Be Your Inspiration

Tuesday 17 May 2016

Menelusuri Jejak Peninggalan Jepang di Sekotong Lombok Barat

Bekas benteng Jepang di Sekotong
Ketika menjajah Indonesia, ekspansi Jepang meluas hingga ke pelosok. Konon, ekspansi Jepang pada masa itu meluas hingga ke Pulau Lombok. Beberapa lokasi strategis pun sempat dikuasai untuk dijadikan markas pertahanan menangkal serangan dari pihak musuh.

Jejak-jejak peninggalan tentara Jepang itu masih ada di pesisir pantai bagian Barat Sekotong. Tepatnya di Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (Lobar).

Konon lokasi ini menjadi pertahanan  Jepang pada zaman itu. Di sini terdapat beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang yang bisa ditemukan berupa senjata meriam, benteng, gua tempat penyimpanan senjata dan gudang penyimpanan beras. Bukti sejarah itu, masih ada sampai saat ini.

Ada juga jalan setapak mengitari tebing laut sepanjang hampir tiga kilometer yang konon dibangun pada saat itu. Jalan ini menghubungkan bagian pantai dengan dataran tinggi tempat senjata ini. 

Untuk menuju tempat ini harus melalui kondisi terjal dan berbatu mengitari lereng gunung.  Medan yang dilalui sangat sulit sebelum tiba di lokasi sejumlah peninggalan bersejarah itu. Menuju  ke lokasi senjata ini, para pengunjung bisa melalui beberapa jalur. Beberapa jalur ini kerap dilalui oleh masyarakat mencari kayu.
Sisa Meriam Jepang yang tersisa di Sekotong Lombok Barat
Di tengah perjalanan, persis di pinggir laut ditemukan tembok dari bebatuan yang tersusun rapi seperti berbentuk benteng. ‘’Ini konon benteng pertahanan penjajah,’’ terang Abdul Siri sesepuh Desa Pelangan yang turut serta dalam rombongan tersebut.

Bangunan benteng ini berukuran sekitar lima meter lebih dengan bentuk bangunan persegi. Namun akibat tak terawat, sejumlah bebatuan mulai  ambruk. Tak jauh dari benteng itu, ada bangunan segi empat. Tempat ini, konon menjadi lokasi eksekusi mati tahanan dan para warga pribumi oleh tentara penjajah. Bangunan ini, sekarang  tak terlihat, karena ditumbuhi semak belukar lebat.

Melanjutkan perjalanan ke lokasi senjata meriam, rombongan disuguhkan medan berat dan menantang. Jalur ini sepertinya cocok untuk jalur trekking, karena di samping medannya cukup terjal juga di bawah bukit terdapat pemandangan laut yang indah. Jika penjelajah melihat ke bawah, rasa lelah pun akan hilang. Menempuh menempuh perjalanan panjang dengan medan terjal, akhirnya ditemukan lokasi senjata meriam dimaksud.
Sisa meriam Jepang di Sekotong yang masih
tersisa dari penjarahan

Senjata meriam itu tampak kokoh berdiri dipinggir tebing. Senjata ini sepertinya sengaja dibangun menjorok ke laut, tujuannya agar mempermudah menyerang musuh melalui jalur laut. ‘’Di kawasan ini, ada enam buah senjata meriam. Namun yang masih utuh hanya dua unit sedangkan sisanya hilang diduga dijarah,’’duga Siri.

Menurutnya, mungkin belum banyak masyarakat yang tahu kalau di daerah Lobar bagian selatan persisnya, di kawasan Sekotong bagian barat ada peninggalan perang II sebagai akhir zaman penjajajan Jepang di Nusantara ini.  Di kawasan ini juga terdapat dua tempat penyimpanan cadangan makanan dan senjata yang masih tertanam di dalam gua. 


Meriam Jepang Banyak Dijarah

Beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang seperti senjata meriam ditemukan. Namun sangat disayangkan, peninggalan sejarah ini tak terawat. Senjata meriam ini, justru dibiarkan dijarah oleh oknum tak bertanggung jawab.
Anak-anak bermain di meriam peninggalan Jepang di
Sekotong Lombok Barat

Di bagian dinding senjata itu, tertera indentitas senjata itu. Senjata berupa meriam itu, merupakan buatan Jerman sekitar tahun 1901. Bagian cerobong senjata masih utuh, hanya saja sebagian komponen sejata ini terlihat tidak ada di tempat karena ulah tangan jahil. ‘’Ini pasti ulah tangan tidak bertanggung jawab,’’ kata Abdul Siri Petugas relawan Tagana NTB tersebut.

Senjata ini konon merupakan peninggalan penjajah Jepang pada perang dunia II. Menurutnya, tidak hanya senjata ini saja di kawasan tersebut. Namun ada senjata lain yang belum ditemukan. Untuk melestarikan keberadaannya, di samping sebagai lokasi tujuan wisata ia berharap agar Pemkab Lobar melakuan pemugaran peninggalan tersebut. Jangan sampai peninggalan bersejarah ini lenyap begitu saja, karena tak diurus pemerintah.

Pihaknya sendiri telah bersurat ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB termasuk ke Gubernur  NTB dan pihak terkait lainnya namun belum ada respons. Ia meminta agar Pemda melakukan pemagaran agar peninggalan bersejarah itu terjaga. Abdul Siri juga mengusulkan agar dibangun akses jalan untuk memudahkan pengunjung ke tempat bersejarah itu. Beberapa senjata meriam ditemukan tidak utuh lagi karena bagian cerobong senjatanya dicuri oknum warga. Selain itu, sejumlah komponen banyak yang tidak utuh lagi.

Terpisah, Kades Batu Putih menyatakan, senjata meriam yang ada di kawasan itu hanya tinggal empat unit. Itupun hanya ada dua yang masih utuh sedangkan sisanya entah kemana. Terkait keberadaan peninggalan Jepang itu, pihak yang berwenang seharusnya mengelolanya dengan baik. ‘’Ini kawasan yang dikelola BKSDA dan seharusnya situs bersejarah itu juga menjadi bagian yang harus diperhatikan,’’ ujarnya.  (Heru Lombok Barat)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive