Be Your Inspiration

Tuesday 5 August 2014

Tolak Kirim Pasir ke Bali, Walhi NTB Dukung Langkah Pemkab Lobar



 Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB mendukung penuh keputusan Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr H, Zaini Arony, menolak permintaan pengiriman galian pasir ke Bali untuk kebutuhan reklamasi Teluk Benoa. Karena jika dibiarkan dikeruk, dikhawatirkan Pulau  Lombok dan Lobar khususnya akan terancam tenggelam. 

Share:

Monday 4 August 2014

Antisipasi Pengiriman Pasir ke Benoa, Lobar Perketat Pengawasan di Laut


 
Bupati Lombok Barat H. Zaini Arony

Bupati Lombok Barat Dr. H. Zaini Arony menegaskan, Pemkab Lombok Barat (Lobar) telah mengambil keputusan resmi menolak permintaan salah satu perusahaan dari Bali yang menawarkan pembelian material pasir untuk keperluan reklamasi Teluk Benoa Bali. Keputusan ini diambil berdasarkan aturan tak memperbolehkan pengerukan pasir pantai, laut dan dari aspek ekolologi serta lingkungan.

Share:

Galeri Lebaran Topat di Pulau Lombok Tahun 2014

Bupati Lombok Barat H. Zaini Arony saat membelah topat pada acara Lebaran Topat di Pantai Cemara Lombok Barat NTB, Senin (4/8/2014).
Wisatawan asal Jerman saat makan bersama di acara Lebaran Topat yang digelar Pemkab Lombok Barat di Pantai Cemara Lombok Barat, Senin (4/8/2014)
Para Pengantar Topat sedang melakukan prosesi pada acara Lebaran Topat yang digelar Pemkab Lombok Barat di Pantai Cemara Lombok Barat, Senin (4/8/2014). 
Bupati Lombok Tengah H. Suhaili Fadli Tohir saat membelah topat pada acara Lebaran Topat di Bendungan Pengga Kecamatan Praya Barat Daya Lombok Tengah, Senin (4/8/2014)
Warga bersama PNS Lingkup Pemkab Lombok Tengah saat makan topat pada perayaan Lebaran Topat di Bendungan Pengga Lombok Tengah
Ribuan warga mendatangi Bendungan Pengga di Kecamatan Praya Barat Daya Lombok Tengah untuk menghadiri perayaan Lebaran Topat yang digelar Pemkab Lombok Tengah, Senin (4/8/2014)
Taman Narmada Lombok Barat juga ramai dikunjungi warga yang merayakan Lebaran Topat, Senin (4/8/2014)


Share:

Sunday 3 August 2014

Kondisi Penderita Tumor Asal KLU Makin Memprihatinkan



Ratni, warga Dusun Lembah Berora Desa Selengen Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, penderita tumor di bagian perut makin memprihatinkan. Terlebih saat dirujuk ke RSUP NTB beberapa waktu lalu, pasien tumor ini ternyata tak memperoleh perawatan sama sekali. Konon, pemegang Jamkesmas ini belum diregister ke BPJS menjadi alasan dirinya belum mendapat perawatan maksimal di RSUP NTB.

Share:

Tolak Permintaan Bali, Lobar Harus Perketat Pengawasan Galian C




Aktivitas penambang pasir di Lombok Barat NTB.
PEMKAB Lombok Barat (Lobar) diminta memperketat jual beli dan peredaran galian C. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya pengiriman secara ilegal yang bisa saja dilakukan penambang, menyusul permintaan dari salah satu perusahaan untuk mereklamasi Teluk Benoa di Bali.

Share:

Makna Perayaan Lebaran Topat di Lombok, Analogi Membelah Hati


Janur kelapa yang akan dimasak untuk Perayaan Lebaran Topat

Senin (4/8/2014), sebagian besar masyarakat suku Sasak merayakan Lebaran Topat. Lebaran Topat (ketupat) ini dirayakan tujuh hari pascaperayaan Idul Fitri. Sudah menjadi tradisi di masyarakat, merayakan Lebaran Topat dengan berbagai kegiatan salah satunya adalah ziarah makam khususnya ke makam-makam para wali yang berjasa menyebarkan Islam di Lombok. Setelah ziarah, biasanya masyarakat menuju ke objek wisata bersama sanak keluarga.


Terlepas dari segala bentuk selebrasi tersebut, sebenarnya dalam Lebaran Topat terkandung makna khusus. Lebaran Topat adalah sebuah analogi untuk membersihkan hati dari segala penyakit seperti iri, dengki, sirik, dan lainnya.

Budayawan Sasak, Drs.H. Lalu Anggawa Nuraksi menerangkan, dari aspek religius atau agama, Lebaran Topat mengandung makna bahwa di hari itu umat Muslim membelah hati dari segala sifat buruknya. Belah ketupat atau topat dianalogikan seperti membelah sebuah hati. "Sehingga orang Sasak harus melakukan belah topat di makam para wali," terangnya dihubungi Suara NTB, Minggu (3/8/2014).

Janur kelapa untuk ketupat

Dalam kepercayaan masyarakat Sasak, ketupat sebagai hidangan wajib tidak boleh dibuka dengan menarik bungkus atau janurnya, tapi harus dibelah menggunakan pisau. "Harus dibelah. Jika tidak, orang Sasak bisa kepusaq (kesasar)," jelasnya.

Mantan Kepala Bappeda Kota Mataram ini menerangkan makna lain dari perayaan Lebaran Topat. Lebaran Topat juga bermakna wujud rasa syukur. Dapat juga diartikan melebarkan taubat yang sekarang istilahnya Lebaran Topat. Konon dulu para wali yang melakukan syiar agama selalu membawa ketupat sebagai bekal utama.

Lebaran Topat ini juga tidak hanya menjadi tradisi di Lombok, di berbagai daerah di Indonesia juga merayakan Lebaran Topat. Termasuk beberapa negara di kawasan Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. Makna perayaan di berbagai tempat tersebut juga berbeda-beda. Di Jawa dijadikan sebagai simbol kelahiran kembali. "Untuk menunjukkan manusia baru yang harus menyucikan diri dengan saling memaafkan. Disana topat dijadikan sebagai hantaran kepada orang-orang yang dituakan," terangnya.

Di daerah Sulawesi, Sumatera, dan beberapa negara Asia Tenggara, topat dijadikan sebagai simbol kerendahan hidup. Hidup harus seperti pohon kelapa, walaupun diterjang angin tetap sulit untuk tumbang. Selain itu, pohon kelapa adalah pohon yang mempunyai banyak manfaat mulai dari batang, daun, buah, dan sabutnya. "Diharapkan setelah selesai Syawal, umat Islam akan bermanfaat untuk orang banyak," imbuhnya.

Perkembangan saat ini khususnya di Lombok, perayaan Lebaran Topat juga dikaitkan dengan kegiatan pariwisata atau pelesir. Pada saat Lebaran Topat warga berbondong-bondong menyerbu tempat-tempat wisata. Anggawa mengatakan masyarakat boleh merayakannya dengan bersenang-senang asalkan tidak berlebihan. "Setelah ke makam boleh ke pantai tapi tidak boleh bertentangan dengan norma agama dan budaya," sarannya.

Saat ini Lebaran Topat telah dikemas menjadi sebuah agenda tahunan oleh beberapa kabupaten/kota. Anggawa mengkritisi terkadang perayaan Lebaran Topat yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota terkesan di luar batas. "Budaya dan tradisi diabaikan. Bahkan lebih ke arah hura-hura," kritiknya.

Sebagai budayawan ia berharap perayaan Lebaran Topat tetap dilestarikan, namun harus tetap disertai dengan norma agama, adat dan budaya. ‘’Melalui itu kita harus tingkatkan martabat kesasakan itu sendiri,’’ demikian Lalu Anggawa Nuraksi. (Suara NTB)
Share:

Friday 1 August 2014

Anggota Polisi yang Ditembak di Papua Warga Bima




Salah seorang anggota polisi yang tewas ditembak oleh kelompok bersenjata di kawasan Indiwa Kabupaten Lanny Jaya Papua, diketahui berasal dari Desa Bontokape Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Korban Bripda Zulkifli Putra diketahui meninggalkan tanah kelahirannya dan  merantau ke Papua dan lulus seleksi anggota Polri di daerah tersebut.

Share:

Cidomo Diwacanakan Jadi Alat Transportasi Wisata Kota Mataram



Cidomo parkir di Pasar Kebon Roek, Ampenan. 

 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Mataram mewacanakan penggunaan cidomo sebagai alat transportasi dalam program wisata kota (city tour) yang dapat ditawarkan ke para wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Selain untuk melestarikan alat transportasi tradisional tersebut, penggunaan cidomo dalam program wisata kota diharapkan dapat meningkatkan penghasilan para kusir cidomo.

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive