Be Your Inspiration

Wednesday, 14 January 2015

Disbudpar NTB Usulkan Festival Mentaram Diundur



Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB mengusulkan agar pelaksanaan kegiatan Festival Mentaram diundur selama satu bulan. Perayaan Festival Mentaram ingin diintegrasikan dengan pelaksanaan agenda Bulan Citra Budaya (BCB).

Share:

NTB Targetkan 1,7 Juta Wisatawan Tahun 2015



Angka kunjungan wisatawan ke NTB selama tahun 2014 diklaim telah mencapai 1,6 juta. Angka tersebut melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ingin mengumpulkan angka kunjungan sebanyak 1,5 juta. Target angka kunjungan wisatawan di tahun 2015 ini ditetapkan mencapai 1,7 juta.

Share:

NTB akan Kembangkan Family Tourism




GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan, arah pengembangan pariwisata NTB ke depan ditekankan kepada  family tourism atau wisata keluarga. Untuk itu, hotel dan restoran serta produk-produk yang dikonsumsi oleh wisatawan atau masyarakat secara keseluruhan harus benar-benar dijamin kehalalannya.

Share:

Friday, 9 January 2015

Wisata Paralayang di Nipah Lombok Utara Segera Dikembangkan



Aktivitas paralayang di Pantai Nipah KLU. Pantai Nipah
akan dikembangkan menjadi
kawasan wisata bertaraf internasional. (dokumentasi Dishut NTB)
Pemprov NTB segera meneken kerjasama pemanfaatan jasa wisata alam dengan salah satu investor yang akan mengembangkan wisata paralayang di daerah Nipah Kecamatan Pemenang Lombok Utara. Investor itu akan mengelola lahan sekitar 70 hektar, namun yang bisa digunakan untuk membangun fasilitas wisata paralayang hanya 10 hektar.

Share:

Dua Warga Australia Ditangkap di Loteng



Warga Australia saat diamankan di Kantor Imigrasi Mataram, Kamis (8/1/2015).
Dua warga Australia, ditangkap Kantor Imigrasi Mataram. Kedunya diduga melakukan kegiatan eksplorasi kandungan emas di Gunung Pengalong Desa Pujut, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah (Loteng), tanpa mengantongi Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas). Dalam waktu dekat keduanya akan dideportasi.

Share:

Tuesday, 6 January 2015

Pemkab Loteng Tetapkan Event Bau Nyale 9 dan 10 Februari 2015



Perayaan tradisi bau nyale di Kabupaten Lombok Tengah telah ditetapkan. Pelaksanaan prosesi adat di kawasan Pantai Seger itu akan berlangsung pada tanggal 9-10 Februari 2015 nanti. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) NTB, Drs. H. Muhammad Nasir kepada Suara NTB, Selasa (6/1/2015).

Share:

Monday, 5 January 2015

Thirza Aurelia Korban AirAsia adalah Siswi SD Aletheia Ampenan Lombok


Penghormatan terakhir bagi Thirza Aurelia 
yang menjadi korban AirAsia di Mataram Lombok NTB, 
Senin (5/1/2015)
HARI pertama masuk sekolah, suasana duka menyelimuti keluarga besar Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia Ampenan. Salah seorang siswinya yakni Thirza Aurelia menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 . Pihak Aletheia pun berharap agar korban segera ditemukan dalam keadaan apapun.

Share:

Ketak Lombok Jadi Favorit Wanita Kelas Dunia



Proses pembuatan ketak Lombok di Dusun Nyurbaya
Desa Batu Mekar Lingsar Lombok Barat
Siapa yang tak kenal ketak. Satu jenis kerajinan tangan yang diwariskan secara turun temurun di NTB, khususnya di Pulau Lombok. Dengan berbagai macam jenis produk, ketak Lombok menjadi primadona, baik di nasional dan mancanegara. 


Anyaman ketak yang dulunya dipergunakan untuk keperluan rumah tangga di Pulau Lombok, kini menjadi asesoris utama bagi wanita karier di berbagai belahan dunia, khususnya Jepang dan Amerika Serikat. Mereka kini tak lagi gengsi membawa asesoris yang berbahan baku ketak saat beraktivitas.

Jepang sebagai negara yang sangat dikenal dengan teknologinya, merupakan negara pemesan terbanyak ketak, khususnya jenis tas. Tidak hanya itu, pemesan ketak dari Jepang langsung mengirim kain khusus dari Jepang untuk menambah indahnya produk dan membuatnya tampil beda. 


Produk Ketak berbagai jenis yang siap dipasarkan di Dusun Nyurbaya
Desa Batu Mekar Lingsar Lombok Barat

Tingginya pesanan dari Jepang membuat Mawarianti, Ketua Kelompok Kerajinan Anyaman Ketak Mawar Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar bersama anggota kelompoknya harus berupaya memenuhi permintaan. Apalagi, harga barang yang dipesan khusus ke Jepang mencapai Rp 500 juta lebih dan harus diselesaikan dalam jangka waktu 3 bulan. Belum lagi pesanan dari Amerika Serikat, Hong Kong, Taiwan dan beberapa negara lainnya membuat perajin di dusun itu harus kerja ekstra keras.

Meski anggota kelompok mencapai 20 orang, masih belum mampu memenuhi pesanan produk dari beberapa negara. Untuk itu, pihaknya meminta para perajin yang tersebar di 10 dusun di luar kelompok membuat pesanan sesuai permintaan pengusaha di Jepang dan Amerika Serikat. 

Mawar -- panggilan akrabnya -- mengaku, dalam menyelesaikan satu produk membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai contoh, satu produk tas lengkap dengan asesorisnya membutuhkan waktu 1 minggu atau lebih. Sementara di satu sisi, mereka dihadapkan dengan banyaknya permintaan produk sejenis dari luar negeri. "Misalkan tas. Ini butuh satu minggu atau lebih, tergantung besar dan ukurannya," tuturnya di Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar, Jumat (2/1/2014) lalu. 

Produk Ketak Lombok

Adapun jenis-jenis produk yang dibuat adalah tas, multi basket, tempat handuk, tempat payung, tempat tisu, tempat botol dan berbagai jenis pesanan lainnya. 

Lamanya waktu pengerjaan tidak sebanding dengan harga produk yang dibuat. Namun, bagi mereka harga satu produk yang membutuhkan waktu satu minggu, yakni Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu sudah cukup. "Tergantung rumit pembuatannya," ujarnya. 

Belum lagi, ujarnya, produk yang sudah selesai dianyam harus di-oven selama 3 hari untuk menghilangkan kadar air dan membuat produk bertahan lama. Meski demikian, mereka tetap membuat produk sesuai dengan pesanan dan berusaha menyelesaikannya tepat waktu. "Daripada kita ngerumpi dan tak jelas pekerjaannya, lebih baik kita mengerjakan ini," tutur Mawar didampingi beberapa anggota kelompok lainnya. 

Proses pengasapan ketak Lombok di Dusun Nyurbaya
Desa Batu Mekar Lingsar Lombok Barat NTB

Untuk itu, tingginya pesanan dari berbagai negara membuat mereka tetap optimis, jika usaha kerajinan yang digeluti akan memberikan masa depan yang menjanjikan. Apalagi, produk-produk yang mereka buat sudah mendapatkan penghargaan dan pengakuan secara nasional dan internasional.
Menurutnya, pengusaha di Jepang memesan produk yang sudah di-oven, sementara pemesan dari Amerika Serikat meminta produknya lebih alami atau natural. (Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive