Be Your Inspiration

Monday 21 January 2019

Prof. Masnun Terpilih sebagai Ketua PWNU NTB

Ketua PW NU NTB Prof. H. Masnun Tahir
Konferensi Wilayah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya memilih Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag., sebagai Ketua Tanfidziah PWNU NTB dan Tuan Guru H.Lalu Turmudzi Badaruddin sebagai Ro’is Syuriah PWNU NTB, di Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah, Sabtu (19/1/2019) malam.

“PWNU NTB dan segenap jamaah Nahdiyin mempercayai Masnun sebagai ketua lima tahun berikutnya,” ujar Suaeb Quri, salah satu peserta Konferwil.


Sementara terpilihnya Tuan Guru H. Lalu Turmudzi Badaruddin sebagai Ro’is Syuriah PWNU NTB atas kesepakatan forum khusus para Halul Wali Wal Akdi terdiri dari sembilan tuan guru termasuk penasehat NU di NTB.

Prof. Masnun, sebelumnya pada pembukaan Konferwil, mengatakan siap memimpin dan dipimpin. “Saya siap dipimpin dan siap memimpin,” ujarnya ditemui di Pondok Pesantren NU Qamarul Huda Bagu.

Sementara untuk Sekretaris PWNU NTB akan diberi waktu tujuh hari untuk dipilih. Prof. Masnun mengaku sejumlah nama sebagai sekretaris pun sudah muncul seperti Ketua KPU NTB saat ini Lalu Aksar Ansori, mantan Ketua GP Ansor NTB, Suaeb Quri, Sekretaris PW NU NTB hari ini, Lalu Winengan dan juga Tauhid Rifai yang saat ini sebagai Tim Ahli Pendamping Desa Provinsi NTB.
“Banyak nama diusulkan untuk jadi partner saya kalau saya dimandatkan pimpin NU. Saya welcome saja. Saya sudah biasa berpartner dengan siapa saja,” katanya

Sementara itu Lalu Aksar Ansori yang dikonfirmasi terpisah, melalui pesan singkatnya mengaku dia sama sekali tidak pernah menginginkan jabatan apa saja di NU. Ia pun tidak mencalonkan diri apalagi sebagai calon sekretaris. Menurut Aksar ada banyak senior yang dilihatnya lebih mampu bahkan dari sisi pendidikan juga masih banyak yang lebih tinggi.


“Ada yang S3 dan S2, ada ustadz, ada yang punya akses dan jaringan, ada yang menulis buku tebal tebal dan banyak membesarkan pondok pesantren. Kalau saya ngga lah, ikut jadi apa saja dan siap melaksanakannya,” kata pria kelahiran Penujak Lombok Tengah itu.

Posisinya sebagai anggota KPU kata dia tinggal hitungan hari, sehingga jangan sampai dengan meminta jabatan di NU banyak pihak menganggap akan mencari makan di NU. “Saya tinggal 2 hari menjadi anggota KPU dan tanggal 22 Januari sudah menganggur. Jangan sampai karena nganggur malah bukan menghidupi NU malah dibilang cari hidup di NU,” kata Aksar. “Jadi sekali lagi, ada banyak teman lain. Saya di antrean paling terakhir saja. kalau ada 10 calon, saya di antrean ke 11 saja,” tambahnya.

Berbeda dengan Suaeb Quri yang berharap agar ada regenerasi di NU alias tidak hanya orang-orang lama saja. Tidak hanya itu Suaeb juga memberi masukan agar kaum muda bisa diakomodir apalagi ada representasi perwakilan Pulau Sumbawa. “Ini masukan dari teman-teman muda NU,” tandasnya. (darsono/Suara NTB)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive