Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB
mengusulkan agar pelaksanaan kegiatan Festival Mentaram diundur selama satu
bulan. Perayaan Festival Mentaram ingin diintegrasikan dengan pelaksanaan
agenda Bulan Citra Budaya (BCB).
-
Nanggu, Sudak dan Kedis, Tiga Gili Nan Memesona di Sekotong Lombok Barat
Pemandangan alam di tiga gili di Sekotong yang begitu memesona.
-
Tiga Ribu Dulang Warnai Pesona Budaya Desa Pengadangan Lombok Timur
Sebanyak 3.000 dulang tengah diarak (betetulak) dari empat arah dalam Pesona Budaya II Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lotim, Rabu (30/10/2019)
-
Usaha Masker, Yang Untung Selama Pandemi Corona
Seorang penjahit di Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora Lombok Barat sedang membuat masker berbahan baku kain).
-
Sabut Kelapa Desa Korleko Lombok Timur Diekspor ke Cina
Sabut kelapa dari Desa Korleko Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur yang dijadikan coco fiber untuk bahan baku pembuatan jok mobil dan diekspor ke Cina .
-
Gubernur dan Wagub Serah Terima Jabatan dengan TGB dan H. Muh.Amin
Serah terima jabatan dari mantan Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi kepada Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Jumat (21/9/2018).
Wednesday, 14 January 2015
NTB Targetkan 1,7 Juta Wisatawan Tahun 2015
Angka kunjungan wisatawan ke NTB selama tahun 2014 diklaim
telah mencapai 1,6 juta. Angka tersebut melampaui target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ingin mengumpulkan angka kunjungan sebanyak
1,5 juta. Target angka kunjungan wisatawan di tahun 2015 ini ditetapkan mencapai
1,7 juta.
NTB akan Kembangkan Family Tourism
GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M.
Zainul Majdi mengatakan, arah
pengembangan pariwisata NTB ke depan ditekankan kepada family
tourism atau wisata keluarga. Untuk itu, hotel dan restoran serta
produk-produk yang dikonsumsi oleh wisatawan atau masyarakat secara keseluruhan
harus benar-benar dijamin kehalalannya.
Friday, 9 January 2015
Wisata Paralayang di Nipah Lombok Utara Segera Dikembangkan
![]() |
Aktivitas paralayang di Pantai Nipah KLU. Pantai Nipah akan dikembangkan menjadi kawasan wisata bertaraf internasional. (dokumentasi Dishut NTB) |
Dua Warga Australia Ditangkap di Loteng
![]() |
Warga Australia saat diamankan di Kantor Imigrasi Mataram, Kamis (8/1/2015). |
Tuesday, 6 January 2015
Pemkab Loteng Tetapkan Event Bau Nyale 9 dan 10 Februari 2015
Perayaan tradisi bau nyale di Kabupaten Lombok Tengah
telah ditetapkan. Pelaksanaan prosesi adat di kawasan Pantai Seger itu akan
berlangsung pada tanggal 9-10 Februari 2015 nanti. Hal itu disampaikan oleh
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) NTB, Drs. H. Muhammad
Nasir kepada Suara NTB, Selasa (6/1/2015).
Monday, 5 January 2015
Thirza Aurelia Korban AirAsia adalah Siswi SD Aletheia Ampenan Lombok
![]() |
Penghormatan terakhir bagi Thirza Aurelia yang menjadi korban AirAsia di Mataram Lombok NTB, Senin (5/1/2015) |
HARI pertama masuk sekolah, suasana duka menyelimuti
keluarga besar Yayasan Pendidikan Kristen Aletheia Ampenan. Salah seorang
siswinya yakni Thirza Aurelia menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat AirAsia
QZ8501
. Pihak Aletheia pun berharap agar korban segera ditemukan dalam keadaan
apapun.
Ketak Lombok Jadi Favorit Wanita Kelas Dunia
Proses pembuatan ketak Lombok di Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar Lombok Barat |
Anyaman ketak yang dulunya dipergunakan untuk keperluan rumah tangga di Pulau Lombok, kini menjadi asesoris utama bagi wanita karier di berbagai belahan dunia, khususnya Jepang dan Amerika Serikat. Mereka kini tak lagi gengsi membawa asesoris yang berbahan baku ketak saat beraktivitas.
Jepang sebagai negara yang sangat dikenal dengan teknologinya, merupakan negara pemesan terbanyak ketak, khususnya jenis tas. Tidak hanya itu, pemesan ketak dari Jepang langsung mengirim kain khusus dari Jepang untuk menambah indahnya produk dan membuatnya tampil beda.
Produk Ketak berbagai jenis yang siap dipasarkan di Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar Lombok Barat |
Tingginya pesanan dari Jepang membuat Mawarianti, Ketua Kelompok Kerajinan Anyaman Ketak Mawar Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar bersama anggota kelompoknya harus berupaya memenuhi permintaan. Apalagi, harga barang yang dipesan khusus ke Jepang mencapai Rp 500 juta lebih dan harus diselesaikan dalam jangka waktu 3 bulan. Belum lagi pesanan dari Amerika Serikat, Hong Kong, Taiwan dan beberapa negara lainnya membuat perajin di dusun itu harus kerja ekstra keras.
Meski anggota kelompok mencapai 20 orang, masih belum mampu memenuhi pesanan produk dari beberapa negara. Untuk itu, pihaknya meminta para perajin yang tersebar di 10 dusun di luar kelompok membuat pesanan sesuai permintaan pengusaha di Jepang dan Amerika Serikat.
Mawar -- panggilan akrabnya -- mengaku, dalam menyelesaikan satu produk membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai contoh, satu produk tas lengkap dengan asesorisnya membutuhkan waktu 1 minggu atau lebih. Sementara di satu sisi, mereka dihadapkan dengan banyaknya permintaan produk sejenis dari luar negeri. "Misalkan tas. Ini butuh satu minggu atau lebih, tergantung besar dan ukurannya," tuturnya di Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar, Jumat (2/1/2014) lalu.
Produk Ketak Lombok |
Adapun jenis-jenis produk yang dibuat adalah tas, multi basket, tempat handuk, tempat payung, tempat tisu, tempat botol dan berbagai jenis pesanan lainnya.
Lamanya waktu pengerjaan tidak sebanding dengan harga produk yang dibuat. Namun, bagi mereka harga satu produk yang membutuhkan waktu satu minggu, yakni Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu sudah cukup. "Tergantung rumit pembuatannya," ujarnya.
Belum lagi, ujarnya, produk yang sudah selesai dianyam harus di-oven selama 3 hari untuk menghilangkan kadar air dan membuat produk bertahan lama. Meski demikian, mereka tetap membuat produk sesuai dengan pesanan dan berusaha menyelesaikannya tepat waktu. "Daripada kita ngerumpi dan tak jelas pekerjaannya, lebih baik kita mengerjakan ini," tutur Mawar didampingi beberapa anggota kelompok lainnya.
Proses pengasapan ketak Lombok di Dusun Nyurbaya Desa Batu Mekar Lingsar Lombok Barat NTB |
Untuk itu, tingginya pesanan dari berbagai negara membuat mereka tetap optimis, jika usaha kerajinan yang digeluti akan memberikan masa depan yang menjanjikan. Apalagi, produk-produk yang mereka buat sudah mendapatkan penghargaan dan pengakuan secara nasional dan internasional.Menurutnya, pengusaha di Jepang memesan produk yang sudah di-oven, sementara pemesan dari Amerika Serikat meminta produknya lebih alami atau natural. (Marham)