Be Your Inspiration

Thursday 22 December 2016

Novotel Lombok Resort Ramah Wisatawan Muslim

Kawasan Hotel Novotel Lombok

NOVOTEL merupakan salah satu resort yang ada di Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) Mandalika. Hotel ini merupakan salah satu hotel yang banyak dikunjungi wisatawan. Hotel ini menyediakan fasilitas yang komplit bagi wisatawan yang menginap. Sehingga wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk mencari tempat di luar hotel untuk sekadar menikmati spa dan lainnya.
Semua persyaratannya komplit. Di tingkat nasional Novotel Lobok Resort & Villas pernah meraih predikat excellent dari supervisor nasional di 2015. Dan tahun ini, hotel berbintang empat itu berhasil memenangkan Best Halal Friendly yang digelar Kementerian Pariwisata RI. Desain hotelnya unik. Ada struktur dan gaya Sasak yang dimasukkan di bagian atapnya. Ilalang yang biasa digunakan sebagai atap rumah bagi penduduk masyarakat Sasak di pulau Lombok, dipilih jadi etalase bagian luarnya.
“Novotel Lombok Resort & Villas juga telah menyediakan setup kamar hotel yang bisa dinikmati dan digunakan wisatawan Muslim, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Kami juga menyediakan fasilitas lainnya seperti spa, pemandangan pantai yang indah, fitnes area dan lain-lain,” Kata General Manger Novotel Lombok Resort and Villas, Charles Choi, Rabu (30/11/2016).
Ia mnegatakan bahwa Novotel Lombok Resort & Villas sudah menyediakan segala kebutuhan wisatawan. Semua fasilitas yang disediakan sudah termasuk dalam world class (berkelas dunia). Dari mulai antar-jemput bandara, penitipan anak, kursi berjemur pantai, payung pantai, sarapan, pusat kebugaran, WiFi di area umum, took, layanan pijat, dan fasilitas rapat.
“Kami juga menyediakan kolam renang outdoor, penyewaan sepeda, fasilitas bisnis, kafe, concierge/layanan tamu, laundry, restoran, layanan kamar, brankas hingga pantai privat. Semuanya tersedia disini,” ujarnya.
Bukan hanya itu saja, di hotel ini juga telah disediakan berbagai makanan halal. Sehingga wisatawan tidak perlu merasa khawatir ketika mencicipi kuliner dari hotel ini.
Hotel ini juga berada di sekitar destinasi wisata unggulan NTB. Misalnya Pantai Seger yang jaraknya hanya 0,40 km dari Novotel. Pantai tersebut memiliki arus yang tenang dan air yang jernih. Tidak jauh dari sana juga terdapat Pantai Kuta, Tanjung Aan, Batu Payung dan lainnya.
“Kami memberikan fasilitas dan pelayanan yang maksimal bagi setiap tamu yang datang. Kami berharap setiap tamu merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke sini,” harapnya. (Linggauni Suara NTB)
Share:

GM Golden Palace Ernanda Agung Jadi Ketua AHM

Roof Garden, Golden Palace Hotel Lombok

General Manager (GM) Golden Palace Hotel Mataram, Ernanda Agung D. Resmi menjabat sebagai Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM). GM yang sempat ditunjuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua AHM ini, berjanji akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di bidang pariwisata.

Peningkatan kualitas SDM akan diwujudkan melalui program kerja yang akan disusunnya. Sebagai daerah pariwisata unggulan, NTB harus tetap meningkatkan standar pelayanan terhadap wisatawan. Rendahnya kualitas SDM menjadi kelemahan sekaligus kendala pengembangan industri bidang jasa ini.

“Tentunya, hal utama yang harus dilakukan AHM ialah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kita akan meningkatkan SDM untuk menjamin mutu pelayanan melalui pelatihan – pelatihan,” tuturnya, usai dilantik sebagai Ketua AHM, Jumat (9/12/2016).

Selain menggerakkan AHM agar terlibat meningkatkan kualitas SDM, Ernanda juga akan mengarahkan organisasi tersebut supaya menjadi lembaga yang peduli sosial. AHM sedang menggalang dana bantuan untuk dialokasikan kepada pengelola SMP N Satu Atap Suela yang terletak di lingkungan SDN 6 Perigi. Sekolah tersebut akan dibantu atas inisiatif Mantan Ketua AHM, Reza Bovier. GM Hotel Santika ini merasa prihatin setelah melihat kondisi sekolah tersebut.
“Kita akan berupaya mengumpulkan dana CSR – CSR, untuk kita serahkan ke sekolah seperti yang disampaikan pak Reza,” tegas Ernanda.

Sebelumnya, Reza Bovier sempat menjelajah di pelosok Suela, Kabupaten Lombok Timur, dengan tujuan melihat secara langsung kondisi sekolah dimaksud. Saat mendatangi lokasi, pihaknya juga melihat potret kemiskinan yang begitu buram. Lebih – lebih, ketika mendengan cerita tentang salah satu murid di SMP tersebut mengungsi bersama keluarganya di tengah hutan.

“Anak itu, menurut cerita dari kepala sekolahnya merupakan anak yang cerdas. Dia sangat antusias bersekolah, meski perjalanan dari tempat tinggal menuju sekolahnya memiliki jarak tempuh yang relatif jauh,” tuturnya.

Reza yang turut andil dalam upaya penggalangan amal ini, berencana untuk merelokasi keluarga miskin yang mengungsi ditengah hutan itu. Pihaknya akan membantu dengan menyewakan rumah keluarga tersebut di lokasi perkampungan. Hal itu akan dilakukan supaya kepala keluarga yang bermukim di tempat terisolir itu bisa mencari nafkah di pedesaan.


“Bantuan dari kita yang swasta ini, sifatnya tidak bisa berkelanjutan. Kita hanya sanggup untuk mencarikan mereka kontrakan yang bisa mereka tempati sementara. Setelah itu, ya tentu kepala keluarga, ayah dari anak tersebut harus mencari nafkah untuk menyambung kehidupan mereka,” tandasnya. (Sahmat Darmi)
Share:

Monday 5 December 2016

Legenda Mata Air Sari Gangga (26)

Sementara Putri Faradilla masih memainkan pedangnya. Setelah beberapa lama kemudian, dia istirahat dan pergi ke tempat pemandian yang sudah disediakan.

Waktu pun berlalu. Hari sudah beranjak malam. Putri Ambarwati sudah sampai di istana. Setelah mandi dan istirahat beberapa saat, dia memanggil dayang-dayang. Putri Ambarwati meminta dayang-dayang memanggil Putri Faradilla ke tempat pertemuan keluarga secepatnya.

Tak berapa lama kemudian Putri Faradilla sudah berada di ruang pertemuan.

"Maaf, hamba telat ibu," ujarnya sambil duduk di lantai. Kemudian sungkem pada ibunya.

"Tak apa-apa," jawabnya pendek. "Sekarang, kamu duduk dan kita bicara tentang pamanmu, Pangeran Sentanu," tambahnya.

"Emang kenapa dengan paman?" tanyanya.

"Kamu harus hati-hati dengan pamanmu! Saya curiga pamanmu, ingin membuat kerajaan kita tidak damai," jawabnya.

"Benar bunda. Tadi pas di Kopang hamba dijadikan umpan untuk membunuh Pangeran Kumara," ujarnya sambil menceritakan apa yang dialaminya di Kopang.

"Sudahlah bunda sudah tahu. Bahkan, bunda melihat langsung di sana,"

"Jadi bunda ikut juga ke Kopang?" tanyanya penasaran.

"Bunda cuma melihat dari kejauhan saja. Bahkan, bunda melihat langsung di kawasan Lendang Kekeh, situasi keamanan di sana terganggu,".

"Terganggu bagaimana?" tanyanya tambah penasaran.

"Ada kawanan menyerang dusun itu. Masyarakat jadi takut, sehingga mereka bersembunyi di tempat aman,"

"Jangan-jangan ini ulah paman?" celetuk Putri Faradilla.

"Bunda tidak tahu. Tapi yang jelas kita semua harus waspada. Kita harus hati-hati berbicara pada orang-orang di sekitar kita. Siapa tahu, mereka itu kaki tangan pamanmu,"

"Baik bunda. Makanya tadi, saya marahi Kacek yang membocorkan rencana pertemuan hamba dengan Pangeran Kumara di Kopang," (Bersambung)
Share:

Penenun di Batujai Pertahankan Warna Alami di Hasil Produksi


 
bahan alami untuk tenun di Dusun Montong Batujai Lombok Tengah
SELAMA ini kita mengetahui tenunan Lombok identik dengan warna terang seperti merah atau warna emas. Penggunaan bahan ini menggunakan benang dengan pewarna buatan pabrik. Padahal orang-orang dulu, jika menenun mereka menggunakan benang yang warnanya dibuat dengan bahan-bahan di sekitarnya. Bahan-bahan yang gampang ditemui tersebut memiliki warna yang lebih kalem, sehingga mereka bisa hemat biaya.

Untuk melestarikan budaya ini, kelompok Tenun Tenar di Dusun Montong, Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah mengembangkan tenunan pewarna alami. Kelompok yang dibina oleh Perkumpulan Pancakarsa di bawah Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPUK) ini sejak 2013 mengembangkan benang dengan pewarna alami.

“Sejak awal Januari 2016, kita dibimbing oleh Maybank,” terang Jelita Sukrama, pendamping kelompok Tenun Tenar saat ditemui Ekbis NTB, Rabu (30/11/2016).

Jelita mengatakan, pembuatan pewarna alami menggunakan bahan-bahan yang banyak tumbuh di sekitar seperti pohon mangga, asem, jambu, tarum dan lain-lain. “Tarum sendiri menghasilkan warna indigo, sedangkan yang lainnya menghasilkan warna coklat, hijau, dan lainnya tergantung prosesnya,” terangnya. Proses pewarnaan benang sendiri menghabiskan waktu 3 – 7 hari tergantung lamanya penjemuran yang berhubungan dengan panas matahari.
 
Seorang penenun di Dusun Montong, Desa Batujai Praya Barat sedang menenun menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan di sekitarnya
“Paling lama itu untuk warna indigo, karena warna tersebut difermentasi,” kata Jelita. Ia juga pernah eksperimen dengan menggunakan daun pandan, tetapi tidak berhasil karena warnanya yang luntur.  Selain itu, walau bahannya sama, tetapi hasil warnanya beda di setiap daerah. Pewarnaan  dilakukan sebulan sekali yang bisa menghasilkan 1 – 2 bal yang dapat untuk membuat 6 kain tergantung tebal tipisnya suri dan pakan kain untuk ukuran 120 cm  x 2 m.

Proses pengerjaan tenunan dengan benang pewarna alami memakan waktu yang lebih lama tergantung ketelatenan penenun sendiri. “Kalau rutin dikerjakan paling lama 2 minggu, tetapi kalau ditinggal kerja di tempat lain paling lama 1 bulan,” jelas Jelita. Menenun dengan benang pewarna alami memerlukan kesabaran yang tinggi, karena jika salah sedikit, maka benang akan terputus.

Kain tenun dengan pewarna alami sendiri harganya lebih mahal dibandingkan dengan kain tenunan dengan benang tekstil. “Kalau pakai benang rayon harganya dari Rp 700 – 800 ribu, misraise Rp 1,5 juta, dan benang sutra harganya Rp 2 juta,” kata Jelita.

Tenunan dengan pewarna alami ini bisa menambah pemasukan ibu-ibu yang menjadi kelompok tenun. Setiap tenunan, mereka dibayar Rp 350 ribu – Rp 600 ribu/kain yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ke depannya, Jelita berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pembuatan galeri agar bisa memamerkan hasil produksi penenun di dusun tersebut. (Uul Efriyanti Prayoba - Ekbis NTB)
Share:

Menikmati Objek Wisata Terasering Tetebatu Lombok Timur

Areal persawahan di Tetebatu Lombok Timur. Areal ini sangat cocok untuk wisata alam, karena memiliki terasering menarik seperti di Bali

Destinasi atau kawasan wisata Tetebatu Kecamatan Sikur merupakan salah satu potensi wisata andalan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Sejumlah hotel dan homestay di kawasan ini terus tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada beragam pilihan yang ditawarkan pelaku wisata kawasan Tetebatu ini kepada para wisatawan, di antaranya trekking ke Gunung Sangkareang, black monkey, traditional coffee process dan kesejukan serta pemandangan alam yang indah.

TERIRING dengan pertumbuhannya, tidak ditampik masih banyak yang perlu dibenahi. Hal ini terungkap dalam diskusi Pengembangan Kawasan Wisata Tetebatu di kantor Desa Kembang Kuning, Sabtu (3/12/2016).

Kepala Bidang Objek Daya Tarik dan Sarana Wisata (ODTSW) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lotim, Ahyak Mudin, mengaku, tidak ingin Tetebatu rusak, karena tidak tertata dengan baik. Dalam proses pembenahannya, perlu master plan.     

Adanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD), 2017 mendatang dari Disbudpar menjadi Dinas Pariwisata. Struktur OPD di Dinas Pariwisata Lotim saat ini diyakinkan memberikan atensi yang besar pada kemajuan pariwisata. Di mana, semua lini disentuh, termasuk sumber daya manusia (SDM) yang bergerak pada bidang pariwisata.

Lotim juga merupakan satu-satunya daerah yang sudah menyusun Rencana Induk Pengembangan  Pariwisata Daerah (Riparda) sejak tahun 2015 lalu. Kebijakan Pemkab Lotim diterangkan sangat serius dalam pengembangan pariwisata ke depan. Termasuk Tetebatu dan sekitarnya merupakan salah satu yang masuk dalam rencana pengembangan.

Kementerian Pariwisata, GIZ dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB saat ini telah mencoba mencari pola pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Pola tersebut sudah dilaksanakan lama oleh pelaku wisata kawasan Tetebatu. Menurutnya, pembangunan pariwisata harus mengarah sesuai dengan hajatan dari komunitas pelaku wisata.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim, Widiyanto memandang, Tetebatu menjadi salah satu destinasi yang kaya potensi. BPPD berkomitmen terus mendorong kemajuan pariwisata daerah melalui aspek promosi.

Tetebatu lanjutnya memiliki alam pegunungan, hamparan sawah yang tercetak indah. Para pelaku wisata Tetebatu diakui sudah cukup pengalaman dan memahami pengembangannya ke depan.

Terpenting  kata Widiyanto, dalam memajukan wisata dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Diketahui di kawasan Tetebatu dan sekitarnya ada Desa Kembang Kuning, Jeruk manis, Joben, Loyok dan desa-desa di sekitar Tetebatu. Kehadiran investasi wisata di dalam kawasan itu harus memberikan dampak kesejahteraan.

Sementara itu, para pelaku wisata di Tetebatu ini terbilang sudah sangat profesional dalam menggerakkan potensi. Seperti dikemukakan Fadli, salah satu pelaku wisata yang menyebut Kawasan Tetebatu ke depan bisa menjadi tempat wisata masa depan. Upaya yang sudah dilakukan para pelaku ini, menghadirkan Youtuber se Asia Fasific untuk membuat video dan turut mempromosikan Tetebatu. Rencana juga akan hadir Google Traker.  ‘’Sejumlah event pun siap di gelar, antara lain East Lombok Summer Fest 2017 yang akan menghadirkan Menteri Pariwisata,’’ klaimnya.  (Rusliadi - Suara NTB)
Share:

Berugak Atap Ijuk Gunung Sari Tahan Hingga Ratusan Tahun

Udin dengan berugak atap ijuk hasil karyanya di Desa Kekait Gunung Sari Lombok Barat

DESA Kekait Gunung Sari Lombok Barat memiliki banyak potensi sumber daya alam (SDA). Pemanfaatan SDA ini tergantung dari kreativitas masyarakat sekitar. Jika masyarakat kreatif, maka mereka akan mampu bersaing dalam berusaha. Sebaliknya, jika tidak kreatif, masyarakat sekitar akan jadi penonton atau malahan akan tersingkir dari kampung halaman.

Besarnya potensi SDA yang dimiliki desanya dan desa tetangganya melatarbelakangi Udin, salah satu pengusaha ijuk atau atap ijuk di Desa Kekait dalam berusaha. Semula Udin hanya fokus  mengirim ijuk dalam jumlah yang cukup besar ke Bali. Namun, melihat potensi usahanya berjalan stagnan dan tidak terlalu berkembang, Udin pun mencoba mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan ijuk. Apalagi ijuk di sekitar Kekait dan daerah lain di Gunung Sari mudah didapat. Sebagai salah satu penampung ijuk di Kekait, dirinya tinggal memesan pada masyarakat yang mencari ijuk ke tengah hutan.

Atas dasar itu, Udin kemudian membuat atap berugak dari ijuk dan dipajang di rumahnya. Melihat tampilan berugak yang cukup modis membuat banyak orang tertarik dan memesan, baik untuk perumahan, tempat ibadah, khususnya pura, rumah makan, cottage dan hotel.  Bahkan, pada tahun 2015 lalu, Udin mengaku tidak pernah sepi pemesan. Setiap hari selalu ada saja orderan atau pesanan yang masuk ke tempatnya.

‘’Tapi pada tahun ini, pemesan tidak terlalu banyak. Saya tidak tahu penyebabnya. Mudah-mudahan pada tahun depan, pemesannya lebih banyak lagi,’’ tuturnya di Desa Kekait Gunung Sari, Minggu (4/12/2016).
 Ijuk yang siap dikirim ke Bali untuk atap pura dan berugak atap ijuk Gunung Sari Lombok Barat
Udin mengaku, saat ini hanya dirinya yang menggeluti atap ijuk di Gunung Sari. Apalagi, ada beberapa asesoris yang tidak mampu dibuat pengusaha lain. Di mana, asesoris ini diklaim mampu membuat tampilan berugak atau tempat ibadah menjadi lebih cantik dan enak dipandang. Namun, masyarakat atau pengusaha yang memesan atap ijuk masih terbatas, yakni untuk rumah ibadah dan pengusaha hotel.
‘’Terkadang pihak hotel mikir-mikir juga menggunakan atap ijuk. Apalagi, dibandingkan dengan atap ilalang lebih murah. Sementara atap ijuk sangat mahal,’’ ujarnya, seraya menambahkan, baru-baru ini sudah mengerjakan pembuatan atap berugak hotel di Sekotong dan Senggigi.


Untuk satu berugak ukuran sekepat (tiang empat), pembeli harus membayar yakni sebesar Rp 4 juta. Sementara berugak ukuran sekenam (tiang enam) biaya atapnya mencapai Rp 6 juta. Lain halnya, jika menggunakan atap ilalang, pembeli hanya membayar Rp 1,5 juta. Malahan di tempat lain, pembeli dengan uang Rp 4 juta bisa mendapatkan 1 berugak. Mahalnya, penggunaan ijuk sebagai atap, karena sebagai pengusaha membeli berdasarkan kilogramnya. Di tempatnya di Kekait, dirinya harus membeli Rp 3.000 per kilogram dari masyarakat. Sementara kalau dijual atau dibawa ke Bali harganya jauh lebih mahal, karena pertimbangan biaya distribusi.
Seorang pekerja sedang menganyam ijuk untuk dijadikan atap berugak atau atap pura
Bagi masyarakat yang menggunakan ijuk sebagai atap berugaknya, tambah Udin, bisa bertahan lama. Udin mencontohkan, atap Pura Mayura yang menggunakan atap ijuk mampu bertahan ratusan tahun dan diganti beberapa waktu lalu menggunakan genteng. Beda halnya, jika masyarakat menggunakan ilalang sebagai atap berugak atau rumah hanya bertahan selama lima tahun. ‘’Kalau gunakan atap ijuk, bisa tahan lama. Malahan, kayu penyangga atau bagian yang lain duluan lapuk atau diganti,’’ klaimnya.

Meski demikian, ujarnya, untuk membuat atap ijuk harus melalui proses. Di mana, sebelum anyaman atau engkelan atap ijuk ditaruh di atap harus dibersihkan dan dicari ijuk yang bagus. Setelah itu dianyam menggunakan tali ijuk yang sudah diolah, kemudian dipotong sesuai batas yang telah ditentukan dan disisir, sehingga menjadi lebih rapi. ‘’Jadi kenapa atap dari ijuk mahal, karena kuat dan tahan lama. Termasuk prosesnya juga beda,’’ terangnya.

Di satu sisi, Udin juga mengharapkan pemerintah memperhatikan usaha yang digeluti pengusaha kecil di Desa Kekait. Dirinya tidak ingin, janji pemerintah yang akan memberikan bantuan modal atau peralatan di tahun 2000 lalu terulang kembali. Baginya, dukungan pemerintah terhadap usaha masyarakat sangat diharapkan dan tidak hanya janji-janji semata. (Marham)
Share:

Wednesday 30 November 2016

Qatar Airways Tertarik Buka Penerbangan Langsung ke Lombok

Qatar Airways

Duta Besar (Dubes) Qatar untuk Indonesia H.E. Ahmed Jassim Al-Hamar menyatakan keinginannya untuk membuka penerbangan langsung dari Qatar ke Lombok. Ahmed Jassim Al-Hamar menyatakan keinginannya untuk membuka penerbangan langsung dari Qatar ke Lombok saat acara jamuan makan malam yang berlangsung di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (29/11/2016) malam. Hadir juga 10 dubes negara-negara Timur Tengah (Timteng).
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi pose bersama Dubes asal Timur Tengah di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (29/11/2016) malam

Menurutnya. Qatar memiliki maskapai penerbangan terbesar di dunia yakni Qatar Airways. Qatar Airways juga merupakan maskapai penerbangan terbaik di dunia.
Pada kesempatan ini Ahmed Jassim memuji Lombok sebagai pulau yang sangat indah. Apalagi dengan pengembangan pariwisata halal, wisatawan asal Timur Tengah juga tertarik datang ke Lombok.
“Kami ingin membuka penerbangan langsung ke Lombok. Kami harap Pak Gubernur bisa memberikan kemudahan prosedur pembukaan penerbangan langsung,” harap Ahmed Jassim.
Ia mengatakan, dengan kedatangan 10 Dubes negara-negara Timteng ini  pihaknya memiliki pijakan kaki untuk berinvestasi di Lombok. Setelah melihat potensi pariwisata yang ada di Lombok, akan disampaikan dalam forum bisnis  para pengusaha yang ada di Qatar.
Keindahan Pulau Lombok juga disampaikan Dubes Oman untuk Indonesia, H.E. Sayyid Nazar bin Al-Juland. Dikatakan, pihaknya telah mendengar keindahan Pulau Lombok sebelum datang ke NTB. Pasalnya, NTB telah dinobatkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia pada tahun 2015 lalu.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi (kiri) menjamu dubes asal Timur Tengah di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (29/11/2016) malam.
Ia menyebutkan, jumlah wisatawan Oman yang datang ke Indonesia sekitar 8.000 orang per tahun. Di mana, Pulau Lombok sudah dikenal oleh mereka. Ia juga mengatakan, hubungan diplomatis antara Oman dan Indonesia berlangsung harmonis selama ini.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang dikonfirmasi, Rabu (30/11/2016) mengatakan kedatangan 10 Dubes asal negara-negara Timteng dan perwakilan Islamic Development Bank (IDB) ini menjadi jembatan bagi para investor di negara masing-masing untuk berinvestasi di NTB. “Jadi kita tunggu follow up-nya. Saya optimis insya Allah akan di-follow up,” kata gubernur.
Termasuk Qatar yang berminat membuka penerbangan langsung ke Lombok, sebagaimana Emirate Airline  dan Etihad Airways. Menurut gubernur, mereka tinggal berkomunikasi dengan otoritas Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurut gubernur, maskapai penerbangan asal Timteng ini masih menjajaki peluang pembukaan penerbangan langsung ke Lombok.
“Ingin tahu data lebih detail tentang potensi berapa orang yang datang ke sini dari luar negeri. Kemudian pertumbuhan wisatawan kita tiap tahun berapa? Data pelaksanaan umroh dari tahun ke tahun seperti apa peningkatannya. Juga perdagangan NTB dengan luar negeri, ekspor dan impornya yang lewat udara seperti apa perkembangannya,” kata gubernur.
Ia berharap pembukaan penerbangan langsung  ini dapat segera terwujud. Pemprov, kata gubernur siap memfasilitasi hal-hal yang diperlukan supaya hal itu bisa segera terwujud. Gubernur menambahkan, NTB menghubungkan negara-negara Timteng dengan potensi investasi yang ada.
Seperti pengembangan kawasan halal hub di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Kemudian juga dipaparkan peluang investasi di Global Hub Bandar Kayangan Lombok Utara. Serta peluang investasi bidang pertanian dan peternakan di Pulau Sumbawa.
“Yang penting kita jaga adalah keamanan. Sehingga orang  yang akan menanamkan uangnya yakin. Uangnya tidak akan hilang, lenyap tapi menghasilkan keuntungan yang baik,” katanya.
Maskapai Qatar Airways
Gubernur menambahkan, diplomasi luar negeri Indonesia saat ini lebih ditekankan kepada diplomasi ekonomi. Sehingga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ditugaskan untuk menjaring investasi di seluruh provinsi untuk dipromosikan di luar negeri. Salah satu daerah yang dianggap potensial adalah NTB. “Yang semalam itu adalah kita provinsi pertama yang didatangi oleh para duta besar itu,” ucapnya.
10 Dubes asal negara Timteng yang berkunjung ke NTB itu adalah Dubes Saudi Arabia, H.E. Osama Mohammad Abdullah Al-Shuibi beserta istri, Dubes Oman, H.E. Sayyid Nazar bin Al-Julanda bin Majid Al Said, Dubes Tunisia, H.E. Mourad Belhassen, Dubes Maroko, H.E. Mohamed Majdi beserta istri. Kemudian Dubes Qatar, H.E. Ahmed Jassim Al-Hamar beserta istri, Dubes Bahrain, Mr. Yasser Al Haddad, Dubes Libya, H.E. Sadegh M.O. Bensadegh, Dubes Yaman, Mr. Mohamed Ali Saleh Al Najar beserta istri, Dubes Irak, H.E. Abdullah Hassan Salih dan Dubes Mesir, H.E.A. Amr Moawad. Selain itu juga ada Perwakilan IDB, Mr. M. Adhi Prakoso Dipo.(*)


Share:

Tuesday 29 November 2016

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi Luncurkan Logo HUT KE-58 NTB Tahun 2016

Launching Logo HUT NTB ke 58 Tahun 2016

GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi secara resmi meluncurkan logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 NTB tahun 2016, di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Selasa (29/11/2016). Peluncuran ini menandai dimulainya seluruh rangkaian peringatan hari lahirnya NTB yang memasuki usia ke-58 tahun.
Logo HUT NTB ke 58 Tahun 2016

Pada HUT tahun ini, Pemprov NTB meluncurkan logo yang cukup unik dan menarik. Logo 58 tersebut merupakan logo terbaik hasil seleksi pada ajang Lomba Desain Logo HUT ke-58 NTB, yang digelar beberapa pekan lalu. Karya Putu Bagoes Kuwerajaya ini memiliki empat kombinasi warna, yaitu biru, hijau, kuning dan orange.
Menurut Kabag Pemberitaan dan Komunikasi, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, M.H. warna biru menggambarkan kesetiaan dan konsistensi. Kuning artinya kejayaan dan kemakmuran. ‘’Sedangkan hajau menggambarkan NTB yang terus tumbuh,” tuturnya.
Acara Launching Logo HUT NTB ke 58 Tahun 2016.

Sementara, Tulisan Gemilang dan Ikhtiar Tiada Henti menjelaskan prestasi yang dicapai saat ini lebih baik dari sebelumnya. “Ikhtiar tiada henti menggambarkan usaha dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang terbaik tanpa harus dibatasi waktu. Sedangkan kepala rusa dalam logo merupakan lambang daerah NTB,’’ ujarnya.
Disaksikan Kepala SKPD, Anggota FKPD dan ratusan ASN Lingkup Pemerintah Provinsi NTB, Gubernur yang akrab disapa TGB melakukan pemotongan pita balon dan menerbangkannya bersama Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, TGH. Mahalli Fikri.
Untuk diketahui Peringatan HUT NTB digelar setiap tanggal 17 Desember. Provinsi NTB terbentuk tanggal 17 Desember 1958. Sejak saat itu, peringatan HUT NTB dilakukan setiap tanggal 17 Desember, hingga sekarang berumur 58 tahun.
Sesuai hasil rapat Sekda NTB bersama kepala SKPD lingkup Pemprov NTB beberapa hari lalu, ujarnya, tahun ini akan digelar berbagai kegiatan, di antaranya akan mengadakan pameran pembangunan kemajuan NTB. Pameran tersebut menampilkan pembangunan sejak gubernur pertama hingga eranya TGB saat ini.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meluncurkan Logo HUT NTB ke 58 Tahun 2016,
Selasa (29/11/2016)

Di samping itu, akan ada acara Clean Up Rinjani dengan mengerahkan ribuan masyarakat untuk membersihkan sampah yang ada di kawasan Gunung Rinjani. Bahkan, akan ada juga pameran foto perjalanan NTB selama 58 tahun yang akan dijejerkan di sepanjang jalan dari Islamic Center (IC) sampai ke depan pendopo gubernur.
Kegiatan lain yang diagendakan adalah acara NTB Bersih. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai untuk menjaga kebersihan seluruh objek yang ada di NTB, terutama pada pesisir-pesisir pantai yang sering dijadikan objek wisata oleh masyarakat yang ada di seluruh NTB.
Sehari menjelang puncak perayaan HUT, akan digelar acara yang disebut NTB Berdo’a. Pada hari itu diharapkan semua masyarakat NTB berdo’a untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat NTB dan Indonesia serta pada hari itu diupayakan agar semua khatib membacakan khutbah yang sama tentang HUT NTB ke-58. ‘’Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang akan dilaksanakan untuk memeriahkan HUT NTB ke-58 tersebut,’’ terangnya. (Marham/Humas Setda NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive