Be Your Inspiration

Tuesday 13 November 2018

Musim Hujan, Sekolah Darurat SDN 7 Jenggala Lombok Utara Juga Roboh

Inilah tempat belajar murid di SDN 7 Jenggala yang roboh karena hujan deras. Pemerintah harus segera memperbaiki bangunan SDN 7 Jenggala agar bisa ditempati belajar. 

Hujan lebat pada Senin(4/11/2018) dan Jumat (9/11/2018) lalu, menjadi pemandangan terburuk bagi murid dan penyelenggara pendidikan SDN 7 Jenggala, Desa Jenggala, KecamatanTanjung. Letaknya di bawah bukit nun jauh di pedalaman menjadi alibi – bahkan pembenar, betapa sulitnya bantuan logistik sekolah masuk ke wilayahini.


Tokoh pemuda Dusun Grenggeng, Budiartoyo, meminta  keadilan dan pemerataan penanganan pascabencana gempa dari Pemda Lombok Utara, Pemprov NTB bahkan pemerintah pusat khusus, bagi mereka  di  dusun terisolir.

Khusus sekolah, anak bangsa yang menimba ilmu di SDN 7 Jenggala berjumlah 88 orang. Inilah yang menjadi keprihatinan tersendiri bagi masyarakat setempat, juga para guru.Sejak gempa 5 Agustus merusak bangunan sekolah, siswa sekolah di sana hanya memperoleh bantuan terpal. Tenda yang dijanjikan pemerintah tak kunjung tiba.


 Dusun Grenggeng terletak pada jangkauan kurang lebih 20-25 km dari ibukota Tanjung. Untuk mengakses dusun ini, kendaraan roda empat hanya bisa parkir sampai di pertigaan Dusun Sumur Duyung, Desa Tegal Maja. Dari sana, kendaraan yang bisa masuk hanya roda dua. Itu pun harus menapaki jalan rabat dengan lebar lebih sedikit dari 1 meter.Sampai di SDN 7 Jenggala, akses jalan rabat semakinmengecil, kurang dari 1 meter. Melewati perkebunan warga yang berbelok, menanjak dan menurun dengan kesan ekstrem.

Selama ini ngak dapat bantuan sekolah darurat, karena alasan mobil tidak sampai di lokasi mengantarkan bahan material khusus bantuan dari PUPR,” ujarnya.

Guru SDN 7 Jenggala sekaligus warga Grenggeng, Arianto, S.Ag.,menguatkan sejak gempa 5 Agustus, pihaknya berjuang untuk mendapatkan bantuan guna kelancaran belajar siswa. Sejak itu, praktis bantuan yang diperoleh sangat minim.
 
Sekolah darurat SDN 7 Jenggala Lombok Utara yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Di luar PLN yang menalangi listrik, dan OI yang membantu perpipaan sejauh 3,5 km, bantuan yang diterima berasal dari Buddha Tzu Chi berupa terpal dan tenda, tas dan buku sebanyak 21 paket dari Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) NTB, serta dan paket ATK bantuanTim Pramuka Jawa tengah.

“Kemarin saat hujan, semua terpal lepas karena terisi air, tempat belajar siswa basah kuyup.Tetap murid datang (Sabtu pagi, red) tapi tidak ada kegiatan belajar mengajar karena tempat belajar rusak, mereka membantu guru-guru gotong royong perbaiki terpal yang berserakan,” papar Arianto.

Siswa SDN 7 Jenggala berasal dari Dusun Grenggeng saja.Namun dusun ini terdiri dari 4 kampung, masing-masing Kampung Beriri dan Biloq Guna yang berbatasan langsung dengan Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan dua kampung lain, yakni Kampung Batu Rakit dan Kampung Grenggeng sendiri.Saat ini akses tempuh terjauh para siswa ke sekolah sejauh 3,5 km.

"Kami juga butuh bantuan alat berat untuk merobohkan sekolah dan Vihara Giri Vana Jaya di Kampung Beriri. Sekalian kami minta bantuan pemerintah untuk membukakan kami akses jalan agar bisa dilalui roda 4," sambung alumni STAB Kerta Fajar Batu Malang ini.


Lain pula cerita atas kebutuhan dunia pendidikan anak-anak Grenggeng. Saat ini tercatat 60-an orang siswa SMP dan SMA dari dusun itu yang sekolah di Kecamatan Tanjung. Akses SMP terdekat berada di Dusun Lendang Bila - SMPN 4 Tanjung berjarak 18 km lebih.

Anak-anak setempat masih beruntung bisa sekolah dengan lancar pada musim kemarau ini. Berbeda dengan di musim hujan, anak-anak harus melewati genangan air akibat meluapnya kali Segara. Luapan air sampai 1 meter merendam ujung jembatan sampai ke jalan setapak yang merupakan akses keluar. Tidak jarang, anak-anak khususnya SMP tidak masuk sekolah karena kondisi tersebut.

"Jangankan anak-anak, kita yang dewasa saja harus menunggu air surut dulu baru bisa lewat. Siswa dari dusun ini sampai dijenguk gurunya karena berhari-hari tak masuk sekolah," tandasnya. (Johari/Lombok Utara)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive