Ratni, warga Dusun Lembah Berora Desa Selengen Kecamatan
Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, penderita tumor di bagian perut makin
memprihatinkan. Terlebih saat dirujuk ke RSUP NTB beberapa waktu lalu, pasien
tumor ini ternyata tak memperoleh perawatan sama sekali. Konon, pemegang
Jamkesmas ini belum diregister ke BPJS menjadi alasan dirinya belum mendapat
perawatan maksimal di RSUP NTB.
KEPADA wartawan, Ratni, Sabtu (2/8/2014) lalu mengakui, dirinya
sempat dibawa ke RSUD Tanjung. Dua hari di RSUD Tanjung, ia kemudian dilarikan
ke RSU Provinsi NTB. Namun sampai di RSU Provinsi, ia justru tak memperoleh
perawatan sebagaimana diharapkan. Ia dan beberapa anggota keluarga telantar,
karena adanya kekeliruan sistem rujukan.
Ratni, salah satu penderita tumor perut dari KLU yang belum tertangani maksimal. |
"Saya dan anggota keluarga telantar sesampai di Mataram
(RSUP NTB, red). Kami pun terpaksa pulang, itu pun dengan biaya sendiri, dari
dana yang diberikan oleh Ibu Diah (Anggota DPD RI Dapil NTB) dan Kelompok
Karang Taruna Desa Sokong," kata salah anggota keluarga yang turut
mengantar ketika itu.
Walau Ratni dan keluarga sudah mendapat jaminan perawatan
dari Dikes KLU dan sokongan materil dari penderma untuk biaya hidup keluarga
selama berada di RSUP, namun keinginan berobat tak kunjung didapat. Merasa
dikecewakan, pihak keluarga pun memutuskan untuk membawa pasien pulang ke
kampung halaman sebelum memperoleh pelayanan medis yang dibutuhkan.
Kepala Dikes KLU, dr. H. Benny Nugroho S., jelang Lebaran
lalu mengakui adanya kesalahan prosedur administrasi. Pasien tumor ini masih
memegang Jamkesmas dan kartu itu pun belum diregister ke BPJS Kesehatan. "Memang
terjadi kesalahan prosedur administrasi. Kartu Jamkesmas yang dipegang Ibu
Ratni belum diregister ke BPJS," kata Benny. "Saya komplain juga ke
RSUP, apakah petugas kesehatan di provinsi tidak bisa komputer? Sambil telepon
saya katakan, tolong buka komputer, karena semua sudah link, sehingga pasien tidak harus dipulangkan," katanya lagi.
Benny mengakui sekitar 2 tahun lalu, pasien ini telah ditangani
oleh puskesmas. Saat itu, Ratni ditetapkan sebagai pemegang Jamkesmas, namun
catatan medis memvonis dirinya harus menjalani operasi. Saat itu pula, yang
bersangkutan pernah dirujuk ke RSUP NTB. Namun karena harus menunggu masa
operasi dalam waktu yang relatif cukup lama, pasien dan keluarga akhirnya
pulang, karena tak ada biaya hidup selama menunggu waktu operasi.
"Begitu saya tahu infonya, saya sampai katakan, tolong
pasien saya dari KLU, jangan tidak dilayani. BPJS ini link se-Indonesia, jadi dengan sistem komputerisasi sebenarnya
tidak ada kendala," cetus Benny. Atas alasan ini pula, Benny berencana
mengubah haluan BPJS Rujukan dari RSUP ke RS Harapan Keluarga Mataram. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment