Be Your Inspiration

Wednesday, 3 June 2015

Daewon Group Tertarik Berinvestasi di Lombok

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat menerima
CEO Daewon Group Park Do Moon
yang didampingi Max Sopacua di ruang kerjanya, Rabu (3/6/2015)

CEO Daewon Group Park Do Moon bersama Max Sopacua menyampaikan ketertarikan untuk melakukan beberapa bisnis di Indonesia, terutama di Lombok saat bertemu dengan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi di Ruang Kerja Gubernur, Rabu (3/6/15). “Saya tertarik ingin melakukan bisnis di Lombok-NTB, karena Lombok lebih punya potensi menarik wisatawan dibandingkan Bali,” ungkap Park.

Daewon Group adalah perusahaan korea berskala internasional yang bergerak di bidang konstruksi, mesin, dan teknologi informasi.
Share:

NTB Kembangkan Wisata Syari’ah

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi membuka seminar sehari NTB
menuju destinasi wisata syariah
dan wisata keluarga dunia di Hotel Lombok Raya, Rabu (3/6/2015)

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengajak seluruh komponen masyarakat termasuk para pelaku industri pariwisata untuk bersama-sama mengembangkan wisata syari’ah di Nusa Tenggara Barat. Ajakan tersebut disampaikan gubernur saat memberikan sambutan pada seminar sehari yang bertemakan “Nusa Tenggara Barat Menuju Destinasi Wisata Syari’ah dan Wisata Keluarga Dunia” di Ballroom Hotel Lombok Raya, Rabu, 3 Juni 2015.

Share:

Tuesday, 2 June 2015

Kebijakan Pusat, Usaha Budidaya Lobster di Lombok Tengah Terancam Gulung Tikar

Ratusan keramba apung tempat nelayan membudidayakan 
lobster di Teluk Awang Mertak Pujut Lombok Tengah 
Larangan ekspor benih lobster oleh pemerintah pusat dipastikan membawa dampak luas bagi para nelayan. Terutama bagi para nelayan di kawasan pantai bagian selatan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Mereka kehilangan mata pencarian utama para nelayan yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi keluarga.
Bahkan usaha budidaya lobster kini terancam banyak yang bakal gulung tikar, karena tambak tempat budidaya lobster sudah banyak yang sudah tidak
Share:

Batu Akik Sekotong Diburu Pembeli dan Kolektor Luar Daerah

Inilah batu akik asli Sekotong yang banyak diburu 
para kolektor batu dari dalam dan luar NTB.
Daerah Sekotong Lombok Barat (Lobar) menyimpan banyak potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Tidak saja bongkahan emas yang ditemukan daerah paling selatan Lombok Barat ini, namun juga bongkahan batu akik yang kini tengah “naik daun” juga tersimpan di tanah Sekotong.

Batu akik Sekotong pun banyak diburu para pembeli dan kolektor batu, baik dari dalam daerah maupun dari luar daerah, seperti Jakarta dan Surabaya. Batu akik Sekotong
Share:

Atasi Masalah Kelistrikan, Pelindo Tawarkan NTB Gunakan Gas

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat menerima perwakilan
PT. Pelindo Energi Logistik Gembong Primadjaja
di ruang kerjanya, Senin (1/6/2015)

Perwakilan PT Pelindo Energi Logistik (PT PEL) bertemu dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGH. M Zainul Majdi di ruang kerjanya, Senin 1/6/2015. PT PEL diwakili oleh Gembong Primadjaja beserta rekan, menyampaikan bahwa mereka siap membantu untuk mengatasi masalah pasokan listrik di Nusa Tenggara Barat. Pertemuan tersebut diikuti oleh Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Ir. Muhammad Husni, M.Si
Share:

Friday, 29 May 2015

Legenda Mata Air Sari Gangga (Bagian 9)



Di perbatasan Desa Darmaji dan Pengadang, tiga penunggang kuda sedang beristirahat di tepi sungai. Mereka duduk di antara bebatuan yang biasa dijadikan sebagai tempat duduk oleh para penggembara.

"Meton. Hari sudah mulai gelap. Kita istirahat di sini atau langsung menuju ke ibukota kerajaan," ujar Dabok membuka percakapan.

"Ya, kalau saya sih lebih baik kita langsung saja. Saya khawatir, ada orang jahat yang mengganggu kita selama istirahat di sini," jawab Putri Faradila dengan tetap beraksen laki-laki.

Share:

Bekas Tambang Newmont Minahasa Raya Diubah Jadi Kebun Raya



JADI HUTAN - Inilah bekas tambang PTNMR yang sudah berubah. 
Kawasan yang dulu banyak bangunan dan aktivitas lalu lalang 
kendaraan berat sudah berubah menjadi hutan belantara

Operasional PT. Newmont Minahasa Raya (NMR) sudah ditutup 2004 silam. Lokasi tambang yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara Sulawesi Utara ini kini sudah tidak terlihat lagi. Pusat pengolahan, kamp bagi pekerja, pipa-pipa yang dulu menunjukkan ada aktivitas tambang sudah berubah kembali menjadi hutan.  

Burung-burung maupun binatang yang dulu mengungsi akibat
pertambangan sudah kembali. Malahan bekas lokasi tambang menjadi tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi dari Australia ke daratan Asia dan sebaliknya.  

Tidak hanya itu, perusahaan tambang emas yang beroperasi sangat singkat ini, yakni sejak tahun 1996 hingga 2004 ini, di tahun 2015 kini sudah mulai mengembalikan area pinjam pakai pada pemerintah. 

Mereka menjadi perusahaan tambang pertama yang mengembalikan area pinjam pakai pada pemerintah. Malahan, area pinjam pakai yang dikembalikan pada pemerintah sesuai dengan foto satelit terbaru jauh lebih baik ketika sebelum dipinjam.

Menurut Presiden Direktur PT. NMR David Sompie, pihaknya sudah lama ingin mengembalikan area pinjam pakai. Namun, belum siapnya pemerintah daerah mengelola kawasan yang cukup luas, yakni 400 hektar dengan luas lahan yang direklamasi 221 hektar membuat PTNMR masih tetap bertahan. "Pemerintah daerah masih meminta PTNMR tetap sampai mereka siap," tuturnya saat menerima rombongan wartawan dari NTB, akhir pekan lalu.  


Tidak hanya itu, pihaknya ingin menunjukkan pada semua orang, jika perusahaan tambang yang sudah tutup tidak akan membuat kota di sekitarnya mati. Dalam hal ini, meski tambang ditutup, perekonomian kota dan masyarakat di sekitarnya semakin bagus. Malahan, bekas tambang bisa dijadikan sebagai sebuah destinasi baru dan mampu menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD).  

Atas dasar itulah, Pemda Minahasa Tenggara dan PTNMR akan menjadikan bekas tambang sebagai kebun raya. Malahan, Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap, SH, sudah bertemu dengan pihak Kebun Raya Bogor membahas rencana pengembangan bekas lokasi tambang jadi kebun raya.  

Jika ini terealisasi, ujarnya, maka bekas tambang PTNMR menjadi satu-satunya kebun raya yang dibangun dari bekas tambang. Ini artinya, persepsi banyak orang jika daerah bekas tambang akan jadi kota mati atau kota hantu tidak terbukti.

‘’Isu jadi kota hantu setelah tidak ada tambang tidak sepenuhnya benar. Karena sudah ada pemekaran wilayah, tingkat perekonomian meningkat dan kota ini tidak akan jadi kota hantu seperti dikhawatirkan,’’ terangnya.

Meski demikian, ujarnya, dalam membangun sebuah kebun raya membutuhkan waktu lama. Untuk itu, pihaknya komit mendampingi Pemkab Minahasa Tenggara dalam menjadikan daerah bekas tambang menjadi kebun raya. Pihaknya mengklaim penutupan area pertambangan itu menjadi salah satu contoh kesuksesan pemulihan alam pasca-pertambangan yang dilakukan melalui program terpadu yang melibatkan berbagai pihak.

Sementara Manager Environmental PTNMR Jerry Kojansow, menegaskan komitmen pihaknya dalam mereklamasi daerah bekas tambang. Bergelut selama 20 tahun, Jerry bersama tim berusaha menjadikan kawasan yang dulunya banyak disangsikan bisa berkembang menjadi daerah destinasi wisata baru.  


Kawasan yang dulu gundul kini telah menghijau dengan pepohonan yang tumbuh menjulang tinggi. Habitat burung dan hewan lainnya telah kembali ke kawasan ini. Begitu juga di laut, pihaknya ikut membantu konservasi hayati laut, seperti terumbu karang dan perhatian pada nelayan. Malahan, pihaknya sudah memasang 3.000 reef ball (terumbu karang buatan) di Teluk Totok, Kecamatan Ratatotok Minahasa Tenggara.

Menurutnya, Teluk Totok yang letaknya bersebelahan dengan Teluk Buyat cocok dikembangkan untuk wisata snorkeling dan diving, karena di perairan tersebut terdapat sekitar 26 famili, 72 genera, 150 spesies dan 9.006 individu ikan yang hidup pada terumbu karang buatan. Untuk itu, pihaknya berharap apa yang dilakukan PTNMR mampu memberikan kontribusi besar bagi daerah, khususnya dalam mengembangkan kebun raya dan pariwisata buatan di sepanjang pantai di Minahasa Tenggara. (Marham)
Share:

Thursday, 28 May 2015

Legenda Mata Air Sari Gangga (Bagian 8)

Seolah-olah tak ada masalah, Dabok bertanya pada Putri Faradila dan Kacek soal tujuan keduanya. "Oh ya, kalian mau kemana?"

"Kami hanya sekadar mampir makan. Tidak mau kemana-mana?" jawab Kacek.

"Saya pikir kalian mau ke ibukota kerajaan di Sari Gangga. Soalnya di sana lagi ada acara adat di Mata Air Sari Gangga," ujar Dabok.

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive