Be Your Inspiration

Monday 20 February 2017

Tiu Tiding, Objek Wisata Baru di Genggelang Gangga Lombok Utara

Jalan terjal menuju Tiu Tiding Desa Genggelang Kecamatan Gangga Lombok Utara (foto 18 Februari 2017)
Sebulan terakhir, objek wisata Tiu Tiding atau Temponan Atas sudah dibuka untuk dikunjungi. Sayang, akses ke objek wisata terbaru di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga ini tak mudah untuk dijangkau.

SABTU (18/2/2017) saat koran ini berkunjung ke lokasi, merasakan betapa melelahkannya perjalanan ke lokasi wisata air terjun ini. Melewati rintangan jalan hanya dengan sepeda motor, pengunjung akan terguncang di atas sadel, karena akses jalan yang rusak.

Untuk sampai ke lokasi ini, butuh waktu sekitar 2 jam dari pertigaan Lendang Bagian (pertigaan Bayan - Selelos/Gangga). Akses jalan raya dengan kendaraan roda 4 hanya sampai di pintu masuk menuju hutan Kemasyarakatan (HKm). Dari Lendang Bagian, pengunjung harus menempuh sejauh 10 km ke Dusun Paok Rempek, dan mengambil arah ke kanan menuju Dusun Kujur.
Air Terjun Tiu Tiding Genggelang Gangga Lombok Utara

Di dusun terluar Desa Genggelang ini, pengunjung bisa meminta bantuan guide ke lokasi air Terjun. Pengunjung juga bisa melancong tanpa bantuan guide, karena petunjuk jalan ke lokasi sudah ada. Tetapi alangkah baiknya menggunakan guide supaya tidak tersesat, apalagi untuk pertamakalinya.

Dari Dusun Kujur inilah, pengunjung harus menggunakan motor sejauh 10 km lagi. Di salah satu kawasan hutan HKm yang disebut masyarakat sebagai Sebun Bawi (Tempat persembunyian babi hutan), pengunjung memparkir kendaraan. Disebut Sebun Bawi, besar kemungkinan areal tersebut menjadi lokasi favorit persembunyian babi hutan. Berdasarkan pengakuan salah seorang pengelola HKm di sana, saat ini masih dijumpai banyak tanaman pisang yang dirusak oleh babi hutan pada malam harinya.
Air terjun Tiu Tiding Genggelang Lombok Utara yang masih alami dan natural. (foto 18 Februari 2017)

Dari areal parkiran, pengunjung melanjutkan kembali perjalanan ke air Terjun. Jarak yang ditempuh ke lokasi sekitar 500 meter. Dekat memang, tetapi akses menurun menguras fokus. Salah-salah bisa tergelincir masuk ke jurang.

Terhitung dari berangkat hingga sampai ke air terjun, butuh waktu sekitar 20 menit. Kembali dari air terjun, melewati medan menanjak dan berbahaya. Butuh waktu sedikit lebih lama, sekitar 0,5 jam atau lebih tergantung masa rehat. Untuk sampai ke titik parkir, minimal dua kali istirahat.

Masyarakat Kujur yang dipercaya mengelola objek wisata ini, sudah membuat tangga dengan pola terasering. Di beberapa titik, seutas tali rotan dengan bentangan 15 -20 meter diikatkan pada batang pohon. Tali rotan ini membantu pengunjung saat turun atau menaiki anak tangga. Di beberapa titik lainnya, kadang harus berpegangan pada akar pohon. Akses yang sulit inilah mengapa dinamakan Tiu Tiding. Tiding artinya curam, tiu artinya kolam. Sama halnya dengan Temponan Atas, yang berarti air terjun yang tinggi.

Sesampai di lokasi Air Terjun, rasa lelah, pegal, mungkin juga linu, terbayar oleh suasana air terjun. Kolamnya relatif dangkal, hanya selutut. Tetapi airnya mengalir dengan jernih. Air terjun utamanya tingginya sekitar 50 meter, dikelilingi oleh dinding bebatuan melingkar. Di sisi air terjun utama, terdapat 3 air terjun lain yang memancur. Baik air terjun utama dan air terjun pendamping, airnya berasal dari mata air setempat yang terjaga dengan baik. Di musim kemarau sekalipun, debit air tidak berkurang. Sementara di musim penghujan, airnya sama sekali tidak keruh.

"Saya baru pertama kali mengunjungi lokasi ini. Tampilannya biasa saja, tetapi suasananya sangat menyenangkan," kata pengunjung, Wadi.

Pengakuan pengunjung ini, akses ke lokasi memang sangat berbahaya. Sedangkan akses jalan yang dilalui kendaraan juga masih harus dibenahi. Biasanya saat musim hujan, jalan yang biasa dilalui kendaraan berlubang dan licin. Bahkan sebelumnya, Wabup Lombok Utara, yang berencana berkunjung ke lokasi ini mengurungkan niatnya, karena aksesnya terlampau sulit. (Johari Lombok Utara)

Share:

Sunday 19 February 2017

Mencari Nyale di Pantai Seger Lombok Tengah di Penghujung Waktu

Nyale yang berhasil ditangkap di Pantai Seger Lombok Tengah

Puluhan ribu masyarakat tumpah ruah pada perayaan puncak Festival Pesona Bau Nyale di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah (Loteng). Warga juga membanjiri hampir semua kawasan pantai selatan Loteng. Meski banyak wisatawan yang kecewa, karena nyale tidak banyak keluar, rasa penasaran mereka terbayar setelah menangkap nyale secara langsung.

 “Katanya nyale keluar dalam jumlah banyak. Tapi yang ada kok sedikit ya?” keluh wisatawan asal Jakarta di Pantai Seger.

Seorang warga menunjukkan nyale yang berhasil ditangkap di Pantai Seger Lombok Tengah
Hanya saja, ia juga mengaku cukup puas. Sudah bisa merasakan langsung, bagaimana menangkap Nyale. Dan, berharap penyelenggaran Bau Nyale di Loteng bisa semakin baik. Terutama terkait waktu pelaksanaannya, supaya lebih akurat dan cermat menetapkan waktu pelaksanaannya. “Katanya kemarin (Rabu,red) nyale-nya baru banyak yang keluar,” ujarnya.

Sebelumnya, konsentrasi masyarakat sudah mulai terlihat sejak Kamis (16/2/2017) sore. Jumlah massa terus bertambah hingga menjelang puncak Bau Nyale sekitar pukul 03.00 wita, Jumat dini hari. 

Warga mulai turun ke laut untuk menangkap nyale sekitar pukul 02.30 wita. Warga datang membawa peralatan berupa jaring serta wadah tempat menyimpan nyale (cacing laut) berbagai jenis ditambah alat penerangan, seperti lampu senter. 

Bau Nyale di Pantai Nambung
Warga yang datang menangkap Nyale juga bukan hanya warga Loteng saja. Banyak juga yang datang dari Kota Mataram, Lombok Barat (Lobar), Lombok Timur (Lotim) dan dari Kabupaten Lombok Utara (KLU). Termasuk warga Pulau Sumbawa. Bahkan warga dari luar NTB dan wisatawan asing juga tidak kalah banyak yang datang.

Puncak perayaan Festival Pesona Bau Nyale dibuka Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, SH, MSi.  Menurutnya, Pemprov NTB mengapresiasi kegiatan event Bau Nyale ini. Karena selama ini event tahunan ini cukup besar pengaruhnya dalam mendorong angka kunjungan wisatawan di daerah ini.
Ke depan, janjinya, dukungan lebih besar akan terus diberikan pemerintah provinsi dengan harapan, event Bau Nyale bisa semakin menggema, bukan hanya di tingkat nasional tapi juga dunia internasional.


Bau Nyale di Pantai Seger Lombok Tengah 2017
Di Lombok Barat, ratusan warga Dusun Pengantap Desa Buwun Mas Sekotong menggelar bau nyale di Pantai Nambung untuk pertama kalinya. Ritual budaya yang pertama kali diadakan ini bertujuan mempertahankan kearifan lokal di samping mempromosikan Nambung sebagai destinasi wisata.
Kades Buwun Mas, Rohidi, mengaku, kegiatan ini telah lama dirancang oleh pihak desa dan Forum Masyarakat Kecamatan Sekotong. 

Disampaikan, event budaya ini bakal terus diadakan tiap tahun. Ke depan ia berharap event ini tidak saja digelar secara swadaya masyarakat, namun perlu didukung pemda. Bahkan bila perlu event ini masuk ke agenda pemda agar bisa digelar tiap tahun. Ia menegaskan, event ini bukan meniru event di daerah lain, tapi tetap digelar oleh masyarakat.
Bau Nyale di Pantai Buwun Mas Sekotong Lombok Barat

Ketua Forum Masyarakat Kecamatan Sekotong, Abdul Majid menyatakan, festival bau nyale ini bukan hanya di Loteng dan Lotim, namun di Lobar khususnya di kawasan Sekotong bagian selatan persisnya di Nambung juga ada Nyale. Ia berharap agar Sekotong menjadi sentral festival bau nyale ke depan. “Ini juga upaya mempopulerkan Pantai Nambung,” jelasnya.  (MunakirLombok Tengah)
Share:

Sariayu Martha Tilaar Dukung Great Sale Lombok Sumbawa

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata NTB Dra.Hartati, MM dengan Pendiri PT Sari Ayu Indonesia, Dr. Martha Tilaar, Miss Indonesia Natasha Mannuela Halim, Ketua BKOW NTB Hj.Syamsiah M.Amin dan peserta kelas kecantikan Sariayu Martha Tilaar, di Mataram

Great Sale Lombok Sumbawa, merupakan salah satu kegiatan dalam rangka mendatangkan banyak wisatawan ke NTB. Kegiatan ini akan berlangsung selama sebulan, pada 1-28 Februari 2016. Dari kegiatan ini juga diharapkan pelaku usaha industri kecil dan menengah dapat melakukan promosi pada saat kegiatan berlangsung.

 Salah satunya Sariayu Martha Tilaar yang telah melakukan kelas kecantikan bertempat di Lombok Epicentrum Mall (LEM). Sariayu bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTB untuk menyukseskan program Great Sale Lombok Sumbawa.

‘’Terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi NTB yang telah memberikan kesempatan bagi Sariayu untuk melakukan kelas kecantikan dan turut sebagai peserta dalam great sale tahun ini,’’  kata pendiri PT Sari Ayu Indonesia, Dr. Martha Tilaar saat menghadiri kelas kecantikan, di Mataram, Jumat (17/2/2017).

Ia mengatakan bahwa kecantikan bagi wanita sangat penting. Sebab wanita yang merasa dirinya cantik akan bertambah rasa kepercayaan dirinya. Oleh sebab itu Sariayu Martha Tilaar hadir untuk masyarakat NTB umumnya melalui program great sale ini. Masyarakat bisa mendapatkan potongan harga yang beragam.
Pendiri Sariayu Martha Tilaar tukar cinderamata dengan Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi

‘’Kita perempuan dan laki-laki itu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri. Kita bisa berkarya dan berprestasi. Kita perempuan harus bersama-sama bersatu untuk maju. Melalui kelas kecantikan ini kami berharap masyarakat mendapatkan informasi tentang cara berdandan dan merawat diri,’’ ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata NTB H.L.Moh.Faozal,S.Sos,M.Si mengatakan bahwa great sale ini bagus untuk semua industri. Sebab industri yang tergabung dalam great sale dapat mempromosikan produknya kepada masyarakat maupun kepada wisatawan.

Wisatawan diharapkan dapat menikmati aktivitas belanjanya dengan berbagai diskon yang akan diberikan oleh berbagai industri, termasuk Sariayu Martha Tilaar. Sehingga wisatawan benar-benar dapat merasakan great sale di Lombok dan Sumbawa.

Beberapa daerah yang disasar menjadi pengunjung ke NTB di antaranya Yogyakarta, Solo, Surabaya, Jakarta, Makassar dan Bandung. Masyarakat di beberapa daerah itu diharapkan dapat melakukan kunjungan atau berwisata ke NTB, terutama pada saat great sale berlangsung. Sehingga Februari tidak lagi menjadi bulan dengan jumlah pengunjung yang sedikit. Seperti halnya yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

‘’Kalau sebelumnya, Februari sebagai bulan dengan pengunjung paling sedikit, sekarang dengan adanya event ini kita harapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan. Sehingga Februari tidak lagi sepi pengunjung,’’ katanya.
Pendiri Sariayu Martha Tilaar saat silaturahmi dengan Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi di Mataram, Jumat (17/2/2017)

Ia berharap pengusaha hotel, restoran dan pusat oleh-oleh dapat memberikan diskon yang banyak bagi wisatawan. Sehingga wisatawan bisa merasa ketagihan berkunjung. Ini juga bagus untuk memberikan kesan yang nyaman bagi wisatawan.

‘’Kalau banyak yang datang kan bagus juga untuk industri. Ini sekaligus sebagai upaya promosi dan memperkenalkan fasilitas yang kita miliki di sini. Sehingga wisatawan merasa senang dan ingin berkunjung lagi,” harapnya.

Dalam kelas kecantikan Sariayu Martha Tilaar hadir pula Ketua BKOW NTB Hj.Syamsiah M.Amin dan Miss Indonesia 2016 Natasha Mannuela Halim. Pengunjung LEM juga diberikan cara menggunakan make up dengan produk Sariayu Martha Tilaar. (Linggawuni/Suara NTB)
Share:

Wednesday 15 February 2017

Mengawal Gunung Rinjani Menjadi Geopark Dunia

Gunung Rinjani di Pulau Lombok. (Linggawuni)

Pengumuman geopark Rinjani menjadi geopark dunia akan dilaksanakan Maret mendatang. Hanya saja belum diketahui pasti apakah geopark Rinjani berhasil mendapatkan gelar geopark dunia itu. Hingga saat ini Dinas Pariwisata Provinsi NTB masih menunggu pengumuman dari UNESCO. Meski demikian Dispar optimis, sebab Rinjani merupakan satu-satunya geopark di Indonesia yang diajukan sebagai geopark dunia tahun lalu.

“Kita belum melakukan persiapan, masih mengkaji beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Unesco. Kita tunggu dulu dan kita akan upayakan terkait rekomendasi yang diberikan. Tapi kita optimis bisa mendapatkan predikat itu,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H. L. Moh.Faozal, S.Sos., M.Si., kepada Suara NTB, di Mataram, Selasa (14/2/2017).

Pihaknya akan melakukan sejumlah persiapan setelah memperlajari rekomendasi yang diberikan oleh Unesco. Hal ini juga berkaitan dengan kesiapan Rinjani sebagai geopark dunia. Sebab dengan demikian akan semakin banyak wisatawan yang datang. Terutama wisatawan penyuka tantangan. 

“Saat ini memang belum, setelah kita pelajari rekomendasinya baru kita lakukan persiapan,” ujarnya.
Sebelumnya sebanyak dua orang tim assessor UNESCO telah datang dan mulai melakukan penilaian geopark rinjani pada Mei 2016 lalu. Tim assessor itu adalah Maurizio Burlando dan Soo Jaee Lee yang telah melakukan penilaian sebagai acuan untuk memberikan rekomendasi lebih lanjut.

Konsep geopark bukan hanya dipersiapkan untuk mendapatkan predikat, namun juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Sebab fungsi geopark selain untuk konservasi, juga untuk pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi geopark.

Masyarakat juga diminta untuk mempersiapkan diri. Sebab penerimaan dan penyambutan dari masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan. Terutama masyarakat yang tinggal di lingkar Rinjani.

“Kita berharap semua berjalan dengan baik. Karena ini sudah kita usahakan sejak lama. Bulan depan adalah penentuannya,” kata Faozal.

Jumlah wisatawan yang mendaki Gunung Rinjani selama 2015 sebanyak 70.705 orang. Jumlah ini diupayakan meningkat dengan mengusulkan rinjani sebagai geopark dunia. (Linggawuni Suara NTB)
Share:

TP PKK NTB Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Sumbawa

Wakil Ketua I TP PKK NTB Hj. Syamsiah M. Amin bersama rombongan sedang berbincang dengan anak-anak korban banjir. 

DERASNYA curah hujan di sejak akhir tahun 2016 hingga pertengahan Februari 2017 membuat sebagian daerah NTB terkena musibah banjir.  Selain Kota Bima dan Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa juga salah satu kabupaten yang terkena banjir cukup parah hingga 10 kecamatan. 

Kondisi ini membuat organisasi-organisasi wanita NTB seperti PKK NTB, BKOW NTB dan DWP NTB bergerak terjun ke lapangan memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir. Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK NTB sekaligus Ketua Umum BKOW NTB, Hj. Syamsiah M. Amin memimpin rombongan ibu-ibu menyerahkan bantuan di Posko Pusat Banjir Sumbawa di Pendopo Bupati Sumbawa, Minggu(12/2/2017). 

Bantuan diterima langsung Wakil Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah. Rombongan menyerahkan bantuan berupa beras, kain sarung, tikar plastik, pakaian layak pakai, perabotan dapur, makanan bayi, biskuit dan mi instan, air mineral dan sembako  lainnya. ‘’Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan, dan kedatangan ibu-ibu sekalian memberikan dukungan moril kepada kami, dengan datang saja akan bisa memberi semangat bagi kami dan korban banjir,’’ ujar Wabup Mahmud Abdullah penuh syukur.
Wakil Ketua I TP PKK NTB Hj. Syamsiah M. Amin bersama rombongan sedang berbincang dengan warga korban banjir. 

Ketua BKOW NTB Hj. Syamsiah M. Amin, menjelaskan kunjungan ibu-ibu ini ke Sumbawa untuk dapat saling membantu dan berbagi bersama warga yang jadi korban banjir. ‘’Kami datang dan berkumpul di sini untuk berbagi. Bantuan yang kami bawa ini ingin kami serahkan langsung  agar bisa menengok saudara-saudara kita, dan bantuannya tersalurkan bagi yang benar-benar membutuhkan,’’ ujar istri Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, ini.
Ia juga berharap musibah banjir  yang menimpa segera teratasi dan tidak terulang kembali. Dengan membawa sebagian bantuan, Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah yang terkena banjir  di seputaran Sumbawa Kota, seperti Kampung Karang Cemes, Kelurahan Brang Bara, Kelurahan Brang Biji, Kampung Karang Padak dan Kelurahan Lempe. 
Hj. Syamsiah M. Amin bersama pengurus organisasi wanita lainnya sedang memasak di dapur umum yang disiapkan tim relawan. 

Di Karang Cemes, rombongan Ibu-ibu ini menghibur anak-anak yang menjadi korban banjir dan ikut membantu relawan memasak di dapur umum menyiapkan  sarapan bagi korban banjir. Selain memberikan bantuan materil, Hj. Syamsiah M. Amin memberikan semangat moril bagi setiap korban banjir yang ditemui. (Marham)
Share:

Menikmati Sate Bulayak di Lokasi Pertama Kali Dijual Suranadi Lombok Barat

Sate Bulayak asli di Suranadi Lombok Barat

Selain ayam Taliwang yang telah terkenal sebagai kuliner khas Lombok, masih banyak lagi kuliner khas Lombok yang mesti dicicipi para pecinta kuliner. Contohnya seperti sate bulayak yang sekarang banyak dijajakan di lokasi wisata di NTB. Namun, tahukah Anda, jika sate bulayak pertama kali dijual di tempat wisata hutan Suranadi Narmada Lombok Barat.

Di tempat ini, akan banyak kita temukan penjual sate bulayak yang berjejer di tempat yang telah disediakan. Salah satunya adalah Inaq Sahidin yang mengaku sudah berjualan sate bulayak sejak dari awal menikah. "Awalnya dulu ikut-ikutan bantu mertua, baru kemudian saya berjualan," katanya.

Ia menambahkan, di hutan wisata Suranadi ada puluhan pedagang sate bulayak yang sudah lama berjualan. Menurutnya, kata bulayak itu berasal dari lontong yang menjadi teman makan sate. "Bulayak itu nasinya, bungkusnya dari daun enau, beda dengan pesor yang dibungkus dengan daun pisang. Jadi baunya khas," terang perempuan asal Desa Lembuak, Narmada ini.

Bumbu yang digunakan untuk sate bulayak ini juga khas, karena menggunakan bumbu besar. "Ada cabai, bawang, kemiri, pokoknya banyak bumbu pakainya," tambahnya.

Dalam sehari, Inaq Sahidin mampu menghabiskan 1 kg daging sapi, ayam dan jeroan yang bisa menjadi 150-200 tusuk sate. "Tapi tergantung  pengunjungnya di sini juga. Biasanya ramai saat hari libur atau ada acara agama di sini," terangnya.

Dalam satu porsi sate bulayak, pembeli akan diberikan 20 tusuk sate tergantung pilihan dan 5 buah bulayak sebagai teman makan. Sate kemudian diberi bumbu yang loyal, jika kurang banyak bisa minta ditambah. Rasanya pun lezat karena perpaduan bumbu dan rasa dagingnya yang memang juga diberi bumbu semakin menambah citarasanya. Harga seporsinya pun cukup murah yaitu hanya Rp 25 ribu saja. "Tetapi belinya bisa berapa saja, 10 atau 15 ribu juga bisa," kata Inaq Sahidin. (Uul Ekbis NTB)
Share:

Jumat, 17 Februari 2017 Puncak Bau Nyale di Lombok Tengah

Seorang murid SD menunjukkan nyale hasil tangkapan di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah

Pemkab Lombok Tengah (Loteng) memastikan puncak perayaan event Bau Nyale dihelat Kamis (16/2/2017) malam  hingga Jumat (17/2/2017). Di satu sisi, nyale (cacing laut) yang menjadi simbol perayaan Bau nyale sudah ditangkap sejak Rabu (15/2/2017) pagi.

Sekda Loteng, H.M. Nursiah, S.Sos.M.Si. usai memberi keterangan pers, di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayan (Disparbud) Loteng, Rabu (15/2/2017), menjelaskan, agenda perayaan Bau Nyale sudah disusun sejak awal. Termasuk hari puncak perayaannya sudah ditentukan jauh-jauh hari sebelumnya. Agenda ini sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak ada perubahan dari jadwal yang sudah ada.

“Memang di beberapa tempat dari informasi yang masuk, nyale sudah ada. Tapi untuk puncak perayaannya tetap sesuai rencana dan agenda yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Persoalan adanya kekhawatiran kalau nyale tidak akan ada pada puncak perayaannnya besok, itu di luar kekuasaan pemerintah daerah, karena semua sangat tergantung kondisi alam. “Penentuan puncak perayaan Bau Nyale kan melalui prediksi dari para tokoh adat. Masalah kemudian prediksi tersebut tepat atau tidak, itu di luar kuasa kita sebagai manusia,” terangnya.

Bagi Pemkab Loteng, semua agenda perayaan Bau Nyale telah disusun dan beberapa agenda sudah mulai berjalan. Untuk puncak perayaan pada Kamis hari ini akan dibuka dengan kegiatan lomba masak ikan dilanjutkan dengan karnaval Bau Nyale yang akan diikuti puluhan peserta, baik peserta dari Loteng maupun luar Loteng di Kota Praya.

Malam harinya, sejumlah hiburan tradisional digelar di Pantai Seger Kuta yang merupakan lokasi puncak perayaan event budaya tahunan warga Loteng ini.

Disinggung perayaan karnaval Bau Nyale, Nursiah mengaku kalau pelaksanaan karnaval tahun ini agak beda dengan tahun-tahun sebelumnya, baik dalam hal konsep acara hingga peserta karnaval. 
Dengan perubahan konsep dan peserta tersebut, diharapkan karnaval Bau Nyale tahun ini bisa menjadi suguhan tontonan yang menarik bagi masyarakat sekaligus sebagai ajang memperkenalkan Bau Nyale kepada masyarakat luas. (Munakir Lombok Tengah) 
Share:

Monday 13 February 2017

Mengenal Dusun Pembuat Batu Nisan di Lombok Tengah

Batu nisan yang menjadi mata pencaharian warga Dusun Gerintuk Desa Teruwai Kecamatan Pujut Lombok Tengah.

BAGI masyarakat Lombok, penggunaan nisan untuk makam sangatlah penting. Ini karena nisan menjadi penanda bahwa ditempat tersebut dimakamkan keluarganya. Jadi tidak heran, berbagai macam bentuk dan motif nisan bisa kita temukan di Lombok. Di Lombok Tengah, Dusun Gerintuk Desa Teruwai, Pujut, Lombok Tengah, dari dulu sudah terkenal sebagai dusun pembuat nisan terbaik.
"Saya sudah membuat nisan dari masih kecil sampai umur saya yang sekarang,mungkin sudah 60 tahun," tutur Papuq Andap, salah satu perajin nisan di Gerintuk, Rabu (8/2/2017).
Ia juga menceritakan sebagian besar penduduk dusunnya bekerja menjadi perajin batu nisan. Ada berbagai macam motif batu nisan yang menjadi andalan di desa ini. "Semakin rumit ukiran dan ukurannya, maka semakin mahal harganya," terangnya.
Bentuk batu nisan antara laki-laki dan perempuan juga berbeda. "Kalau yang laki-laki bentuknya segi delapan, sedangkan kalau yang perempuan bentuknya gepeng," terangnya, seraya menunjukkan bentuk yang dimaksud.
Papuq Andap menjual batu nisan buatannya bervariasi tergantung motif dan ukuran yang dipesan. "Kalau yang kecil harganya Cuma Rp 50 ribu, kalau yang sedang harganya Rp 300-500 ribu, sedangkan yang ukurannya besar harganya bisa sampai Rp 1 juta," jelasnya.
Harga ini juga dipengaruhi oleh lamanya pembuatan nisan saat dipesan pembeli. "Kalau yang besar bisa jadi 3 hari, kalau yang kecil sehari juga jadi," terangnya. Biasanya pembeli datang langsung ke rumahnya untuk memesan, tetapi ada juga yang dijual ke luar dusun.
"Di sini sudah ada pengepulnya yang setiap minggu datang mengambil sampai 1 mobil bak terbuka," terang Papuq Andap. Nisan-nisan ini dijual ke seluruh penjuru Lombok Tengah bahkan Lombok Timur.
Begitu juga pendapat H. Rasilah, salah satu pembuat nisan. Menurutnya, pemasaran batu nisan Dusun Gerintuk banyak dijual ke Sengkol, Mujur, Teruwai, bahkan Lombok Timur. "Di sini nisan menjadi sumber nafkah masyarakat karena rata-rata orang buat. Bahkan saya bisa menyekolahkan anak saya di Jawa dari hasil jual nisan," katanya. Dalam seminggu. Rasilah bisa membuat 10 nisan yang bahan bakunya banyak terdapat di Gerintuk.
Di Dusun Gerintuk, ujarnya, ada 4 lokasi penambangan batu bokah yang menjadi bahan utamanya. Ia pun menunjukkan lokasi penggalian batu bokah yang saat musim hujan seperti sekarang digenangi air. "Jadi kalah orang mau gali, harus dikuras dulu airnya. Kalau besok tempatnya tidak digunakan lagi maka tambangnya ditutup,"jelasnya.
Rasilah biasa menjual batu nisan buatannya bervariasi tergantung ukurannya. Kalau yang kecil harganya hanya Rp 50-100 ribu, sedangkan yang besar harganya bisa Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta. Kerajinan batu nisan di dusun ini, kataya, tidak pernah dilirik ileh pemerintah, murni semua usaha masyarakat sendiri. "Kalau ada bantuan, kita ingin dibantu alat-alat ukir. Di sini dulu ada yang buat patung dari batu bokah ini, tetapi sejak bom Bali, usahanya mati," akunya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive