Perayaan tradisi bau nyale di Kabupaten Lombok Tengah
telah ditetapkan. Pelaksanaan prosesi adat di kawasan Pantai Seger itu akan
berlangsung pada tanggal 9-10 Februari 2015 nanti. Hal itu disampaikan oleh
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) NTB, Drs. H. Muhammad
Nasir kepada Suara NTB, Selasa (6/1/2015).
Adapun penetapan tanggal
pelaksanaan perayaan tradisi itu ditentukan dalam rapat oleh para tokoh adat
dan masayarakat serta jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah.
Rapat putusan yang melibatkan pihak Disbudpar NTB itu berlangsung pada Senin
(5/1/2015) siang.
“Penentuan event bau nyale telah dilakukan. Pelaksanaan bau nyale akan jatuh pada tanggal 9-10
Februari 2015. Ini berdasarkan penetapan yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bersama tokoh masyarakat setempat
berdasarkan penanggalan kalender suku Sasak,” tuturnya.
Dalam rapat yang
berlangsung di Kantor Bupati Lombok Tengah itu juga ditetapkan pembentukan
panitia pelaksana kegiatan. Akan tetapi, dalam rapat itu tidak dibahas mengenai
rangkaian pengisi kegiatan guna menambah kemeriahan pelaksanaan prosesi adat
tersebut. Rencananya, rangkaian kegiatan tambahan sebagai pengisi pelaksanaan
prosesi bau nyale, akan digagas dalam
pertemuan yang selanjutnya.
“Rapat itu juga
membahas pembentukan panitia event bau
nyale oleh Bupati Lombok Tengah. Sementara untuk rangkaian kegiatan lainnya
akan dibicarakan lebih lanjut oleh para panitia dalam kesempatan berikutnya,”
tambahnya.
Ajang Pesta Rakyat
Prosesi yang
dilakukan satu kali setahun itu dipandang sebagai ajang pesta rakyat. Betapa
tidak, setiap pelaksanaan, bibir pantai seger yang menjadi lokasi perayaan
selalu dipadati pengunjung. Perayaan tradisi itu juga dihiasi dengan bermacam
jenis hiburan pengisi malam, sepanjang berlangsungnya pelaksanaan bau nyale itu sendiri.
Adapun demikian,
Disbudpar NTB menyatakan sikap bahwa pihaknya akan selalu memberikan dukungan
terhadap perayaan – perayaan berbau adat dan tradisi ditengah masyarakat.
Sebab, ini juga berkaitan dengan stimulus yang dapat menggerakkan ekonomi
kepariwisataan. Kegiatan tersebut berpotensi menarik perhatian para wisatawan
serta “memikat” kunjungan mereka untuk menyaksikan secara langsung.
“Prinsipnya, Disbudpar NTB sendiri akan siap memberikan dukungan terhadap agenda tahunan tersebut. Kita berharap, melalui prosesi adat dan tradisi masyarakat ini dapat menjadi pemikat kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” tandasnya. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment