Be Your Inspiration

Wednesday 11 March 2015

Guide Keluhkan Minimnya Rute Destinasi Pariwisata di Lombok Barat



Wisatawan yang baru turun dari kapal pesiar Seabourn Odyssey
disambut gendang beleq di Pelabuhan Lembar Selasa (10/3/2015)

 Kapal pesiar Seabourn Odyssey yang mengangkut 458 wisatawan asal Amerika, Jepang dan Australia singgah di Pelabuhan Lembar, Selasa (10/3/2015). Kapal pesiar yang singgah tersebut termasuk daftar tunggu yang akan singgah di Lombok. Di tengah tingginya kunjungan wisatawan dari kapal pesiar tersebut, para guide mengeluhkan minimnya rute destinasi wisata yang bisa menjadi alternatif tujuan para tamu.


Khusus di Lombok Barat (Lobar),  hanya memiliki beberapa jalur saja yang ingin dituju wisatawan, seperti rute Lingsar, Narmada, Sekotong dan Banyumulek. Selebihnya, para wisatawan banyak ke Lombok Tengah dan Lombok Timur . 

Ketua Kelompok Guide di Lembar,  Syukur mengaku, kapal pesiar yang singgah kali ini termasuk ke sekian kalinya. Kapal kali ini mengangkut 458 wisatawan dari Amerika, Jepang dan Rusia. Para pengunjung ini katanya, akan menjalani sejumlah paket tour, seperti paket City Tour, Kuta Tour dan Senggigi Tour.
Khusus di Lobar, tidak banyak paket yang disediakan. Yang ada hanya Senggigi Tour, Sekotong Tour dan Tour Tampel serta Tour Banyumulek. 

Beberapa rute ini pun ada yang digabungkan dalam satu paket saja. Minimnya rute tersebut disebabkan tidak ada pilihan destinasi baru bagi para tamu. Sejauh ini destinasi yang dikembangkan terfokus pada wilayah itu -itu saja. Bahkan, terkesan rute tujuan hanya sekedarnya, seperti rute mengunjungi lokasi pembuatan batu bata di Desa Dasan Tereng, Lembar.

Seharusnya katanya, fokus pindah ke kawasan selatan (Sekotong). Kawasan ini memiliki potensi besar, namun belum diperhatikan Pemda. “Belum banyak pilihan karena wilayah selatan belum digalakkan,” katanya.

Ia memiliki alternatif agar Pemda mengembangkan potensi kerajinan nyesek di Penarukan dan Giri Temberi Gerung. Lokasi ini dekat dengan Pelabuhan Lembar sehingga bisa menjadi alternatif pertama dikunjungi. Namun karena minimnya perhatian pemda maka tidak tersentuh. “Jangan heran kalau banyak yang ke Loteng,” selorohnya.

Disebutkan, dari 448 wisatawan tersebut 160 orang ikut paket tour, sedangkan sisanya bebas. Menurutnya, para tamu ini tentunya tidak mungkin membawa uang sedikit untuk berbelanja. Sehingga jika ini juga ditangkap maka tentunya akan memberi keuntungan bagi masyarakat.

Ia juga menyoroti sikap pemda, sebab kurang memperhatikan persoalan kunjungan kapal pesiar tersebut. Ketika tamu datang tidak ada yang menyambut. Menurutnya, hal ini penting untuk memberikan penghargaan bagi tamu yang datang. “Paling tidak dari dinas menyambut, tapi sama sekali tidak ada,” imbuhnya. (heru)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive