Be Your Inspiration

Sunday 6 September 2015

Latih Guide Mandarin, NTB Gandeng Konjen Tiongkok

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, H. Moh. Faozal, S.Sos, M.Si mengakui bahwa jumlah tenaga pramuwisata atau guide bahasa Tiongkok di NTB masih sangat minim sekitar empat orang. Menyikapi hal tersebut, Pemprov NTB akan menggandeng Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar, Bali untuk melatih sebanyak 20 orang guide di daerah ini mengenai bahasa Mandarin.


“Guide Mandarin ini memang kita masih terbatas, hanya empat orang itu pun belajar  otodidak bukan hasil pendidikan. Makanya sekarang kita sedang  kuatkan, sudah ada fasilitasi dari Konjen Tiongkok di Bali. Kita digratiskan untuk melatih 20 orang guide, minggu depan,” ujarnya dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Senin (10/8/2015).

Dari sisi jumlah pramuwisata atau guide bahasa Mandarin diakuinya NTB masih belum siap. Namun dari sisi kesiapan destinasi wisata, NTB sudah cukup siap. Pasalnya, destinasi-destinasi wisata yang diminati wisatawan asal Tiongkok sama seperti di Bali. Mereka pada umumnya tertarik pada kuliner, budaya, spa dan lainnya.

“Kita siap dari sisi destinasi. Tapi dari sisi pramuwisata memang terbatas. Mereka (wisatawan Tiongkok)  kan karakternya itu berwisata keluarga (family tourism). Dia datang dengan keuarga, dia tak sendiri-sendiri,”imbuhnya.

Mantan Kepala Museum NTB ini menambahkan, pada tahun 2014, kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia sebanyak 959.231 orang. Pada tahun 2015, Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia sebanyak dua juta pengunjung. Sementara itu, untuk NTB jumlah wisatawan asal Tiongkok sampai saat ini sudah mencapai seratusan ribu orang lebih.

Faozal menambahkan, destinasi awal wisatawan Tiongkok itu saat ini masih Bali. Kemudian mereka berwisata ke NTB. “Sekarang teman-teman operator, travel kita sudah bisa mengakses, mereka bisa menjadi langsung menghandle  mereka berkunjung di sini. Terutama yang resort banyak, kalau city masih minim,”tambahnya.

Ditanya apakah ada rencana untuk kerjasama dengan perguruan tinggi di daerah ini untuk mencetak para guide tertentu seperti bahasa Mandarin? Faozal mengatakan kerjasama dengan perguruan tinggi di NTB agak sulit. Pasalnya, perguruan tinggi yang spesialisasi bahasa Mandarin sangat jarang. “Jadi ini memang tantangan kita.  Nanti sebanyak 20 orang pramuwisata itu, pelatihannya seminggu sampai kita keluarkan lisensi guide,”pungkasnya.(muhammad nasir)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive