Be Your Inspiration

Monday 13 February 2017

Permintaan Perkakas Cidomo Made in Perbawa Lombok Tengah Makin Berkurang

Kulit untuk membuat perkakas cidomo di Lingkungan Perbawa Lombok Tengah 

Cidomo merupakan salah satu transportasi tradisional yang masih banyak ditemukan di daerah Lombok. Biasanya, kuda sebagai penarik cidomo diberi hiasan-hiasan agar terlihat menarik perhatian. Perlengkapan ini terbuat dari kulit sapi yang dibentuk menjadi berbagai bentuk sesuai kebutuhan si pengguna. Namun, kini kerajinan kulit perkakas cidomo makin tergusur setelah makin banyaknya ojek dan kendaraan pribadi.
LINGKUNGAN Perbawa, Kelurahan Tiwu Galih Praya Lombok Tengah adalah sentra perajin perkakas cidomo dari kulit yang paling terkenal di Pulau Lombok. Biasanya, cidomo berjaya sebelum ojek menjamur, permintaan perkakas cidomo cukup tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap banyaknya perajin yang menggeluti usaha ini.
Asesoris cidomo, seperti pecut dan hiasan di kepala kuda Lombok Tengah

Seiring kemajuan zaman dan banyaknya masyarakat yang dulunya naik cidomo telah memiliki kendaraan, khususnya sepeda motor, membuat permintaan perkakas cidomo menurun. Di mana, pemilik cidomo semakin berkurang, karena jumlah penumpang yang semakin menurun.
Salah satu perajin kerajinan ini adalah L. Zainal Abidin. Zainal Abidin sudah menekuni profesi kerajinan perkakas cidomo hampir 40 tahun. “Saya buatnya dari umur 15 tahun, di sini memang sudah turun-temurun buatnya. Juga tempat pertama di Lombok yang buat seperti ini (perkakas cidomo) sebelum muncul yang lain,” katanya saat ditemui Selasa (31/1/2017).
tali kekang produksi perajin khas Lingkungan Perbawa Lombok Tengah

Keterampilannya membuat perkakas cidomo ini, diakuinya, juga merupakan bakat turunan dari orangtuanya. Ada berbagai macam perlengkapan cidomo yang dibuatnya, seperti kalung, topengan, gendongan, tali, pengaluk/kemudi, kasuran, pecut, ampak-ampak dan sobeng. “Bahan bakunya diperoleh dari Surabaya, kalau di sini jarang soalnya. Satu kulit harganya Rp 100 ribu/buah,” terang Zainal. Dalam 2 minggu, ia bisa menghasilkan 1 stel perkakas cidomo. “Kalau hanya kalung, bisa jadi  1 buah/hari,” terangnya.
Harga yang ditawarkan pun beragam, tergantung model dan jenisnya. “Kalau 1 kalung harganya Rp 300 ribu, tetapi kalau belinya 1 stel harganya Rp 3,5 juta,” jelas Zainal. Hasil kerajinannya ini sendiri banyak dipasarkan di Bertais, Gerung, dan kawasan Gili. “Kalau di sini, tidak terlalu laku karena kalah saing sama ojek,” akunya.
Keluhan sama disampaikan Lalu Supardi. Pesanan perkakas cidomo di Loteng kurang, karena kalah bersaing dengan adanya ojek. “Yang paling banyak pesanan itu dari Gerung dan Gili Trawangan,” katanya.
Asesoris kepala kuda produksi Lingkungan Perbawa Lombok Tengah

Untuk itu, selain membuat perlengkapan cidomo, ia juga menerima servis perlengkapan cidomo serta membuat kerajinan kulit lainnya seperti dompet, sabuk dan lainnya.
Perlengkapan yang dibuat Supardi, sama dengan yang dibuat Zainal, seperti sumpringan, bokem untuk kuda balap, lempengan biji, kasuran, subeng, tali elong, topengan dan lainnya. Harganya pun bervariasi, tergantung model dan bahan yang digunakan. “Kalau kasuran harganya Rp 350 ribu/biji, lempengan biji Rp 15 ribu/biji, tali elong Rp 200 – 350 ribu/buah, sumpringan Rp 15 ribu/buah, dan topengan Rp 500 ribu/biji. Kalau 1 set lengkap, harganya Rp 4,4 juta kalau yang bagus dan ada hiasannya, sedangkan kalau yang biasa harganya hanya Rp 3 – 3,5 juta,” terangnya.
Sedangkan jika hanya ingin diservis saja, Supardi memberi harga hanya Rp 75 ribu untuk kalungan dan Rp 500 ribu untuk 1 set.
Jumlah perajin perlengkapan cidomo di Perbawa, kata Supardi, juga berkurang drastis dibandingkan dengan dahulu. “Kalau dulu ada 65 orang yang berprofesi menjadi perajin, tetapi sekarang hanya tinggal 8 orang saja yang masih bertahan,” katanya.
Namun, masih ada regenerasi pada generasi muda walau mereka sekarang tidak terlalu berminat. Pemerintah daerah juga, jelasnya, tidak pernah memberikan perhatian terhadap para perajin. “Jadi semuanya hanya dari usaha sendiri,” katanya.
Supardi berharap, ke depannya usaha kerajin perlengkapan cidomo ini bisa lebih maju lagi. “Ingin maju usahanya, agar ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” terangnya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive