Be Your Inspiration

Thursday 26 January 2017

Perosotan Abangan Lombok Tengah Yang Mendunia Lewat Iklan Ok Google

Perosotan Abangan Lombok Tengah (Dokumentasi Istimewa Sahmat Darmi)

Sungai Abangan yang melintang di Desa Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah mendadak diserbu pengunjung. Lokasi tersebut dijadikan tempat rekreasi alternatif oleh kalangan wisatawan milenial.

“Ketika destinasi itu mendapat peluang untuk berkembang, sebetulnya itu harus direspons secepatnya. Hal yang perlu dilakukan di sana ialah menata dan membekali masyarakat di sekeliling agar mereka paham mengenai industri pariwisata,”  Kata Ahmad Herkiandi, videografer yang turut mengenalkan objek tersebut pada wisatawan melalui media sosial.

Setelah viral di dunia maya, kawasan tersebut dipilih sebagai lokasi syuting acara televisi nasional. Setelah dijadikan lokasi syuting televisi nasinal, objek rekreasi tersebut menjadi semakin dikenal banyak orang. Setelah terkenal, kawasan tersebut minta ditata rapi sehingga pengunjung semakin tertarik untuk mendatanginya.

“Wisatawan milenial ini merupakan kalangan anak – anak muda yang hobi mengunjungi tempat – tempat yang belum pernah ia datangi. Salah satu kecenderungan mereka ialah berfoto dan mengabadikan perjalanannya masing – masing,” katanya.

Itulah sebabnya, setiap destinasi baru membutuhkan penataan. Destinasi yang memiliki keindahan alamnya, perlu didukung dengan infrastruktur yang dapat digunakan sebagai properti untuk berfoto. Hal itu akan menambah selera kunjungan setiap wisatawan, utamanya pelancong dari kalangan generasi milenial.

Segala bentuk kebutuhan wisatawan generasi milenial perlu dipenuhi. Penataan patut dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan industri kepariwisataan. Selain itu, masyarakat yang berada di lingkar objek pariwisata juga harus dibekali skill dan kemampuan. Pelaku – pelaku utama yang berada di lingkar objek pariwisata membutuhkan kemampuan untuk berinovasi. Separuh bagian dari industri pariwisata, adalah industri kreatif yang membutuhkan pembaruan secara terus - menerus.

“Setidaknya, masyarakat di sekeliling objek – objek wiasta baru itu dibimbing agar dapat mengelola aset mereka dengan baik. Kalau tidak dengan cara seperti itu, lalu kapan saatnya kita mengeluarkan mereka dari kunkungan kemiskinan,” tandasnya.  (Sahmat Darmi)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive