Be Your Inspiration

Wednesday 5 November 2014

Radius Pencarian Pesawat Latih yang Jatuh di Pulau Sumbawa NTB Diperluas



Dir Polair Polda NTB, AKBP I Dewa Gede Butirwa menunjukkan
 peta radius pencarian pesawat latih Liberty 
di Pulau Sumbawa yang diperluas 4 mil dari lokasi semula

Tanda tanda akan ditemukannya pesawat latih Liberty milik PT.LIFT sepertinya masih jauh dari harapan. Kendati demikian, tim Direktorat Polair Polda NTB bersama Basarnas dan BPBD terus melakukan pencarian. Bahkan sampai dengan hari ke tujuh, Rabu (5/11/2014), pencarian diperluas sampai ke radius 4 mill dan ditambah menjadi dua hari.

Share:

UTS Raih Tiga Penghargaan Dunia di Boston Amerika Serikat




Mahasiswa UTS berpose usai meraih medali perunggu 
dalam kompetisi International Genetically Engineered Machine 
di Boston Amerika Serikat.
Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc, mengaku terharu dan bangga atas prestasi mahasiswa-mahasiswa UTS pada kompetisi International Genetically Engineered Machine (IGEM) di ruang Hynes Convention Center Institut Teknologi Massachusetts (MIT)Boston Amerika Serikat, Senin (3/11/2014) waktu setempat.
Share:

Tuesday 4 November 2014

Gunung Rinjani Terbakar


 
 Kawasan wisata Gunung Rinjani di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat hampir setiap tahun mengalami kebakaran, terutama di saat musim kemarau seperti saat ini. Tampak kebakaran di salah satu sisi tebing Danau Segara Anak yang gambarnya dikirim oleh seorang pendaki dan diambil dari dekat kemahnya, Sabtu (1/11/2014).


Share:

Prosesi Adat ‘’Betetulak’’, Tradisi Masyarakat Rembiga Menghalau Bala



Walikota Mataram H. Ahyar Abduh saat mengikuti prosesi adat Betetulak
yang digelar di Kelurahan Rembiga, Jumat (31/10/2014)

Matahari masih terik dan menyengat sekujur tubuh, saat  sekitar 16.40 Wita, Jumat (31/10/2014).  Pemuda – pemudi di Kelurahan Rembiga Mataram telah berdandan mengenakan pakaian adat khas suku Sasak. Mereka  berbaris di mulut gang Mentawai, Lingkungan Rembiga Timur Kelurahan Rembiga Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pagar barisan itu merupakan bentuk sambutan terhadap kedatangan Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh
Share:

Museum NTB Mulai Koleksi Tradisi Lisan



Siswa-siswa di NTB saat berkunjung ke Museum Negeri NTB.
Museum Negeri NTB berusaha meningkatkan kunjungan siswa,
karena bisa belajar langsung.

Mengoleksi tradisi lisan yang berkembang di tengah masyarakat NTB adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh Museum Negeri NTB. Saat ini, koleksi tradisi lisan dinyatakan baru dimulai dan hanya memiliki satu batang koleksi tradisi lisan berupa Sistem Penanggalan Sasak (Warige). Demikian disampaikan Plt Kepala  Museum NTB, Drs. Hafid, MM., Sabtu (1/11/2014).

Share:

Bupati Lobar Akui Penempatan Pejabat Belum Sesuai Disiplin Ilmu dan Keahlian



Bupati Lobar H. Zaini Arony mengambil sumpah pejabat eselon III
dan IV yang dimutasi di Bencingah Kantor Bupati Lobar, 
Senin (3/11/2014)

Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony memutasi sebanyak 107 pejabat eselon III dan IV lingkup Pemkab Lobar, Senin (3/11/2014). Dalam mutasi ini, puluhan pejabat dapat promosi dan digeser setingkat.  Dalam kesempatan ini, Bupati menekankan agar para pejabat tidak banyak omong, namun bekerja seperti semangat kabinet kerja yang dibentuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Share:

Kabupaten/Kota Pertanyakan Indikator Penilaian, Angka Kemiskinan di KLU 34,63 Persen



Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin saat memberikan sambutan 
pada rakor kemiskinan di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, 
Selasa (4/11/2014).

Masih tingginya angka kemiskinan di NTB menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah daerah di NTB, baik provinsi dan kabupaten/kota. Masing-masing daerah mempertanyakan apa yang menjadi indikator penilaian dalam menentukan masyarakat yang masih miskin dan tidak. Sementara di satu sisi, daerah beranggapan kondisi masyarakat yang dikatakan miskin tidak seperti data yang dipublikasikan pemerintah atau Badan Pusat Statistik (BPS).

Share:

Sunday 2 November 2014

Meriam Peninggalan Perang Jepang di Sekotong Lombok Barat Dijarah Warga




Meriam Jepang di Sekotong Lombok Barat dijarah warga
Sekitar 3,5 tahun bangsa Jepang menjajah Indonesia, sebelum dikalahkan sekutu ditandai dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia, khususnya di Pulau Lombok ditemukan di daerah Lombok Barat (Lobar) paling selatan, persisnya di Desa Batu Putih.


Di beberapa kawasan di daerah itu, diduga masih tersimpan peninggalan bangsa Jepang berupa senjata, gua tempat penyimpanan senjata dan gudang beras. Menelusuri keberadaan peninggalan bersejarah ini, wartawan ikut bersama tim Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB Ibnu Salim, SH, MSi, ditemani warga setempat.
Meriam Jepang di Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat
Salah satu sasaran, mencari lokasi tempat senjata meriam. Konon di kawasan ini, ada enam senjata meriam, namun yang masih utuh hanya dua unit. Sementara sisanya hilang dijarah oknum warga tak bertanggung jawab. “Ada enam senjata meriam di sini, tapi dua yang masih ada. sedangkan sisanya dijarah warga,” tutur Amaq Selmah pada rombongan.

Diakuinya, senjata itu ditemukan tahun 1940-1941 setelah perang dunia II. Di mana Jepang menyerah atas  Sekutu. Saat perang, lokasi pesenjataan Jepang dipusatkan di kawasan Pemalikan persis di pinggir laut. Alasannya, karena lokasi itu dekat dengan laut sehingga ketika ada kapal musuh bisa diserang lewat darat.
Beberapa peninggalan Jepang yang masih utuh senjata meriam, gua penyimpananan senjata dan gudang beras. Namun yang masih utuh, hanya beberapa unit senjata meriam. Itupun satu meriam, sejumlah komponennya hilang dicuri warga.”Kasus pencurian besi senjata itu diproses oleh aparat, pelakunya waktu itu ditangkap,” tuturnya.

Meriam peninggalan tentara Jepang yang dicuri warga
di Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat

Rombongan ditemani seorang anak bernama Edy, membantu menunjukkan arah ke lokasi senjata meriam. Di tengah terik panas matahari siang itu, rombongan menyusuri jalan setapak, terjal dan berbatu mengitari lereng gunung.  Medan yang dilalui sangat sulit sebelum tiba di lokasi senjata tersebut berada. Di tengah perjalanan, rombongan menemukan banyak lahan hutan konservasi yang dirambah secara ilegal oleh warga luar.

Menempuh jarak sekitar beberapa kilometer dari kaki gunung, akhirnya rombongan menemukan lokasi senjata meriam dimaksud. Benar saja, senjata meriam itu kokoh berdiri di pinggir ditebing. Senjata ini sepertinya sengaja dibangun menjorok ke laut, tujuannya agar mempermudah menyerang musuh melalui jalur laut.

Di bagian pelindung senjata itu, tertera identitas senjata itu sendiri. Senjata yang diperkirakan berkekuatan 5-6 kiometer ini, merupakan buatan Jerman sekitar tahun 1901. Bagian cerobong senjata masih utuh, hanya saja sebagian komponen senjata ini terlihat tidak ada di tempat karena ulah tangan jahil. “Ini pasti ulah tangan tidak bertanggung jawab,”kata Abdul siri Petugas relawan Tagana NTB.
Meriam Tentara Jepang yang ditinggalkan di Sekotong Lombok Barat
ditelantarkan dan banyak dicuri warga.
Dikatakan, senjata ini merupakan peninggalan penjajah Jepang pada perang dunia II. Menurutnya, kemungkinan tidak hanya senjata ini saja di kawasan itu, namun pasti ada senjata lain yang masih ada namun belum ditemukan. Untuk melestarikan keberadaannya, di samping sebagai lokasi tujuan wisata ia berharap agar Pemda melakuan pemugaran peninggalan tersebut. Jangan sampai peninggalan bersejarah ini lenyap begitu saja, karena tak diurus pemerintah.

Pihaknya sendiri telah bersurat ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Gubernur NTB dan pihak terkait lainnya, namun belum direspons. Ia meminta agar Pemda melakukan pemugaran melibatkan warga setempat. Ia mengusulkan agar dibangun akses jalan dan pagar di sekitar senjata tersebut agar tidak dicuri warga.
 Usai dari lokasi meriam, rombongan menuju ke lokasi senjata meriam yang lain. senjata meriam yang satu ini, sudah tidak utuh lagi, karena bagian cerobong senjatanya dicuri oknum warga. Selain itu, sejumlah komponen banyak yang tidak utuh lagi.

Terpisah Kades Batu Putih Nurzaini menyatakan, senjata meriam yang ada di kawasan itu hanya tinggal 4 unit, itupun hanya ada dua yang masih utuh, sedangkan sisanya entah kemana. Terkait keberadaan peninggalan Jepang itu, seharusnya BKSDA yang berwenang mengelola karena lokasi itu kawasan konservasi. ”BKSDA ini kan tidak pernah memperhatikan itu,” sindirnya.

Kepala Satpol PP NTB, Ibnu Salim menambahkan penertiban peninggalan penjajah Jepang penting sebagai media wisata. Para wisatawan yang datang ke kawasan itu bisa diarahkan ke kawasan itu. “Khusus tamu dari Jepang kan bisa bernostalgia melihat senjata itu,” sarannya. (Heru/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive