Be Your Inspiration

Saturday 14 May 2016

Rinjani Jadi Geopark Harus Mampu Sejahterakan Rakyat

Sampah di Rinjani merusak penilaian Rinjani jadi geopark
dunia 
Perjuangan memasukkan Gunung Rinjani menjadi bagian dari jejaring taman bumi global atau Global Geopark Network (GGN) telah mencapai tahap akhir. Sistem tata kelola geopark harus mempu meningkatkan kesejahteraan rakyat, agar upaya penyematan status Global Geopark Rinjani tidak menjadi sebatas proyek mercusuar.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, Chairul Mahsul, menjelaskan pada dasarnya konsep
penyelenggaraan geopark memang akan mengarah pada prospek pemberdayaan masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan. Selain demikian, tujuan lain dari pada penegakan geopark yakni sebagai pengikat kegiatan konservasi. Demikian juga harapannya untuk membuang ruang sebagai sarana edukasi.

“Ada tiga poin pokok yang menjadi sasaran dari geopark ini, pertama untuk menjalankan fungsi konservasi, kedua edukasi dan ketiga pemberdayaan masyarakat. Alam memiliki cara tersendiri dalam memberikan anugerah kepada kita,” tuturnya, Kamis (12/5/2016).

Menurutnya, sumber daya alam yang melimpah hasil produksi hutan inilah yang kemudian akan dijadikan sarana untuk memberdayakan masyarakat. Pihaknya yakin, ketika masyarakat khususnya yang bermukim di kawasan pinggir hutan sudah sejahtera, maka tidak akan ada lagi cerita tentang terjadinya perambahan hutan, perusakan lingkungan, penambangan dan lain sebagainya.

“Kalau masyarakat sudah sejahtera, saya mereka yang akan lebih awal menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Maka tugas kita sekarang ialah melakukan pemberdayaan seoptimal mungkin,” ujarnya.

Assessment

Sebagai tahap akhir dari proses permintaan penyematan status Global Geopark Rinjani, sejumlah tim assessor dari UNESCO akan melakukan assessment pada Selasa (17/5) – Sabtu (21/5) mendatang.
Assessor akan memvalidasi informasi mengenai keberadaan situs yang diusulkan sebagai sarat pendukung suatu kawasan untuk dapat ditetapkan sebagai geopark dunia. Para assessor akan mendatangi dan melihat secara langsung sejumlah titik yang telah diklasifikasikan sebagai Biological Diversity, Geological Diversity dan Cultur Diversity.

Sejumlah 12 dari 21 situs yang diajukan sebagai pendukung kawasan agar melaju sebagai geopark dunia terletak di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Kendati demikian, Kepala Bappeda NTB ini mengatakan bahwa tim assessor tidak akan mendaki ke Gunung Rinjani untuk melihat keberadaan situs tersebut. Hal tersebut tidak memungkinkan lantaran waktu yang relatif sedikit.

“Mereka tidak akan mendaki Gunung Rinjani karena waktunya tidak cukup. Mereka akan kita bawa ke Desa Aiq Berik di Lombok Tengah karena disana juga ada bagian Cultur Diversity-nya yakni alat musik klentang,” katanya.

Kondisi lapangan khususnya di kawasan wisata minat khusus atau lokasi pendakian Gunung Rinjani, saat ini sedang dijejali sampah. Volume sampah membeludak dan berserakan di sejumlah ruas jalur pendakian maupun lokasi perkemahan.

Ada indikasi bahwa tim assessor tersebut memang sengaja tidak dijadwalkan melihat situs – situs yang ada di dalam lokasi pendakian. Alasannya karena keberadaan sampah yang masih berjejal di dalam kawasan. Sehingga, bisa jadi kondisi sampah yang membeludak itu akan mempengaruhi penilaian assessor yang melakukan assessment.

Padahal situs paling monumental sebagai pendukung persyaratan untuk melaju demi meraih status geopark terletak di kawasan tersebut. Sejumlah situs pendukung persyarakat penetapan Gunung Rinjani sebagai geopark ialah Danau Segara Anak, kaldera gunung api aktif tertinggi di nusantara, Gunung Baru Jari, situs pemandian air panas dan lain sebagainya. (Lin/SN)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive