Prosesi ritual adat Bebubus Batu warga Desa Sapit Kecamatan Suela Lotim, |
Masyarakat Desa Wisata Sapit, Kecamatan Suela Kabupaten
Lombok Timur (Lotim), Rabu (13/2/2019) menggelar ritual adat Bebubus Batu. Ritual yang sudah turun temurun dalam bebubus atau mengobati tanaman agar
tetap subur itu kini dikemas menarik dan menjadi salah satu daya tarik bagi
wisatawan.
alin dan tempelkan kode ini di situs Anda.
Tokoh Adat Desa Sapit, Sukiman, tradisi Bebubus Batu
ini adalah sebuah ritual budaya yang setiap tahun digelar. Digelar pada musim
tanam dan selalu pilihannya hari Rabu. Ritual dimaksudkan pula sebagai bentuk
ungkapan rasa syukur atas nikmat hidup rukun, bergotong royong dan tetap dalam
kebersamaan keluarga besar.
Sebagai sebuah kegiatan budaya yang berulang-ulang digelar
semenjak nenek moyang warga Sapit, Sukiman pun mengaku tidak mengetahui asal
mula lahirnya Bebubus Batu.
Digelarnya kembali terus setiap tahun juga semata menghormati tradisi nenek
moyang yang dinilai masih sangat positif.
Sesuai istilah bebubus
dalam bahasa Sasak sama dengan mengobati. Adanya tambahan kata batu, ujarnya,
karena lokasinya di Dusun Batu Pandang. Adapun bahan-bahan bebubus ini adalah dedaunan, bahan-bahan makanan lainnya. Dibubus langsung ke tanaman-tanaman yang
sudah mulai tumbuh.
Ritual adat bebubus
ini juga dirangkai dengan dzikir dan tahlilan. Tujuannya memohon kepada Allah SWT
agar mengabulkan doa dan kegiatan yang dilakukan. Adanya perpaduan kegiatan
zikir ini katanya menunjukkan nilai-nilai keislaman yang melekat di tengah
masyarakat.
alin dan tempelkan kode ini di situs Anda.
Pihaknya memastikan dalam prosesi ritual, sama sekali tidak
ada kegiatan membuang-buang makanan. Semua makanan yang dibawa menggunakan
dulang keliling persawahan dikonsumsi langsung oleh warga setelah acara dzikir
dan doa.
Panitia Pelaksana yang juga Kelompok Sadar Wisata Langgar
Pusaka Sapitl, M. Hijazi Noor ini menjelaskan,
ritual adat Bebubus Batu adalah salah
satu tradisi yang lama terpendam di suku bangsa Sasak warga Desa Sapit
Kecamatan Suela. Tradisi budaya Bebubus Batu
sudah dilakukan ribuan kali sudah sejak abad ke 7.
Adapun mulai digelar dalam kemasan Festival Bebubus Batu pertama diadakan tahun
2018. Sementara tahun 2019 ini adalah kali kedua Festival Bebubus 2019 digagas
untuk memajukan seni dan budaya agar Desa Sapit lebih dikenal yang sebenarnya
memiliki ragam budaya dan sejarah.
Selain itu, tujuan dari festival budaya adalah ikut dan
menggali potensi produk produk UKM untuk dapat dipromosikan ke publik agar
produk lebih dikenal ke masyarakat, yang pada akhirnya produk masyarakat dapat
dikenal luas. Harapan panitia adanya festival ini menjadi wahana wisata,
pendidikan, budaya dan penyemangat bagi warga masyarakat yang lain untuk lebih
menghormati nilai-nilai yang luhur dan budaya. Termasuk memelihara dan mengembangkan hasil cipta,
rasa, karsa, karya yang berupa nilai nilai pengetahuan, norma, adat istiadat,
seni dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat
Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Sumber Daya Dinas
Pariwisata Lotim, Ahyak Modin mengemukakan, kegiatan Bebubus Batu itu dipandangnya sebagai salah satu event budaya yang
bernilai wisata. Terlepas dari instansi yang membidangi kebudayaan sekarang,
namun event ini menjadi salah satu daya tarik yang bisa memancing minat wisata berkunjung ke
desa wisata Sapit. (Rusliadi/Lombok Timur)
alin dan tempelkan kode ini di situs Anda.