Be Your Inspiration

Tuesday 13 November 2018

Musim Hujan, Sekolah Darurat SDN 7 Jenggala Lombok Utara Juga Roboh

Inilah tempat belajar murid di SDN 7 Jenggala yang roboh karena hujan deras. Pemerintah harus segera memperbaiki bangunan SDN 7 Jenggala agar bisa ditempati belajar. 

Hujan lebat pada Senin(4/11/2018) dan Jumat (9/11/2018) lalu, menjadi pemandangan terburuk bagi murid dan penyelenggara pendidikan SDN 7 Jenggala, Desa Jenggala, KecamatanTanjung. Letaknya di bawah bukit nun jauh di pedalaman menjadi alibi – bahkan pembenar, betapa sulitnya bantuan logistik sekolah masuk ke wilayahini.


Tokoh pemuda Dusun Grenggeng, Budiartoyo, meminta  keadilan dan pemerataan penanganan pascabencana gempa dari Pemda Lombok Utara, Pemprov NTB bahkan pemerintah pusat khusus, bagi mereka  di  dusun terisolir.

Khusus sekolah, anak bangsa yang menimba ilmu di SDN 7 Jenggala berjumlah 88 orang. Inilah yang menjadi keprihatinan tersendiri bagi masyarakat setempat, juga para guru.Sejak gempa 5 Agustus merusak bangunan sekolah, siswa sekolah di sana hanya memperoleh bantuan terpal. Tenda yang dijanjikan pemerintah tak kunjung tiba.


 Dusun Grenggeng terletak pada jangkauan kurang lebih 20-25 km dari ibukota Tanjung. Untuk mengakses dusun ini, kendaraan roda empat hanya bisa parkir sampai di pertigaan Dusun Sumur Duyung, Desa Tegal Maja. Dari sana, kendaraan yang bisa masuk hanya roda dua. Itu pun harus menapaki jalan rabat dengan lebar lebih sedikit dari 1 meter.Sampai di SDN 7 Jenggala, akses jalan rabat semakinmengecil, kurang dari 1 meter. Melewati perkebunan warga yang berbelok, menanjak dan menurun dengan kesan ekstrem.

Selama ini ngak dapat bantuan sekolah darurat, karena alasan mobil tidak sampai di lokasi mengantarkan bahan material khusus bantuan dari PUPR,” ujarnya.

Guru SDN 7 Jenggala sekaligus warga Grenggeng, Arianto, S.Ag.,menguatkan sejak gempa 5 Agustus, pihaknya berjuang untuk mendapatkan bantuan guna kelancaran belajar siswa. Sejak itu, praktis bantuan yang diperoleh sangat minim.
 
Sekolah darurat SDN 7 Jenggala Lombok Utara yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Di luar PLN yang menalangi listrik, dan OI yang membantu perpipaan sejauh 3,5 km, bantuan yang diterima berasal dari Buddha Tzu Chi berupa terpal dan tenda, tas dan buku sebanyak 21 paket dari Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) NTB, serta dan paket ATK bantuanTim Pramuka Jawa tengah.

“Kemarin saat hujan, semua terpal lepas karena terisi air, tempat belajar siswa basah kuyup.Tetap murid datang (Sabtu pagi, red) tapi tidak ada kegiatan belajar mengajar karena tempat belajar rusak, mereka membantu guru-guru gotong royong perbaiki terpal yang berserakan,” papar Arianto.

Siswa SDN 7 Jenggala berasal dari Dusun Grenggeng saja.Namun dusun ini terdiri dari 4 kampung, masing-masing Kampung Beriri dan Biloq Guna yang berbatasan langsung dengan Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan dua kampung lain, yakni Kampung Batu Rakit dan Kampung Grenggeng sendiri.Saat ini akses tempuh terjauh para siswa ke sekolah sejauh 3,5 km.

"Kami juga butuh bantuan alat berat untuk merobohkan sekolah dan Vihara Giri Vana Jaya di Kampung Beriri. Sekalian kami minta bantuan pemerintah untuk membukakan kami akses jalan agar bisa dilalui roda 4," sambung alumni STAB Kerta Fajar Batu Malang ini.


Lain pula cerita atas kebutuhan dunia pendidikan anak-anak Grenggeng. Saat ini tercatat 60-an orang siswa SMP dan SMA dari dusun itu yang sekolah di Kecamatan Tanjung. Akses SMP terdekat berada di Dusun Lendang Bila - SMPN 4 Tanjung berjarak 18 km lebih.

Anak-anak setempat masih beruntung bisa sekolah dengan lancar pada musim kemarau ini. Berbeda dengan di musim hujan, anak-anak harus melewati genangan air akibat meluapnya kali Segara. Luapan air sampai 1 meter merendam ujung jembatan sampai ke jalan setapak yang merupakan akses keluar. Tidak jarang, anak-anak khususnya SMP tidak masuk sekolah karena kondisi tersebut.

"Jangankan anak-anak, kita yang dewasa saja harus menunggu air surut dulu baru bisa lewat. Siswa dari dusun ini sampai dijenguk gurunya karena berhari-hari tak masuk sekolah," tandasnya. (Johari/Lombok Utara)

Share:

Monday 12 November 2018

LIA Sabet Penghargaan Bandara Sehat dari Kementerian Kesehatan

Perwakilan Kementerian Kesehatan RI Kirana Pritasari, menyerahkan piagam penghargaan bandara sehat kepada GM PT. AP I LIA, di Jakarta, Sabtu (10/11/2018). 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menetapkan Lombok International Airport (LIA) sebagai bandara tersehat tahun 2018. Bersama dua bandara lainnya di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura (AP) I yakni Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan Bandara Adi Soemarmo Solo. Pemberian predikat tersebut serangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-54 tahun 2018, di Jakarta, Sabtu (10/11/2018).  

“Predikat bandara sehat diberikan kepada LIA, karena LIA telah mampu memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor  44 tahun 2014, tentang Penyelenggaran Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat,” ungkap General Manager (GM) PT. AP I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, Minggu (11/11/2018).

Ardita menjelaskan, Kemenkes RI setiap tahun memberikan penghargaan kepada pelabuhan dan bandara sehat. Hal ini sebagai wujud apresiasi terhadap pengelola pelabuhan maupun bandara yang dinilai berhasil dalam dalam menjaga lingkungan sehat di wilayah bandar udaranya dan memiliki dampak besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Dengan keberhasilan tersebut, kini LIA telah bisa mensejajarkan diri dengan bandara-bandara sehat lainnya yang telah lebih dulu mencapai prestasi tersebut. Seperti bandara Fisabilillah Tanjung Pinang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Termasuk dengan Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

Ia pun mengaku, keberhasilan tersebut tidak akan bisa diraih tanpa dukungan semua elemen terkait di LIA. Sehingga dukungan dari semua pihaknya untuk bisa terus mempertahankan prediket sebagai bandara sehat bisa terwujud. “Kami tentu tidak akan bisa sendiri mencapai prestasi ini. Untuk dukungan dari semua pihaknya sangat diharapkan di masa yang akan datang,”  ujarArdita. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Pengusaha Alang-alang Loteng Mengadu pada Gubernur NTB

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan istri di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Jumat (9/11/2018)

KEBERADAAN Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTB harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov NTB, khususnya Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd.  UMKM memiliki peranan besar dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,

Hal ini disampaikan salah satu pelaku UMKM asal Lombok Tengah (Loteng) H. Mutawalli ditemui Ekbis NTB usai mengikuti Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Jumat (9/11/2018).  Masalah ini juga disampaikan pada Gubernur NTB saat diberikan kesempatan menyampaikan keluh kesahnya di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi.

Diakuinya, banyak pelaku UMKM di Loteng yang butuh perhatian. Salah satunya, pelaku UMKM di Kecamatan Batukliang Loteng, khususnya perajin alang-alang atau ilalang. Diakuinya, alang-alang yang dibuat di Desa Barabali Kecamatan Batukliang banyak dikirim ke luar daerah dan luar negeri. Tingginya pemesanan terhadap produk alang-alang ini mengindikasikan kualitas alang-alang dari Pulau Lombok mendapat tempat di hati konsumen di luar negeri.
Perajin atap alang-alang di Lombok
Meski demikian, pihaknya dihadapkan dengan keterbatasan bahan baku alang-alang membuat pihaknya sering kewalahan menerima pesanan dari luar daerah. Untuk memenuhi kebutuhan alang-alang, pihaknya mendatangkan bahan baku dari Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Timur.

Mutawalli juga mengaku alang-alang khas Lombok tidak ada. Padahal, saat pengiriman barang ke luar negeri lewat Bali. Untuk itu, pihaknya mengharapkan ada hak paten terhadap produksi alang-alang yang dikirim ke luar. ‘’Ini perlu perhatian dari Bapak Gubernur dan kita semua agar, jangan sampai kita punya barang. Daerah lain punya nama,’’ harapnya, seraya menagih janji gubernur saat kampanye pada pemilihan gubernur lalu.

Menanggapi hal ini, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menegaskan komitmen untuk memperhatikan apa yang menjadi aspirasi rakyat. Untuk itu, pihaknya menyerahkan masalah ini pada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersangkutan. Pada intinya pihaknya tetap memperhatikan masalah UMKM, termasuk merealisasikan apa yang menjadi janjinya pada saat kampanye dulu. (Marham)
Share:

Hj. Niken Saptarini Widyawati Didaulat Promosikan Kerajinan NTB

Hj. Niken Saptarini Widyawati foto bersama pelaku UKM di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi. Pelaku UKM mengharapkan istri Gubernur NTB ini mempromosikan hasil kerajinan NTB.

AJANG Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Jumat (9/11/2018) dimanfaatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menyampaikan aspirasinya pada Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc ., dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd. Tidak hanya itu, kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menjadikan orang nomor satu di NTB dan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., Msc., sebagai ‘’model’’ produk-produk yang dijual.


Bahkan, pemilik Ragenda Mop Jewelry Arar meminta Ketua TP PKK  Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menggunakan bros kerang dengan kerang mutiara di dalamnya sebagai model dadakan. Termasuk membantu memasarkan kerajinan khas NTB berbahan baku kerang dan mutiara. Dengan senang hati, istri Gubernur NTB ini memenuhi permintaan pemilik Ragenda Mop Jewelry memasang bros kerang mutiara di jilbabnya sebelah kanan dan berpose bersama.

Arar, mengakui, permintaan kerajinan berbahan baku kerang dari wisatawan cukup tinggi. Meski pariwisata NTB sedang dihadapkan dengan dampak gempa, sejumlah produknya masih banyak yang dipesan, baik pengusaha dalam dan luar daerah. ‘’Alhamdulillah masih ada saja yang dipesan,’’ ujarnya.


Disinggung mengenai bahan baku kerang untuk membuat produk, Arar mengaku tidak terlalu bermasalah. Meski beberapa waktu lalu bahan baku kerang sempat langka, dirinya tidak khawatir. Menurutnya, dalam memenuhi kebutuhan produksi di galerinya, pihaknya sudah berkomunikasi dengan pengusaha yang khusus menyediakan kerang sebagai bahan baku. Termasuk, kemungkinan mendatangkan bahan baku dari luar daerah. ‘’Kita tak perlu khawatir, bahan baku yang ada masih bisa kita penuhi,’’ klaim pengusaha yang membuka showroom di Pagesangan dan Kekalik ini.

Sementara terkait harga bros kerang cukup bervariasi, ada produk yang harganya Rp50.000 hingga Rp2 juta. Produk bros yang harganya murah, ujarnya, tergantung bahan baku. Sementara kalau bros yang menggunakan mutiara harganya lebih mahal lagi, yakni bisa mencapai Rp2 juta.  Untuk itu, dirinya mengharapkan pariwisata NTB cepat pulih dan kondisi kembali normal seperti dulu. (Marham)

Share:

Saturday 10 November 2018

Asosiasi Dubes untuk Indonesia Bangun Masjid untuk Korban Gempa di KLU

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menerima asosiasi dubes untuk Indonesia di Pendopo Gubernur NTB, Jumat (9/11/2018) malam

Sebanyak 100 Duta Besar (Dubes) untuk Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Duta Besar untuk Indonesia, peduli recovery Lombok. Sebagai wujud dari program peduli yang bertajuk Ambassador's Diplomatic Tour For Lombok Recovery tersebut, sebayak 17 Duta Besar perwakilan yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dr. A.M. Fachir, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Darussalam, Karang Langu, Desa Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Jum'at, (9/11/2018).

Wamenlu mengatakan, dipilihnya pembangunan Masjid sebagai wujud kepedulian para Duta Besar, karena Lombok merupakan Pulau Seribu Masjid, dan Masjid merupakan salah satu fasilitas umum, yang menjadi tumpuan harapan masyarakat sebagai salah satu sarana untuk beribadah.

Fachir menjelaskan, dana untuk pembangunan Masjid tersebut bukan dari APBN atau APBD, namun bersumber dari dana yang dikumpulkan Asosiasi Duta Besar luar negeri yang ada di Indonesia.

"Ini merupakan bagian dari wujud kepedulian para Duta Besar terhadap recovery Lombok pasca dilanda musibah gempa. Dan ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian luar negeri melalui duta besarnya yang ada di Indonesia", ujarnya.

Menurutnya kedatangan tamu dari luar negeri yang merupakan Duta Besar, merupakan bagian dari rahmat. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk tidak pernah berburuk sangka, sembari mengajak masyarakat selalu sabar dan teguh dalam menghadapi musibah.

Selain itu, kepedulian tersebut juga merupakan bagian dari wujud solidaritas muslim, solidaritas sesama manusia, karena banyak saudara-saudara non muslim yang juga ikut menyumbang.

Dana sebesar 450 juta untuk pembangunan Masjid,  agar dapat dikawal oleh pemerintah. Selain pemerintah, masyarakat juga diminta untuk ikut menjadi pengawas dalam proses pembangunan Masjid.

"Saya minta dicarikan kontraktor yang bisa mengawal dan bertanggung jawab, masyarakat juga diminta ikut menjadi pengawas dalam proses pembangunan Masjid. Mari kita terus bersyukur dan terus membangun kemudian kita sayangi sesuai dengan motto KLU, Tioq Tata Tunak", tandasnya.

Selain pembangunan Masjid, sebagai wujud peduli recovery lombok, Wamenlu juga akan mengajak para duta besar untuk men-twit melalui akun twitter para Dubes, bahwa lombok aman untuk dikunjungi.

"Ini merupakan wujud kepedulian dalam rangka mempromosikan pariwisata Lombok melalui para Dubes negara, yang ada di Indonesia", pungkasnya.

Usai peletakan batu pertama Masjid Darussalam, para Duta besar yang tergabung Ambassador's Diplomatic Tour For Lombok Recovery, melakukan kunjungan ke lokasi terdampak gempa di KLU. (Humas NTB)
Share:

Di Hadapan 100 Dubes Negara Sahabat, Gubernur NTB Promosikan Potensi Daerah


Wamenlu AM Fachir menerima cinderamata dari Bupati KLU H. Najmul Akhyar saat berkunjung ke KLU, Jumat (9/11/2018).

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., M.Sc. menggelar Gala Dinner dengan sejumlah Duta Besar, di Pendopo Gubernur NTB, Jum'at (09/11/2018).

Para Dubes yang hadir malam itu adalah, Dubes Austria, Helen Steinhausl, Dubes  Azerbaijan,Dr. Tamerlan Garayev, Dubes Serbia, Slobodan Marinkovic,  Dubes Thailand, SongPhol Sukchan, Dubes Vietnam, Pham Vinh Quang dan sejumlah diplomat.

Gubernur yang lebih akrab disapa Doktor Zul itu mengajak para Dubes tersebut untuk melirik potensi NTB sebagi lokasi berinvestasi. Sebab menurutnya, NTB memiliki banyak lokasi potensial untuk berinvestasi. Salah satunya adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Mandalika I think, is not only project for Indonesia but also for Internasional project," Jelas Gubernur.

Saat ini jelas Doktor Zul, Pemerintah Provinsi telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung para investor. Termasuk sejumlah infrastruktur, seperti jalan.

Doktor Zul berharap, kehadiran dubes ke NTB itu memberi pesan kuat bahwa NTB sudah mulai pulih. Ia merasa optimis, NTB pada saatnya akan kembali berbenah menjadi sebuah daerah yang maju.

"Enjoy and spend your time ini Lombok," Ungkap Gubernur.

Wakil Menteri Dalam Negeri, A.M. Fahir menyampaikan banyak Dubes yang ingin datang ke NTB. Namun, karena sejumlah agenda, para Dubes tersebut menunda kunjungannya.

Namun pesan kuat yang ia sampaikan saat itu adalah terkait cerita-cerita selama para Dubes itu berada di Lombok. Yaitu mengajak para Dubes itu menikmati keindahan Lombok, kemudian mengambil foto dan menyebarkannya melalui media sosial.

Ia juga menjelaskan kunjungan para Dubes itu, di samping untuk menyalurkan bantuan. Namun juga untuk menunjukkan bahwa NTB telah kembali pulih.

Hadir juga saat itu Danrem 162/WB, Wakapolda NTB, Kabinda NTB, sejumlah Kepala OPD Lingkup Pemprov. NTB. (Humas NTB)
Share:

Friday 9 November 2018

Sulap Sampah Organik Jadi Pakan Ternak dengan Lalat Hitam

Lokasi pengolahan sampah di Lingsar Lombok Barat menggunakan lalat hitam

Pemprov NTB menggandeng mantan Deputi Menteri BUMN, Prof. Agus Pakpahan menyulap sampah organik menjadi pakan ternak. Proyek percontohan dilaksanakan di lahan milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat (Lobar).
Ditemui di sela-sela pembukaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan training pemuda peduli sampah di Unit Pengolahan Sampah Organik di Lingsar, Lobar, Kamis (8/11/2018), Agus Pakpahan mengatakan, patut disyukuri adanya makhluk tropika yang disebut lalat hitam. Dengan adanya lalat hitam ini, memberikan teknologi bagi kita.
‘’Bukan saja mendapatkan kompos, tapi juga protein, pakan ternak. Sumber pakan ternak itu mahal karena kita impor. Bayangkan, dari sampah bisa menjadi protein. Karena pemanfaatan lalat,’’ katanya.
Dengan adanya bioteknologi dengan memanfaatkan lalat hitam dalam pengolahan sampah. Berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan dapat dicegah.
Dengan bantuan ’pasukan lalat hitam (black soldiers fly), bukan hanya mendekomposisi sampah. Tetapi juga menyehatkan. Karena bakteri-bakteri berbahaya dapat dibasmi. Hasil pengolahan sampah menggunakan teknologi lalat hitam ini kemudian dapat dikembangkan untuk pertanian organik.
Di Unit Pengolahan Sampah dengan teknologi pasukan lalat hitam ini, dapat menghasilkan bioteknologi. ‘’Kita di sini menghasilkan bakteri. Langsung saja dilepas, maka dia akan menghasilkan nitrogen dari udara,’’ terangnya.
Ia mengatakan, teknologi pengolahan sampah organik seperti ini dapat dikembangkan berskala rumah tangga dan desa. Tinggal mengorganisasikan pabrik penghasil telur lalat hitam dan penghasil sampah. ‘’Kalau penghasil sampah dan penghasil telur lalat disatukan, jadi tempat pengolahan sampah,’’ ujarnya.
Lalat-lalat hitam yang jadi pengurai sampah organik jadi pakan ternak.
Ia menyebutkan, pengolahan sampah organik menggunakan teknologi lalat hitam ini dapat membuka lapangan pekerjaan. Karena selain menghasikan pupuk kompos, juga menghasilkan pakan ternak.
Dari  kapasitas 4 ton sampah sehari, kata Agus, baru terpenuhi 5 kuintal. Pasokan sampah organik ke unit pengolahan itu masih terkendala pemilahan sampah. Banyak sampah-sampah yang belum dipilah masyarakat.
Terpisah, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengaku sangat bahagia dengan adanya unit pengolahan sampah organik dengan bantuan lalat hitam tersebut. Menurutnya, persoalan sampah kerap menjadi masalah terutama di kota-kota besar, termasuk NTB.
‘’Dengan kemajuan bioteknologi kita menemukan cara yang sangat baik, tidak menimbulkan efek negatif. Dengan lalat, mampu melahap sampah, untuk kemudian digunakan untuk peternakan,’’ katanya.
Menurut gubernur, teknologi seperti ini perlu digiatkan. Diharapkan apa yang dilakukan provinsi dapat menjadi inspirasi pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan hal serupa.
‘’Sehingga masalah sampah tidak lagi momok bagi kita semua. Kalau ini jalan, sukses,  masyarakat akan mudah mengikutinya. Harus dikembangkan, ini harus jadi contoh dulu. Baru dikembangkan di kabupaten, kecamatan, desa sampai rumah tangga,’’ tandasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Thursday 8 November 2018

Garuda Indonesia Buka Kantor Layanan Kargo di Mataram


Supriyono dan manajemen Garuda Indonesia Branch Office Lombok beserta manajemen PT. Anugerah Kawitana Kargo meresmikan CSC Mataram, Rabu (7/11/2018)


PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk secara resmi membuka kantor Cargo Service Center (CSC) di Jalan Bung Karno Lingkungan Bukit Ngandang Pagutan Timur, berseberangan dengan SPMN 7 Mataram. Kantor layanan kargo pertama di luar bandara ini diharapkan akan mendekatkan maskapai penerbangan milik pemerintah ini dengan masyarakat penggunanya.

Kantor layanan kargo ini resmi dibuka Rabu (7/11/2018)  oleh General Manager Garuda Indonesia Branch Office Lombok, Supriyono, didampingi Novian, Manager Marketing,  Manager Sales dan Service, Novian.  Manager Sales dan Services Cargo Garuda Indonesia Branch Office Denpasar, Denny Perdana Wirawan, beserta stakeholders lainnya. Termasuk pelaku usaha juga turut hadir.


Dengan hadirnya CSC ini di Mataram, pemerintah daerah akan terbantu mendukung pengembangan pelaku usaha lokal, UMKM maupun eksportir memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran produknya.

Seluruh jenis barang dapat dikirimkan melalui CSC ini, selama barang-barang tersebut diperbolehkan lalu lalangnya oleh negara. Keberadaan CSC di Mataram ini, lanjut Supriyono, dapat menjadi angin segar baru para pelaku di sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, kelautan perikanan maupun handicraft.

“Sekarang lagi musim durian. Bagi yang ingin menjualnya ke berbagai daerah. Bisa juga menggunakan cargo Garuda. Atau bisa juga kirim cabai. Asalkan kemasannya sesuai standar,” ujarnya.

Beberapa pilihan paket pengiriman disediakan. Misalnya, pengiriman dalam tempo sehari barang kiriman sampai, atau pilihan sampai dua tiga hari.  Pelayanan ditambah dengan pilihan, barang diterima di bandara tujuan, barang di terima langsung di rumah/kantor tujuan. Bisa juga barang diambil di rumah pengirim, dan diterima langsung di rumah tujuan pengiriman.


Banyak pilihan layanan kata Supriyono. Ada juga pertanyaan UMKM tentang tarif pengiriman, serta sistem pembayaran. Supriyono menjelaskan soal mekanisme pembayaran jasa pengiriman secara bulanan, menurutnya bisa – bisa saja dikomunikasikan. Termasuk untuk jam pelayanan. Sementara ini dibuka sesuai ketentuan waktu efektif. Dan bila mana permintaan pasar membutuhkan waktu pelayanan hingga malam hari, dapat disesuaikan kemudian.

Supriyono menjelaskan, Garuda Indonesia sedang memprioritaskan penambahan outlet  CSC di wilayah Indonesia tengah, salah satunya CSC Mataram.  Secara keseluruhan, total outlet CSC 97 buah. Dari 97 itu, 53 CSC itu ada di kantor dan sisanya 44 ada di bandara.

CSC Mataram ini kerjasama antara Garuda Indonesia dengan PT. Anugerah Kawitana Kargo sebagai pengelolanya. Kota Mataram adalah salah satu daerah yang terus berkembang. Sistem pemesanan barang dengan online sudah menjadi hal yang biasa. Hadirnya CSC di Mataram ini diharapkan akan memudahkan siapapun untuk pengiriman dan pemesanan barang-barang kebutuhannya. (Bulkaini/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive