Be Your Inspiration

Monday 5 January 2015

Thirza Aurelia Korban AirAsia adalah Siswi SD Aletheia Ampenan Lombok


Penghormatan terakhir bagi Thirza Aurelia 
yang menjadi korban AirAsia di Mataram Lombok NTB, 
Senin (5/1/2015)
HARI pertama masuk sekolah, suasana duka menyelimuti keluarga besar Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia Ampenan. Salah seorang siswinya yakni Thirza Aurelia menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 . Pihak Aletheia pun berharap agar korban segera ditemukan dalam keadaan apapun.


Senin (5/1/2015), sedianya Thirza Aurelia mulai masuk sekolah untuk pertama kalinya pascalibur panjang Natal dan tahun baru usai pembagian rapor akhir bulan Desember 2014 lalu. Namun tak diduga, kepergiannya ke Singapura untuk berlibur menjadi kepergiannya untuk selama-lamanya. Sebagian dari teman-temannya merasa tidak percaya, Thirza Aurelia begitu cepat meninggalkan mereka. Begitupun dengan para guru SD Aletheia tempat siswi 8 tahun ini menimba ilmu.

Tercatat, Thirza Aurelia duduk di bangku kelas IV A dan terkenal sebagai siswi yang pendiam namun sangat berprestasi. Di kelas, Thirza Aurelia selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, ia pun dikenal sebagai siswi yang pandai bergaul dan memiliki perangai yang baik. Tidak hanya di dalam kelas, di luar kelas pun prestasi Thirza Aurelia membanggakan. Belum lama ini, Thirza Aurelia juga tercatat sebagai siswi terbaik pertama bidang matematika pada lembaga kursus Sakamoto.

Senia, salah satu teman paling dekat korban di sekolah menuturkan kalau ia merasa sangat kehilangan sosok teman yang dianggapnya luar biasa itu. Senia menuturkan bahwa sebelum sahabatnya berlibur, ia tidak memiliki firasat apapun. Ia pun tidak mengetahui kalau korban pergi berlibur ke Siangapura. ‘’Dia tidak pernah marah, tidak suka usil, sering main bareng,’’ ujarnya sambil menunduk sedih.

Berbeda dengan Senia, Ni Putu Lorentiana selaku Wali Kelas IV A menuturkan sempat memiliki firasat sebelum kepergian siswinya itu ke Singapura. Pasalnya, saat itu Thirza Aurelia berpamitan pergi ke Singapura. ‘’Dia pamit ke saya sebelum berangkat. Dia bilang mau ke Singapura dan mungin saya agak telat datang (masuk sekolah). Benar saja, ketika mendapatkan informasi ada pesawat kecelakaan tujuan Singapura di televisi, kenapa pikiran saya langsung tertuju kesana,’’ tuturnya.

Lebih jauh Lorentiana menuturkan salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakan dari Thirza Aurelia ialah siswinya itu selalu datang pagi dan tepat waktu serta duduk di bangku paling depan. “Ia selalu minta duduk di depan karena ada silinder mata,” terangnya. 

Mengenai prestasi korban, Lorentiana menyebut korban merupakan siswi berprestasi sejak duduk di bangku kelas 1 SD dan kini duduk di kelas unggulan. Lorentiana pun berharap agar korban segera ditemukan dalam kondisi apapun agar bisa dimakamkan dengan layak.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia Ampenan Ir. Stevan Suminganto mengaku pertama kali menerima  informasi seputar hilangnya pesawat Air Asia dari salah seorang rekannya. Awalnya, Stevan belum mengetahui ada informasi jika salah satu siswinya turut menjadi korban. Tapi setelah diberitahu oleh pihak Humas Aletheia, baru kemudian dirinya mencari manifest penerbangan. “Saya cari di manifest ada di urutan 15, kagetnya karena baru selesai semester,” katanya.

Selain Thirza Aurelia, Stevan juga mengaku jika Lina Soetanto yang juga sepupu Thirza Aurelia merupakan alumni sekolah Aletheia angkatan 2002 lalu. “Lina itu alumni tahun 2002, sedang maminya itu (Ang Mie Jong) teman saya SMP dulu. Harapannya mudahan cepat ketemu dalam kondisi apapun itu,” tukas Stevan.

Sementara, kelurga korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 asal Ampenan, Kota Mataram mendapatkan santunan dari Jasa Raharja. Santunan diberikan langsung oleh Perwakilan Jasa Raharja Mataram. Penyerahan santunan berlangsung Senin (5/1) usai upacara bendera yang dirangkai dengan ucapan belasungkawa pihak Sekolah Aletheia terhadap Thirza Aurelia (8 tahun).

Hadir dalam kesempatan itu perwakilan keluarga korban yakni Chandra yang merupakan paman korban dari Thirza Aurelia dan Lina Soetanto dan juga kakak dari korban lainnya yakni Ang Mie Jong.

Chandra tidak bisa menutupi rasa sedihnya karena telah kehilangan tiga anggota keluarganya. Chandra menuturkan ketiga anggota keluarganya itu berencana ke Singapura untuk berobat dan berlibur Natal dan akhir tahun. ‘’Lina Soetanto yang mau berobat, diajaklah Thirza Aurelia dan maminya sekalian liburan akhir tahun,’’ ujarnya dengan suara lirih.

Chandra mengaku pertama kali mengetahui tragedi pesawat AirAsia QZ8501 dari tayangan televisi. Ia pun mencoba untuk memastikan bahwa ketiga anggota keluarganya juga turut menjadi korban. Kini ia hanya bisa pasrah menanti kepastian tiga anggota keluarganya itu dan berharap agar segera mendapat kabar. ‘’Yang urus ada adik yang tinggal di Surabaya Juan Anggaradinata,’’ katanya. (Suara NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive