Ilustrasi kekerasan pada anak didik di sekolah |
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sangat menyayangkan masih ada
kekerasan terhadap murid dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh oknum guru
di daerah ini. Untuk itu, ia langsung memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Drs. H. Imhal untuk berkoordinasi
dengan pemerintah
kabupaten/kota untuk memastikan metode pendidikan yang digunakan guru di
sekolah tidak ada kekerasan.
“Kalaupun memang terjadi seperti itu, itu ada prosesnya. Di manapun di republik
ini kekerasan fisik itu adalah termasuk penganiayaan. Dan saya mohon, saya
minta ada Kepala Dinas Dikpora
di sini supaya disampaikan kepada kabupaten/kota sebagai pembina langsung
sekolah-sekolah yang ada, bahwa yang kita kerjakan kedepan itu bukan hanya
membenahi sekolah, membenahi sarana fisik tetapi juga memastikan metode
pendidikan itu juga tidak ada kekerasan,” ujarnya usai melepas 22 Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi
di Ruang Rapat Utama Kantor
Gubernur, Selasa (12/8/2014).
Menurutnya, guru itu tugasnya adalah mendidik siswa. Pendidik yang baik
dilandasi dengan rasa kasih sayang. Dalam hal ini, ada seribu metode pendidikan atau metode mengajar
yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Alih-alih melakukan kekerasan fisik. Kekerasan verbal pun itu juga tidak
baik. Guru mengatakan muridnya bodoh itu bahaya betul, karena itu akan
melahirkan aura negatif bagi anak. Justru guru tugasnya memberikan sugesti dan
membangkitkan energi posistif anak didiknya,” ujarnya mengingatkan.
Diberitakan, kasus kekerasaan dalam dunia pendidikan kembali terjadi,
sedikitnya 26 siswa di SDN 21 Cakranegara diduga dipukul secara massal oleh
seorang oknum guru. Akibatnya, sejumlah siswa mengalami luka lebam di bagian
paha dan betis korban. Tidak terima dengan kejadian tersebut, wali murid
melaporkan kasus tersebut ke Ombudsman RI Perwakilan NTB.
0 komentar:
Post a Comment