Keganasan ombak Pantai Jelenga di Desa Beru Kecamatan
Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memakan korban. Seorang wisatawan asal
Australia bernama Peter Lore (27) meninggal setelah dihempas gelombang pantai
saat selancar di pantai tersebut.
-
Nanggu, Sudak dan Kedis, Tiga Gili Nan Memesona di Sekotong Lombok Barat
Pemandangan alam di tiga gili di Sekotong yang begitu memesona.
-
Tiga Ribu Dulang Warnai Pesona Budaya Desa Pengadangan Lombok Timur
Sebanyak 3.000 dulang tengah diarak (betetulak) dari empat arah dalam Pesona Budaya II Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lotim, Rabu (30/10/2019)
-
Usaha Masker, Yang Untung Selama Pandemi Corona
Seorang penjahit di Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora Lombok Barat sedang membuat masker berbahan baku kain).
-
Sabut Kelapa Desa Korleko Lombok Timur Diekspor ke Cina
Sabut kelapa dari Desa Korleko Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur yang dijadikan coco fiber untuk bahan baku pembuatan jok mobil dan diekspor ke Cina .
-
Gubernur dan Wagub Serah Terima Jabatan dengan TGB dan H. Muh.Amin
Serah terima jabatan dari mantan Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi kepada Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Jumat (21/9/2018).
Thursday, 14 August 2014
Wednesday, 13 August 2014
Gubernur NTB Sayangkan Aksi Kekerasan di Sekolah
![]() |
Ilustrasi kekerasan pada anak didik di sekolah |
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sangat menyayangkan masih ada
kekerasan terhadap murid dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh oknum guru
di daerah ini. Untuk itu, ia langsung memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Drs. H. Imhal untuk berkoordinasi
dengan pemerintah
kabupaten/kota untuk memastikan metode pendidikan yang digunakan guru di
sekolah tidak ada kekerasan.
Gubernur : Lebih Sulit Bangun Pendidikan dari Sarana Fisik
Gubernur
NTB TGH. M. Zainul Majdi melepas Pengawas dan Tenaga Kependidikan berprestasi di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Selasa (12/8/2014). |
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan lebih
sulit membangun pendidikan daripada membangun sarana fisik seperti pabrik,
jembatan dan jalan. Pasalnya, membangun pendidikan adalah membangun jiwa
manusia, bukan membangun benda mati.
Anak Korban Penculikan dari Bali Dijemput Orang Tuanya
![]() |
Orang tua korban penculikan dari Bali menjemput anaknya di Polres Lobar, Senin (11/8/2014) |
Katerina Ernesta Timberle (1,5) anak korban penculikan
dijemput orang tuanya di Polres Lombok Barat. Orang tua korban tiba dari Bali
Senin (11/8/2014) sore, langsung ke Polres Lombok Barat melihat kondisi anaknya.
Ditemui di Mapolres Lobar, ibu korban Ni Ketut Ayu Diani
(39) mengaku, saat pelaku membawa anaknya ia beralasan ke tetangga pergi
membawa pakaian untuk di-laundry.
Saat itu tidak ada kecurigaan, karena pelaku sudah dekat dan biasa bersama
korban.
Gubernur NTB Tegaskan Tak Ada Pertemuan ISIS di Senggigi
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi membantah
pemberitaan sejumlah media online nasional yang menyebutkan
bahwa ada pertemuan-pertemuan kelompok Islamic
State of Iraq and Syria (ISIS) di kawasan wisata Senggigi Lombok
Barat. Hasil konfirmasinya secara langsung kepada Kapolda dan Kepala
BIN NTB bahwa, tidak ada pertemuan-pertemuan organisasi gerakan ISIS di
Senggigi.
Tuesday, 12 August 2014
Konservasi Penyu, Wisatawan Mancanegara Lebih Peduli dari Pemerintah
![]() |
Tempat Penangkaran Penyu di Gili Trawangan Lombok NTB |
Jika
berwisata ke Gili Trawangan, tidak hanya menikmati keindahan pantai dan
kekayaan bawah lautnya. Namun, wisatawan juga dapat melihat anak-anak penyu
yang berada di penangkaran swadaya yang digagas warga sejak tahun 2005 lalu. Ternyata,
konservasi penyu yang digagas oleh swadaya masyarakat itu selama ini tak pernah
diperhatikan oleh pemerintah. Malah, para wisatawan mancanegara yang menaruh
perhatian cukup besar terhadap aktivitas penangkaran biota laut itu.
“Selama
ini belum ada perhatian dari pemerintah.
Yang banyak peduli bule-bule (wisatawan, Red),” kata salah seorang pengelola
Yayasan Konservasi Penyu Gili Trawangan, Marjan di sela-sela kunjungan assessor Global Geoparks Network (GGN), Prof.
Watanabe di Gili Trawangan, Senin (11/8/2014).
Marjan
menceritakan, konservasi penyu tersebut didirikan oleh salah seorang warga yang
bernama Zainuddin pada 2005 silam. Lokasinya
berada di pinggiran pantai dan berada di ruangan beratap yang luas. Di dalamnya
terdapat tiga kolam besar dengan berbagai ukuran penyu, ada yang masih bayi
atau disebut tukik hingga penyu yang ukurannya besar.
Berbagai
turis mancanegara pun terlihat lalu-lalang di penangkaran penyu tersebut.
Mereka bisa melihat informasi jelas tentang kehidupan penyu melalui papan
besar. Di papannya dijelaskan tentang kehidupan penyu dan berbagai kegiatan
konservasi yang dilakukan. Satu peringatan yang ditekankan adalah jangan
menyentuh penyu saat berada di lautan. Hal tersebut dapat membuat penyu stres
dan berdampak buruk dengan kesehatannya. Begitu juga dengan penyu yang berada
di penangkaran, para turis tidak diizinkan untuk menyentuhnya.
Marjan
menceritakan, bibit-bibit atau telur penyu itu dibeli di daerah sekitar
Pelabuhan Bangsal. Setiap tahun, sebanyak 1.500 butir telur yang dibeli. Harga
telur penyu masing-masing Rp 2 ribu per butir. Masa untuk menetas bisa sampai
40 hari. Namun, jika cuaca sering turun hujan maka telur-telur penyu tersebut
bisa menetas sampai dua bulan. Biasanya, telur-telur penyu itu dibeli pada
bulan Juni dan Juli.
Biaya
untuk masuk ke penangkaran penyu tersebut adalah secara sukarela. Nantinya,
biaya yang didapatkan akan dipakai untuk konservasi penyu, baik untuk membeli
makan, kesehatan, atau untuk biaya renovasi bangunannya.
Marjan
mengharapkan, pemerintah dapat memperbaiki bangunan penangkaran penyu tersebut.
Pasalnya, bangunannya sudah cukup tua. ”Bangunannya perlu diperbaiki. Ini yang
kita harapkan,’’ harapnya. (Suara NTB)
Monday, 11 August 2014
Agenda Sering Molor, Bupati Lobar Ingatkan Anggota DPRD Baru Lebih Disiplin
![]() |
Bupati Lombok Barat H. Zaini Arony |
Bupati Lombok Barat (Lobar) lagi-lagi mengkritik terkait ketidakdisiplinan anggota DPRD periode lalu yang sangat rendah. Karena itu kebiasaan buruk dan tradisi lama ini ditinggalkan menjadi tepat waktu
“Harus saling koreksi,
karena selama ini kurang memperhatikan aspek waktu (kurang disiplin), sering
kali undangan pukul 09.00 tapi molor pukul 11.00. Kasihan anggota muspida yang
lama menunggu,” kritiknya saat pelantikan anggota DPRD Lobar periode 2014-2019
di DPRD Lobar, Senin (11/8/2014).