambanan karena diketahui sudah ada keterlibatan masyarakat sekitar dan pemerintah. Destiasi dikelola oleh masyarakat dengan konsep Destination Managament Organization (DMO). "Ini bisa menjadi sampel yang bagus untuk dikembangkan di Lombok Timur," ungkapnya.



Menurut Ahyak, DMO ada dua sisi besar. Bisa melibatkan masyarakat pada sisi pertama dan kehadiran dari pemerintah sendiri. Jajaran pemerintah, tersebut Dispar perlu mendorong penguatan sumberdaya manusia di birokrasi dan pelaku wisata. Sisi kedua perlu penguatan komunitas-komunitas pelaku wisata. Banyak komunitas yang perlu di dorong terus untuk lebih profesional. "Seperti Pokdarwis, kelompok wanita dan komunitas lain yang ada  di sekitar destinasi wisata," ucapnya.

Penguatan kapasitas pun tidak bisa sembarangan. Perlu dibuatkan kelembagaannya. Terpenting keterakuan komunitas dalam bentuk regulasi. "Semisal ada SK Bupati untuk melegalkan komunitas tersebut sehingga tidak berbenturan dengan komunitas lain," imbuhnya.

Selanjutnya mengenai kemasan atau desain di kawasan destinasi dalam konteks wisata kekinian tidak perlu sama. Apa yang terlihat di Perambanan tidak sama karakteristiknya dengan Lombok. Pasalnya, dalam pengaturan tata kelola harus melihat karakteristik destinasi. Semisal soal kepurbakalaan atau situs-situs budaya mungkin berbeda dengan pantai atau gunung yang menjadi karakteristik Lotim. "Karenanya kita  coba fokuskan pembelajarannya pada manajemen.

Masalah desain destinasi lanjutnya, sedapat mungkin tata lay out-nya tidak meninggalkan karakteristik setempat. Tata kelola ini harus berkelanjutan. Tidak saja bangunan fisik yang dihadirkan. Semisal spot foto di objek wisata. Tidak diinginkan bertahan setahun saja lalu ditinggalkan karena berubah. "Kita inginnya yang sustainabel, antar fisik dan program ini berkelanjutan. Pemeritah dengan peran serta masyarakatnya semua berkelanjutan menikmati kemajuan wisata," katanya. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Monday 2 July 2018

Asesoris Dreamcatcher Made in Lombok Dikirim ke Bali dan Australia

Asesoris penangkap mimpi yang diproduksi di Batulayar. Asesoris ini bisa dipergunakan untuk memperindah rumah. 
UNTUK mempercantik tampilan interior rumah, biasanya orang menambahkan berbagai peralatan maupun aksesoris menarik agar ruangan semakin menarik. Salah satunya adalah Dreamcatcher atau penangkap mimpi yang sejak dulu digunakan untuk aksesoris ruangan. Tetapi baru beberapa tahun ini dikenal luas di Indonesia mengingat tampilannya sangat menarik dan unik.

“Dreamcatcher sendiri berasal dari kepercayaan masyarakat asli Amerika bahwa jika kita menggantungnya di kamar, maka dia akan mampu menangkap mimpi buruk dan dipercaya mendatangkan mimpi baik untuk pemiliknya,” terang Nurul Azmi, pemilik Galeri Indo Gemilang di kawasan wisata Senggigi, Batulayar.

Ia menerangkan dreamcathcer sudah lama dikenal di luar negeri, sedangkan di Lombok baru beberapa tahun terakhir. Ia sendiri mengaku sudah 2 tahunan mulai memproduksi dreamcatcher ini.
Dreamcatcher sendiri terbuat dari tali yang dianyam berbagai bentuk, tetapi umumnya berbentuk lingkaran, dengan rumbai-rumbai bulu di bawahnya. Bulu untuk rumbai biasanya menggunakan bulu ayam, angsa atau bebek bahkan ada juga menggunakan bulu merak. Model dreamcathcer yang dibuatnya sengaja dibuat unik agar berbeda dengan produk buatan lainnya.

“Saya biasanya desain sendiri setelah melihat referensi dari internet tentang model yang sedang tren, baru kemudian dibuat oleh perajinnya,” terangnya.

Nurul mengatakan, lama pembuatan dreamcatcher tergantung dari model yang diinginkan dan ketelatenan perajin dalam membuatnya. “Kalau perajinnya telaten, dalam sehari dia bisa membuat 4-5 dreamcathcer berukuran besar,” ujarnya.

Ada berbagai ukuran dreamcathcer yang dijualnya, mulai dari ukuran 4 cm – 1 meter. Produksi dreamcathcer, tambahnya, dilakukan di Bali karena dirinya memiliki galeri juga di sana. “Saya lebih dahulu punya galeri di sana baru kemudian buka di sini, karena di sini belum ada yang bisa buat,” kata Nurul. Rata-rata perajin dreamcathcer, imbuhnya, merupakan orang-orang Madura yang memang dikenal terampil dalam membuat kerajinan ini.

Meski di Lombok, dreamcathcer merupakan produk baru tetapi sudah banyak diminati terutama oleh pengusaha di bidang pariwisata. “Banyak pemilik hotel, vila atau restoran di sekitaran Senggigi, Gili bahkan sampai Kuta datang ke sini untuk beli ini karena tampilannya unik,” akunya.

Ia mengatakan jika pembeli bule lebih menyukai dreamcathcer dengan warna-warna netral seperti hitam atau putih, sedangkan orang lokal malah menyukai dreamcathcer dengan warna-warna mencolok. “Kalau di luar, malah tidak laku yang warna-warni seperti ini,” tukasnya.

Harga untuk dreamcathcer ini bervariatif tergantung ukurannya. Harganya berkisaran mulai Rp 2 ribu – 1 jutaan tergantung besar kecilnya dreamcathcer. “Kalau di Bali, saya rutin mengirim dreamcatcher ini ke Australia setiap 2 bulan sekali,” cerita Nurul.

Ia mengaku, pembeli tahu produknya melalui mulut ke mulut, karena memang dirinya tidak menggunakan sosial media untuk memasarkan produknya. “Tetapi kami banyak memiliki pelanggan tetap dan merekalah yang kemudian menceritakan ke teman-temannya,” jelasnya.

Nurul mengatakan sekarang ini, ia sedang berusaha untuk memperkenalkan dreamcathcer secara luas ke masyarakat Lombok, karena gaungnya masih sedikit. “Makanya saya sekarang sengaja memajangnya di luar, agar orang yang lewat bisa melihat dan jika merasa bisa membuatnya, mereka bisa bekerja membuatnya. Hitung-hitung mengurangi pengangguran,” sebutnya. (Uul Efriyanti Prayoba)


Share:

Tuesday 26 June 2018

Bank Indonesia Garap Proyek Percontohan Tepung Kelapa di Lombok Utara

Achris Sarwani
Potensi kelapa yang besar di Kabupaten Lombok Utara menjadi peluang bisnis besar bagi pengusaha di sana. Apalagi kelapa bisa diolah menjadi berbagai macam produk dengan nilai ekonomi tinggi. Hal itulah yang mendasari Bank Indonesia Perwakilan NTB berencana membentuk pilot project atau proyek percontohan pengolahan tepung kelapa di KLU.

“Di program ini, BI termasuk menjamin pasar dari olahan proyek ini. Dari hitungan kami, pasarnya sangat besar sekali,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achris Sarwani kepada Ekbis NTB, bulan Juni 2018. 

BI nantinya akan membantu dari segi peralatan berupa mesin dan keahlian tenaga kerjanya. Sedangkan untuk pabriknya akan dibangun dan dimiliki oleh Pondok Pesantren Nurul Bayan di Bayan.

Peluang pasar yang besar, kata Achris membuat berapapun hasil produksi disana masih bisa masuk. Pengusaha binaan pun sebelumnya sudah mendapatkan informasi pasar,baik pasar dalam maupun luar negeri, tetapi sekarang juga ditambah dengan yang dikontrak dengan Bank Indonesia.

Achris mengatakan untuk tahun 2018 ini, proyek percontohan ini memang dicanangkan hanya 1 tetapi ternyata masyarakat banyak yang merespon positif. “Saya kemarin bertemu dan ada yang menanyakan apakah proyek itu bisa dikerjakan dengan biaya sendiri tetapi mencontoh pilot project ini, BI mendorong hal seperti itu karena potensi pasarnya besar,” jelasnya. 

Binaan BI pun menerima rencana tersebut dan mau membina mereka tetapi tetap dengan ketentuan bisnis yang disepakati.

Ia sangat mengapresiasi keinginan masyarakat untuk bergabung dalam proyek itu karena binaan BI di KLU mampu membuka peluang pasar. “Sekarang ini, mereka sedang berangkat ke Banten untuk study banding terkait pengolahan tepung kelapa ini,” kata Achris. Perencanaan proyek percontohan ini pun ditargetkan selesai dalam dua bulan ini.

“Kita targetkan implementasinya di bulan Agustus , sehingga di bulan September-Oktober sudah harus jalan,” jelasnya. Apalagi di bulan tersebut, akan diselenggarakan Festival Syariah dan menjadi perkenalan dari proyek ini. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Pertamina Jadi Percontohan Pelestarian Rusa Timor di NTB

Operation Head Pertamina TBBM Ampenan, La Imbo dan Kepala BKSDA NTB, Ari Subiantoro, empat dari kiri dan jajaran serta pemerintah dasa setepat menujukkan simbol pelestarian saat penyerahan tiga ekor rusa timor di TWA Gunung Tunak 
PT. Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan penangkar yang menjadi contoh pelestarian rusa timor (cervus timorensis) di NTB. Perusahaan pelat merah ini menyadari betul, bahwa ia harus berkontribusi mempertahankan populasi hewan yang menjadi maskot Provinsi NTB yang rentan punah ini.


Minggu (24/6/2018), Operation Head (OH) Pertamina TBBM Ampenan, La Imbo beserta jajaran, secara sukarela menyerahkan  tiga ekor rusa hasil penangkaran di area TBMM Ampenan. Rusa-rusa ini diserahkan langsung kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB, disaksikan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah yang diwakili pemerintah desa setempat di TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah.

Kepala BKSDA Provinsi NTB, Ari Subiantoro, beserta jajaran, dan pemerintah desa setempat menyambut gembira kepedulian Pertamina terhadap pelestarian rusa timor. Penambahan tiga ekor dari Pertamina ini sekaligus memperkuat keberadaan TWA Gunung Tunak dalam mendukung pelestarian dan pariwisata daerah.

Sejak empat tahun terakhir, Pertamina melakukan penangkaran. Jumlah yang ditangkarkan lebih dari sepuluh ekor.Laporan juga rutin disampaikan ke BKSDA. Untuk mensukseskan penangkaran ini, Pertamina bahkan melibatkan dokter hewan agar rusa-rusa yang ditangkarkan terjamin kesehatannya. Tidak saja rusa, kedepan, Pertamina bersedia mendukung pelestarian alam, baik untuk pelestarian terumbu karang maupun pelestarian penyu dan burung .


“Ini menjadi bagian dari komitmen CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina. Karena dimanapun, Pertamina harus berkontribusi terhadap lingkungan, lebih-lebih di NTB adalah daerah pariwisata,” demikian La Imbo.

Dengan keterlibatan Pertamina melakukan pelestarian ini, sangat diharapkan kesimbangan alam terjaga, sekaligus menjadi nilai jual bagi pariwisata NTB. “Orang datang berwisata akan senang ketika alam kita terjaga, habitatnya terjaga. Pagi-pagi bisa mendengarkan suara burung, atau orang bisa menyaksikan endemik spesial di daerah. Pastinya akan lebih betah. Karena itu kami berkeinginan tetap menjaga kelestariannya,” ujarnya.

Apalagi, rusa adalah maskot daerah ini yang harus dijaga keberadaannya. Kepala BKSDA Provinsi NTB, Ari Subiantoro menyampaikan terimakasih dan apresiasinya. Pertamina menurutnya adalah perusahaan milik pemerintah yang dapat dijadikan percontohan.

Saat ini jumlah populasi rusa timor di NTB tak lebih dari 2.000 ekor. Populasinya menurun drastis dari keadaan sebelum-sebelumnya dengan popuasi mencapai lebih dari seratusan ribu ekor. Perburuan liar dan minimnya kesadaran untuk melestarikan habitatnya menjadi tantangan terbesar menjaga maskot NTB ini tidak punah. Sementara jumlah SDMnya sangat terbatas untuk melakukan pengendalian.

Di NTB terdapat sebanyak hampir 60 jumlah penangkar. Baru Pertamina TBBM Ampenan yang menunaikan kewajibannya untuk mengembalikan sepuluh persen ke alam, dari jumlah populasi yang ditangkarkan. Karena itulah, komitmen Pertamina ini diharapkan diikuti oleh masyarakat atau para penangkar baik perseorangan maupun perusahaan yang telah diberikan izin. (Bulkaino/Ekbis NTB)
Share:

Sunday 24 June 2018

Moeldoko Apresiasi Peran NW dalam Membangun Semangat Cinta Agama dan Cinta Tanah Air

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 
Di tengah gejala munculnya aliran-aliran keras dan radikal, pandangan keagamaan yang menyimpang, sikap keagamaan yang membenturkan nilai-nilai agama dan eksistensi negara, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memuji kiprah Nahdlatul Wathan yang telah mendidik santrinya dalam membangun pemahaman Islam berkebangsaan, santri yang mencintai agama dan sekaligus mencintai tanah airnya.

“Pemerintah memiliki harapan yang tinggi pada Ma’had ini. NW telah ikut mengawal bangsa ini menjadi bangsa yang stabil, menjadi bangsa yang besar. Perjuangan ini langsung dikawal oleh para santri yang memiliki ideologi dan wawasan kebangsaan yang tinggi,” ujar Moeldoko dalam sambutan peringatan Adz-Zikrol Hauliyyah ke-53 Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Al-Majidiyyah A-Syafiiyah Nahdlatul Wathan (MDQH-NW) di Anjani, Lombok Timur, Minggu, 24 Juni 2018.

Mantan Panglima TNI tersebut kemudian menceritakan beberapa prestasi dan pemikiran pendiri Nahdlatul Wathan Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang oleh Presiden Joko Widodo telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional. Salah satunya adalah pendirian kampus perguruan tinggi MDQH NW ini.

MDQH NW adalah salah satu perguruan tinggi Islam tertua dan terbesar di NTB. Didirikan tahun 1965 hampir bersamaan dengan terjadinya gerakan 30 September PKI. Hal ini, menurut Moeldoko, menandai kebangkitan Islam kebangsaan. ”Juga dapat dimaknai, bagaimana peran Islam menjadi perekat persatuan dan kesatuan serta kebangsaan Indonesia,” tambah mantan Pangdam Siliwangi tersebut.

Pimpinan Ma'hàd atau yang disebut Amid pertama adalah pendirinya yakni TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (wafat dalam Usia 98 tahun). Saat ini Amid dijabat Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani, nama lengkapnya Raden Tuan Guru Kiai H. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani. Di bawah kepemimpinan beliau, Ma'hàd berkembang pesat dan menjadi rujukan model kaderisasi ulama muda di Indonesia.

Kini di usia yang ke-53 tahun, Ma'hàd memiliki mahasiswa sekitar 5.500 orang. Mereka belajar di masjid dan ruang kelas sederhana di hamparan tanah subur di Lombok Timur. Dosen pengajarnya adalah Tuan Guru pilihan dan berkualitas, yang umumnya merupakan alumni Madrasah al-Shaulatiyyah Makkah.

Kegiatan di Anjani siang itu dihadiri lebih kurang 7 ribu jamaah, mulai dari orang tua santri yang menyaksikan penamatan anaknya, dirangkai tasyakuran dan silaturahmi para alumni dari seluruh Indonesia. Turut hadir Amid (Direktur) MDQH NW Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani, Ibu Hj. Siti Raihanun Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Mudir Madrasah Ash Shaulatiyyah Syaikh Majid Said Mas’ud Salim Rohmatulloh dari Arab Saudi.

“Saya sampaikan selamat kepada anak-anak yang telah di wisuda. Modal kalian selama berada di sini, telah didapatkan dengan luar biasa. Misi sosial Nahdlatul Wathan telah memberikan contoh, bagaimana menjalani peran sebagai makhluk sosial dan menjadi solusi,” pesan Moeldoko.

Hal yang penting menurut Moeldoko setelah ini bagaimana menjadi panutan yang baik di masyarakat. Bukan hanya memberi contoh tapi pandai menjadi contoh. Selain itu, generasi muda harus siap dengan inovasi dan perubahan yang terjadi. Mengembangkan skill dengan memanfaatkan teknologi.

“Jagalah bangsa ini melalui pengabdian dan dakwah. Saya yakin suatu saat nanti kalian akan menjadi pemimpin. Saya titip tiga hal, hormati orang tua, peduli kepada yatim piatu, dan jaga sholat Dhuha,” katanya. (Tim Media KSP)
Share:

Thursday 21 June 2018

Selamat Jalan TGH. Safwan Hakim...

Ribuan warga mengiringi pemakaman Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat, Kamis (21/6/2018)
Lautan manusia mengiringi pemakaman ulama kharismatik NTB asal Kediri Lombok Barat (Lobar), TGH. Safwan Hakim, Kamis (21/6/2018) sore. Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hakim Kediri ini wafat Rabu (20/6/2018) malam di Puskesmas Kediri. TGH. Safwan Hakim dikenal sebagai ulama yang berkomitmen memajukan pendidikan melalui pondok pesantren yang didirikannya.
Pantauan koran ini, Kamis sore jalanan di Kota Santri Kediri seperti lautan manusia. Sekitar puluhan ribu orang mengantarkan ulama karismatik ini ke peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kediri. Kondisi ini sempat membuat arus lalu lintas macet, karena dialihkan ke jalur lain.

Sebagai sosok ulama yang memiliki riibuan santri dan ulama yang disegani di NTB. Masyarakat NTB seakan rebutan untuk bisa menyaksikan dan mensalatkan almarhum, jenazah disalatkan di Masjid Jamiq Baiturrahman Kediri, jenazah disalatkan sebanyak 121 kali oleh puluhan ribu masyarakat NTB.

Di lokasi pemakaman, puluhan ribu manusia mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhirnya, saat jenazah mau dimasukkan ke liang lahat, para warga berusaha untuk bisa mendekat ke liang lahat, sehingga panitia berusaha untuk menenangkan para hadirin agar tidak saling dorong dan bisa menyaksikan jenazah ditaruh di dalam liang lahat.

Atas nama Pemprov NTB Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., menuturkan pengalaman terakhir bertemu dengan almarhum, adalah saat bulan Ramadhan di Islamic Center sebelum berangkat umrah. Sekda memuji sosok almarhum yang memiliki partisipasi besar dalam membangun NTB, khususnya dalam bidang pendidikan, sosial, agama.

Tidak hanya dari pemerintah  daerah, ujarnya, sosok  TGH. Safwan Hakim banyak mendapatkan penghargaan  pemerintah pusat dan aktif dalam kepengurusan Forum Kerukunan Umat Beragama  (FKUB) dan menjadi Ketua Forum Pondok Pesantren NTB anggota MUI. Tidak hanya itu setiap kali diundang selalu menyempatkan diri untuk hadir pada setiap undangan. "Selama tidak uzur beliau selalu hadiri undangan,"  tuturnya.

Sementara atas nama keluarga, TGH. Muharrar Mahfudz, menyampaikan sosok TGH. Safwan Hakim adalah sosok tokoh agama yang sangat hormat kepada para guru-gurunya. Ia tercatat berguru kepada almarhum TGH. Ibrahim Khalidi, almarhum TGH. Mustafa Khalidi dan almarhum TGH. Sulaiman. TGH Safwan Hakim merupakan putra  dari TGH. Abdul Karim, ia tidak selesai sampai S1 pendidikan nya, tetapi 5 tahunan setelah itu memulai belajar kitab kecil sampai besar yang diajarkan langsung oleh orang tuanya. "Saya selalu melihat beliau belajar privat kepada sang ayah," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial Idrus Marham dan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyempatkan diri untuk mensalatkan jenazah almarhum TGH. Safwan Hakim. Almarhum lahir pada tanggal 11 Juni 1947 di Dusun Karang Bedil Desa Kediri Kecamatan Kediri.  Almarhum meninggalkan  seorang istri  dan 13 orang anak. (Heruzzubaidi/Lombok Barat)
Share:

Usai Lebaran, Kawasan Gunung Rinjani Terbakar

Kawasan Gunung Rinjani Terbakar. (Dokumentasi TNGR)
Puluhan hektare kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) terbakar pada Sabtu (16/6/2018) lalu. Penyebab kebakaran diduga akibat adanya pengunjung atau wisatawan yang membuang puntung rokok.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si ketika dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (20/6/2018). Madani menjelaskan kronologis kejadian berdasarkan informasi yang diperoleh.

Peristiwa terbakarnya puluhan hektare kawasan TNGR itu terjadi  Sabtu, 16 Juni 2018  pukul 15.00 Wita tepatnya  di pemantauan Desa Sajang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur (Lotim).  Luas areal yang mengalami kebakaran sesuai ukuran GPS seluas 35 hektare dan berjarak dari perkampungan sekitar 3 km.

"Dugaan sementara penyebab kebakaran adanya wisatawan pengunjung air terjun Mangku Sakti yang membuang puntung rokok," katanya.

Untuk memadamkan api, tim gabungan dari TNGR, Koramil 1615-10/Sembalun dan Polsek Sembalun melakukan pemadaman secara manual untuk melokalisir dan mencegah meluas dan merambatnya api. Pada pukul  18.30 Wita di hari yang sama,  api sudah dapat dipadamkan yang mengarah ke kampung.

Untuk mengantisipasi dan mencegah peristiwa kebakaran hutan dan lahan di NTB, Madani mengatakan Pemprov telah membuat langkah. Pertama, membuat surat edaran gubernur tentang  pengendalian kebakaran hutan ke seluruh  bupati/walikota. Kemudian, surat edaran tersebut sudah diteruskan ke seluruh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan UPT Kementerian LHK yang ada di NTB.

"Selain itu memerintahkan seluruh KPH dan Tahura berkoordinasi dengan pemerintah desa  dan aparat penegak hukum serta melakukan patroli rutin 24 jam 7 hari kerja," pungkasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive