Be Your Inspiration

Tuesday 19 July 2016

Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional Dibuka Gubernur NTB


Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi (kiri) memukul gendang beleq sebagai tanda pembukaan Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional IV di Lombok Tengah, Selasa (19/7/2016)
Gubernur NTB, Dr. TGH M. Zainul Majdi membuka secara resmi Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional IV Yang diselenggarakan di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, Selasa pagi (19/7/2016). Gelaran yang diinisiasi oleh Direktorat Jendral Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI ini dihadiri langsung oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian,  Dr. Hasil Sembiring. M.Si, Wakil Bupati Lombok Tengah.
Hadir juga Kepala BPSB NTB, serta para peserta dari Balai Penelitian Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Lingkup Kementerian Pertanian, Balai Besar PPMBPTH, Dinas Pertanian se NTB, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih se Indonesia, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Produsen Benih Tanaman Pangan, dan Kelompok Tani  dengan jumlah total peserta seribu orang.
Gubernur NTB panen simbolis pada gebyar Pembenihan Tanaman Pangan nasional di Puyung Lombok Tengah

Ketua Panitia yang juga Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB Ir. Husnul Fauzi, MM, menjelaskan, Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional kali ini bertujuan mempertemukan  produsen dan konsumen benih, pertukaran informasi perbenihan tanaman pangan yang terkini. Termasuk, mensosialisasikan teknologi tanaman pangan yang adaptif dan inovatif termasuk sarana pendukung terhadap penggunanya. “Acara ini mempertemukan langsung pemangku kepentingan, praktisi, perekayasa, pelaku bisnis perbenihan tanaman pangan,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan acara ini berlangsung selama 4 hari ke depan hingga Jumat 22 Juli 2016, dengan rangkaian kegiatan seperti display paritas tanaman pangan padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan  lobak. Selain itu, ada juga unjuk tangkas, sarasehan perbenihan tanaman pangan dan pameran pembangunan pertanian, pertemuan Kepala Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih (BPSPTPH) seluruh Indonesia, aneka lomba, gelar teknologi dan wisata agro.    
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Dr. Hasil Sembiring. M.Si, dalam sambutannya menyampaikan gebyar perbenihan dilakukan untuk menunjukkan benih-benih terbaru kepada masyarakat . Ia juga mengapresiasi peningkatan produksi pangan NTB. “NTB pada tahun 2014 produksi padinya 2,1 juta ton, pada tahun 2015 meningkat menjadi 2,4 juta ton dan pada tahun 2016 berdasarkan laporan Pak Kadis Pertanian NTB optimis mencapai target,” ujarnya.

Menurut dirjen, Peningkatan produktivitas dengan benih sangat memungkinkan dengan perkembangan banyaknya varietas yang ditemukan, sampai saat ini terdapat 303 varietas padi, 267 varietas jagung dan  87 varietas kedelai. Lebih lanjut ia menjelaskan suatu paritas akan menampakkan hasil maksimal jika ditanam pada waktu dan lahan yang cocok.  (*)
Share:

Gunung Rinjani dan Ayam Taliwang Masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2016

Pendakian ke Gunung Rinjani Lombok

Gunung Rinjani masuk dalam daftar nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2016. Bukan hanya Gunung Rinjani, makanan khas Lombok yaitu Ayam Taliwang juga menjadi salah satu nominasi hidangan tradisional terpopuler.

Putra (29) salah seorang pelaku pariwisata asal Lombok Timur ini mengaku cukup senang dengan masuknya Gunung Rinjani sebagai salah satu nominasi. Dengan semakin terkenalnya pariwisata NTB, menurutnya akan berdampak pula terhadap perekonomian warga. Sehingga masyarakat NTB dapat mengambil keuntungan dari banyaknya wisatawan yang datang.

“Saya sudah melakukan voting melalui internet. Saya sangat bangga Gunung Rinjani masuk nominasi. Akan semakin bagus kalau Gunung Rinjani bisa menjadi pemenang Anugerah Pesona Indonesia ini,” harapnya, Kamis (16/7/2016).

Masyarakat NTB, khususnya Lombok cukup bangga karena dua ikon pariwisata yang menjadi andalan masuk sebagai nominasi. Bahkan Gunung Rinjani telah disandingkan pula dengan beberapa dataran tinggi lainnya yang cukup populer. Di antaranya Gunung Tengger, Bukit Penjamur Bengkayang, Dieng, Gunung Jayawijaya, Gunung Kalimutu, Gunung Sibayak dan Ngarai Sianok.

Sementara itu Ayam Taliwang juga menjadi salah satu nominasi yang disandingkan dengan berbagai makanan tradisional lainnya. Misalnya Ayam Betutu Bali, Batagor Bandung, Gudeg Jogja, Mie Titi Makassar, Pempek Palembang, Rujak Cingur, Soto Banjar, Tengkleng Solo, dan Kerak Telor Betawi. 

Selama ini, selain mengunjungi destinasi wisata, wisatawan juga menikmati wisata kuliner yang ada di NTB. Sehingga tidak heran jika Ayam Taliwang masuk dalam nominasi karena menjadi salah satu makanan tradisional yang paling banyak dicari di NTB.

Habib, wisatawan asal Jogja yang tengah menikmati masa liburnya di Lombok juga sangat menyukai Ayam Taliwang di salah satu rumah makan di Kota Mataram. Ia mengatakan bahwa Ayam Taliwang terasa khas dan berbeda dari ayam lainnya.

“Mungkin karena bumbunya ya, ayamnya memang kecil tapi enak. Rasanya beda dari ayam pada umumnya, jadi saya tidak heran kalau Ayam Taliwang masuk nominasi,” ujarnya.


Masyarakat juga dapat melakukan voting agar Gunung Rinjani dan Ayam Taliwang menjadi wisata dan kuliner populer. Caranya dengan membuka laman Vote Pariwisata Populer Indonesia. Setelah itu akan muncul berbagai kategori yang dapat dipilih oleh masyarakat. (lingga)
Share:

Monday 18 July 2016

Anggota Satpol PP Se-NTB Harus Tingkatkan Kompetensi

Wagub H. Muh. Amin, Inspektur pada Inspektorat NTB Ibnu Salim, Kepala Satpol PP Lalu Dirjaharta. 

WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH. M.Si, mengingatkan semua pihak harus berada pada posisi problem solver atau pemecah masalah dari setiap masalah yang dihadapi pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, sulit mewujudkan pembangunan yang baik kalau semua pihak menjadi bagian dari masalah yang ada, terutama masalah keamanan.
"Lakukan pendekatan yang humanis kepada masyarakat. Saya yakin dengan pendekatan seperti itu, segala permasalahan yang terjadi akan teratasi dengan baik, termasuk gangguan-gangguan yang dapat membuat pembangunan terhambat," jelas wagub saat Bimbingan Teknis Pengamanan, Penjagaan Objek Wisata dan Kemampuan Dasar Intelijen bagi Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Se- NTB, di Hotel Puri Saron, Senggigi Kabupaten Lombok Barat, Kamis (14/7/2016). Kegiatan ini dihadiri Inspektur pada Inspektorat NTB Ibnu Salim, SH, MSi, dan Kepala Satpol PP NTB Drs. Lalu Dirjaharta, MSi.
Kegiatan yang diinisiasi Satpol PP NTB ini melibatkan anggota Satpol PP kabupaten/kota se-NTB. Masing-masing kabupaten/kota mengutus tiga anggotanya untuk mengikuti kegiatan ini.
Wagub menyebut setiap daerah memiliki potensi konflik dan masalah, apalagi tugas utama Satpol PP adalah menegakkan peraturan daerah serta mendukung terciptanya kondusivitas daerah. Apalagi, Satpol PP bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Oleh karena itu, saya berharap anggota Satuan Polisi Pamong Praja untuk terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam melaksanakan tugas yang diembannya, agar semakin mampu bertindak cepat, tegas dan humanis serta senantiasa bisa bertindak sesuai koridor hukum agar terhindar dari pelanggaran hukum dan lain-lain,” harapnya.
Sementara Kepala Satpol PP NTB Drs. Lalu Dirjaharta, MSi, menjelaskan, kegiatan bimtek yang digelar ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Pol PP dalam melakukan pengamanan. Termasuk, menjaga kondusivitas dan tata cara mendapatkan informasi yang berpotensi menimbulkan gangguan di kawasan wisata.
“Ini juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah daerah di bidang pariwisata, khususnya destinasi wisata halal,” jelasnya.
Dari dari 40 anggota Satpol PP yang mengikuti kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam menjalankan tugas, terutama di lapangan. Karenanya, dia meminta peserta untuk serius mengikuti kegiatan dan memanfaatkannya untuk bertukar gagasan dan pengalaman.
Share:

Gubernur NTB Hadiri Halal Bihalal di Ponpes Al Baqiyatussolihat dan Darul Abidin

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi pada prosesi ngurisan saat menghadiri silaturahmi 
dan halal bihalal di Ponpes Darul Abidin Grisak Smangglang Sakra Barat, Kamis (14/7/2016). 

GUBERNUR NTB Dr.TGH. M. Zainul Majdi menghadiri  undangan halal bihalal yang diselenggarakan dua lembaga pendidikan di Lombok Timur (Lotim). Dua lembaga pendidikan itu adalah Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Baqiyatussolihat NW Sikur  pimpinan TGH. Muhammad Husnan, SS dan Yayasan Ponpes Darul  Abidin Grisak Smangglang Sakra Barat yang dipimpin TGH Zainal Abidin QH, SH, Kamis (14/7/2016) lalu.
Kehadiran gubernur disambut suka cita oleh ratusan masyarakat di Yayasan Ponpes Al Baqiyatussolihat NW Sikur  maupun Ponpes Darul  Abidin Grisak Smangglang. Mereka rela berebutan dan berdesakan  untuk sekadar bersalaman dengan orang nomor satu di NTB ini.
Di Ponpes Al Baqiyatussolihat NW Sikur, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi  mengingatkan  tentang pentingnya hubungan antara manusia dengan penciptanya. Begitu juga hubungan dengan antara sesama manusia dalam upaya memperkuat pondasi silaturahmi satu sama lain. Selain itu, tetap memohon pada Allah SWT untuk diberikan petunjuk dan pedoman supaya tidak tersesat dalam menjalankan perintah-Nya.
Sementara di Ponpes Darul Abidin Grisak Smangglang Sakra Barat, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi mengawali silaturahminya dengan melakukan kegiatan ngurisan pada puluhan bayi dan anak-anak. Usai ngurisan, gubernur mengajak kepada seluruh masyarakat untuk  memuliakan dan memakmurkan  madrasah  dan majelis ilmu tempat belajar.
Menurutnya, siapa yang suka mensyiarkan, memulikan dan membesarkan syiar agama, termasuk pengajian, baik di masjid atau musala, maka itu tanda di dalam hatinya ada ketakwaan. Alam hidup, ujarnya, modal yang paling pokok dalam kehidupan ini adalah takwa. ‘’Dalam keadaan apapun mau jadi apapun bawalah iman dan takwa,’’ ujarnya mengingatkan.
Tidak lupa, gubernur menyerahkan  bantuan  kepada  pimpinan ponpes yang didatanginya pada pimpinan ponpes atau yayasan masing-masing. (*)

Share:

Angkasa Pura I LIA Siapkan Jalur Khusus Bagi Peserta MTQ Nasional

Penumpang di Lombok Internasional Airport Lombok Tengah

Guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi para peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional ke XXVI ketika datang di Lombok International Airport (LIA) pihak PT. Angkasa Pura (AP) I LIA, telah menyiapkan pelayanan khusus. Pihak LIA telah mempersiapkan jalur penjemputan khusus yang terpisah dengan penumpang pesawat biasanya lainnya. Harapannya, para peserta MTQ tingkat nasional tidak perlu berdesak-desakan dengan penumpang biasa lainnya ketika akan keluar dari terminal bandara. 

Demikian disampaikan General Manager (GM) PT. AP I LIA, I Gusti Nengah Ardhita, kepada wartawan, usai halal bihalal dan penutupan posko terpadu angkutan lebaran di LIA, Senin (18/7/2016).

Menurutnya, penyiapan jalur penjemputan khusus sebagai salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pengelola bandara pada para peserta MTQ tingkat nasional. “Jadi nanti begitu turun dari pesawat, peserta MTQ kita arahkan keluar melalui jalur khusus. Di mana di jalur tersebut, sudah siap bus penjemputnya. Sehingga peserta MTQ tidak perlu bercampur dengan penumpang lainnya,” terang Ardhita.

Tidak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan ruang khusus yang bisa digunakan sebagai posko pelayanan bagi peserta MTQ, sehingga memudahkan panitia penyelenggaran MTQ dalam memantau kedatangan peserta MTQ. Hal ini juga bisa digunakan sebagai tempat registrasi peserta.

Di posko pelayanan juga sudah ada ruang pelayanan kesehatannya. “Nanti posko ini kita serahkan ke panitia penyelenggara. Dan, panitia kita persilakan memanfaatnya semaksimal mungkin selama gelaran MTQ berlangsung,” ujarnya.


Pihaknya, secara materi mungkin tidak bisa mendukung pelaksanaan MTQ tingkat nasional. Tetapi dari sisi sarana dan prasana yang dibutuhkan di area bandara, pihaknya siap mendukung penuh selama dibutuhkan.  (munakir)
Share:

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj Puji Heterogenitas Masyarakat NTB

Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj pose bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi 
dan tokoh masyarakat pada acara halal bihalal di Pendopo Gubernur NTB, Rabu (13/7/2016). 

KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj memuji heterogenitas masyarakat NTB. Menurutnya, NTB merupakan ‘’kemah’’ besar penduduk lintas agama, etnis dan suku.  

“Mari kita perbaharui semangat  insaniah kita. Mari kita perbaharui, sehingga menjadi manusia yang betul-betul kembali ke fiitrah. NTB merupakan kemah besar bagi penduduknya lintas agama, lintas etnis, lintas budaya. Saya sangat setuju sekali,” ujarnya pada acara halal bihalal di Pendopo Gubernur, Rabu (13/7/2016).

Menurutnya, agama Islam bukan hanya membawa doktrin teologi atau ritual ibadah saja. Tetapi Islam juga membawa misi ilmu pengetahuan, peradaban, kemasyarakatan. Bahkan, katanya,  semua agama mengajarkan seperti itu. Menurutnya, percuma agama kalau tak membangun misi kemanusiaan. “Agama apapun kalau tidak dibarengi semangat kemanusian, percuma itu. Kalau tidak memberikan motivasi, mendorong  kepada masyarakat yang harmonis,” imbuhnya.

Membangun masyarakat yang plural, katanya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat membangun Kota Madinah. Nabi Muhammad adalah orang Mekkah, setelah 13 tahun berdakwah di Mekkah kemudian hijrah ke Kota Yastrib, yang sekarang disebut Kota Madinah.
Di Kota Yastrib, kata Aqil Siradj, masyarakatnya sangat plural. Ada masyarakat Islam pendatang yang disebut kaum Muhajirin dan Islam pribumi yang disebut kaum Ansor.  Selain itu, ada juga penduduk non Muslim yang sudah ribuan tahun tinggal di Kota Yastrib sejak zaman Nabi Musa. 

“Melihat masyarakat yang plural itu, Nabi Muhammad akhirnya memutuskan satu visi misi, satu agenda perjuangan. Sesungguhnya semua itu adalah satu umat,” ujarnya.

Ia mengatakan, Nabi Muhammad SAW pada 15 abad yang lalu sudah berhasil mewujudkan masyarakat Kota Yastrib yang sekarang disebut Kota Madinah dengan kondisi sosial berdasarkan konstitusi modern. Kota Madinah dibangun bukan berdasarkan konstitusi agama, bukan Negara Arab atau bahkan bukan Negara Islam. Tapi Negara Madinah. Artinya berbudaya, berkarakter, berkeadilan baik Muslim dan non Muslim,” ucapnya.

Secara pribadi, KH. Aqil Siradj mendukung kepemimpinan Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi, karena saat ini menilai mencari pemimpin yang bersih dan jujur sulit. “Kalau tidak melanggar undang-undang saya dukung gubernur ini menjabat terus,”  selorohnya . 

Sementara Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi pada kesempatan yang sama mengucapkan terima kasih atas kunjungan Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj beserta istri  ke NTB.“Hadirnya beliau memberikan dorongan moril bagi masyarakat NTB, Ini menunjukkan bahwa kita dapat support tokoh-tokoh untuk membangun NTB,”  ujar gubernur. (*)


Share:

Wagub NTB Lebaran Topat Harus Mampu Gaet Wisatawan

Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi istri  memotong topat pada puncak acara Lebaran Topat di Pantai Duduk Batulayar, Rabu (13/7/2016). 

Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, Msi, menghadiri acara Lebaran Topat yang digelar di Pantai Duduk Senggigi, Batulayar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Rabu (13/7/2016). Orang nomor dua di NTB ini hadir bersama istri, Hj. Syamsiah Muh. Amin yang disambut Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S.Ag. M.Si beserta istri.

Event ini dipadati masyarakat yang hadir di pusat perayaan Lebaran Topat di Lobar ini. Lebaran Topat merupakan tradisi masyarakat Lombok, khususnya Mataram dan Lombok Barat. Event tahunan ini dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Syawal yang dimaksudkan untuk merayakan kemenangan setelah enam hari berpuasa sunat di bulan syawal. Pada Lebaran Topat ini, masyarakat berduyun-duyun berziarah ke makam, pantai atau tempat wisata lainnya sambil membawa ketupat (topat dalam Bahasa Sasak) dan menyantapnya bersama keluarga, teman dan kerabat.

Bagi wagub, event Lebaran Topat ini harus menjadi event besar yang mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. “Event ini harus kita lestarikan sebagai salah satu warisan budaya tak benda, yang senantiasa akan mengembangkan ekonomi kreatif,” ujarnya.

Untuk itu, dalam menghadapi kegiatan ini, perlu kesiapan berbagai hal untuk menyambut kunjungan wisatawan yang menyaksikan agenda tahunan ini. kesiapan yang dimaksud diantaranya, infrastruktur serta kualitas sumber daya manusia yang ada.

“Kita punya sumber daya alam yang sangat melimpah, keindahan alam, budaya, tradisi yang unik dan khas. Kalau kita punya kesiapan untuk mengelola dengan baik, maka tidak akan mempunyai nilai tambah secara ekonomi,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menyampaikan Lebaran Topat saat ini tidak hanya menjadi perayaan ritual keagamaan saja, namun menjadi wadah untuk membangun dan mempererat tali persaudaraan. “Di dalam momentum Lebaran Topat menjadi sebuah lambang untuk menjaga harmonisasi hubungan dengan para leluhur, di samping juga untuk menarik wisatawan,” jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, selaku Ketua Panitia, Ispan Junaidi, M.Ed melaporkan, kegiatan Lebaran Topat merupakan kombinasi ritual keagamaan dengan prosesi budaya dalam rangka menarik wisatawan. “Hari ini, seluruh masyarakat tumpah ruah Pak Wagub. Sungguh ini merupakan kombinasi yang unik antara ritual religi dengan prosesi budaya,” jelasnya. (*)


Share:

Mukenah Bordir Bagek Nyake Rambah Malaysia

Mukena bordir khas Bagik Nyake Aikmel Lotim

Semenjak ditetapkan oleh Pemprov NTB sebagai industri garmen khusus busana muslim. Masyarakat di Desa Bagek Nyake, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur (Lotim), terus mengembangkan industri mereka. Meski skala kecil, tapi industri garmen khusus busana muslim  jenis mukenah bordir merambah hingga pasar Malaysia.

Produksi mukenah bordir di Desa Bagek Nyake, umumnya ditekuni oleh para perempuan dari  yang baru tamat  SMA hingga ibu rumah tangga. Mereka terlihat cukup terlatih mengikuti pola desain mukenah yang dibuat secara manual. Meskipun dalam proses selanjutnya dibantu dengan peralatan mesin bordir.

di Lokasi pembuatan mukena, para perajin cukup telaten mengerjakan pola demi pola. Mereka tidak mau mengambil risiko. Pasalnya, salah sedikit bakal merusak desain pola lainnya. Risikonya, perajin harus mengulang dari awal.
Proses bordir mukena Bagik Nyake Lombok Timur

Seperti halnya Riza, gadis yang menamatkan sekolah di bangku SMA dua tahun lalu memilih belajar bordir. Ia tidak ingin diam diri dengan alasan tidak adanya pekerjaan. Iklim yang telah terbentuk sejak lama di desanya, membuatnya bergairah. Membordir salah satu pilihan untuk mengembangkan kemampuannya.

Rumitnya desain gambar menjadi tantangan tersendiri bagi Riz. Karena harus mengikuti orderan pembeli. Kemandirian selama ini, tak ayal membuatnya bisa membantu memenuhi kebutuhan orangtuanya. Dengan sistem borongan, per bulan ia dapat mengumpulkan uang Rp 700 hingga 900 ribu. "Cukuplah buat bantu - bantu orangtua. Daripada main gak karuan,’’ ujarnya, Sabtu (16/7/2016).

Keahliannya itu menjadi kebanggaan keluarganya. Riza pernah berpikir untuk mandiri membuka kerajinan bordir. Keterbatasan biaya serta minimnya peralatan jadi penghalang. Meskipun demikian, ia akan tetap belajar serta mengembangkan kemampuannya. ‘’Ada sih rencana mau mandiri. Tapi ndak ada modal,’’ katanya.
Mukena bordir khas Bagik Nyake Lombok Timur

Di sisi lain, ia merasa miris dengan kebanyakan remaja saat ini. Tamat sekolah,bukannya mencari pekerjaan malah senang keluyuran. Sebagai generasi muda, ia menyarankan rekan - rekannya untuk kursus keterampilan daripada menganggur dan keluyuran tidak jelas.

Hal senada disampaikan, Zuhadah warga Dusun Dasan Bembek, Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba. Keahliannya membordir dimulai sejak tahun 2009 lalu. Mengoperasionalkan mesin bordir, umumnya kesulitan dihadapi oleh para pemula. ‘’Kesulitan menggunakan mesin. Namanya belajar kesulitan pasti ada,’’ tuturnya.

Dua tahun belajar, ia memilih membuka usaha sendiri. Pesanan banyak diterima dari masyarakat dan para saudagar. Hasilnya, Zuhadah dapat membiayai anaknya hingga kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Lombok Timur. ‘’Iya Alhamdulillah, anak bisa kuliah,’’ katanya.

Produksi mukenah ini sifatnya musiman. Artinya, hanya bisa dikerjakan pada saat menjelang Ramadhan, Idul Adha dan hari besar Agama Islam lainnya. Oleh karena itu, ia mensiasati dengan menjahit. Tapi bagi ibu dua orang anak ini, penghasilannya sebagai perajin bordir bisa membantu meringankan beban suaminya.

Pengusaha bordir di Bagek Nyake, Khudri mengaku produksi mukenah dan jilbab yang umumnya dikerjakan perempuan ini, tak hanya di pasarkan di NTB. Tapi sudah masuk ke pasar di Malaysia. Ia tetap mempertahankan kualitas sehingga bisa bersaing dengan produksi skala besar di daerah lainnya. ‘’Bukan di Lombok saja. Puasa kemarin, malah kita kirim ke Malaysia,’’ akunya.

Produksi mukenah bordir sebulan menghasilkan 200 hingga 350 biji. Biasanya, sudah ada pesanan dari saudagar, sehingga ketika rampung langsung didistribusikan. Bapak tiga orang anak ini mengaku, persaingan level industri besar menjadi tantangan tersendiri. Menurutnya, inovasi serta mempertahankan kualitas bordir jadi ciri tersendiri. Dengan harapan, mukenah bordir produknya bukan saja menjajal Negeri Jiran. Ia berobsesi juga mampu memasarkan produknya di Negara-negara Islam lainnya.  (Muhammad Kasim)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive