Be Your Inspiration

Sunday 7 January 2018

2018, Sumbawa Masih Andalkan Event Barapan Kebo

Barapan Kebo di Sumbawa. Tahun 2018, Pemkab Sumbawa masih mengandalkan event ini untuk dijual pada wisatawan.

Tradisi Barapan Kebo atau Karapan Kerbau masih menjadi aktivitas event yang diandalkan di Kabupaten Sumbawa. Selain mengangkat kearifan lokal, event ini juga menjadi salah satu ajang promosi wisata budaya yang dimiliki Sumbawa.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbawa, Junaidi mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar event karapan kerbau sebagai bentuk promosi wisata. Wisatawan yang datang bisa mencoba sensasi melakukan karapan kerbau seperti yang sering dilakukan oleh warga Sumbawa.

“Kita sudah membuat kalender event juga. Salah satu kegiatannya itu adalah karapan kerbau. Kita ingin memberdayakan masyarakat untuk menarik minat wisatawan. Ini merupakan salah satu event untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Sumbawa,” ujarnya, Jumat (5/1/2018).

Karapan kerbau ini akan dikemas dalam sebuah kejuaraan. Di mana warga akan menjadi peserta dan memperebutkan sejumlah hadiah. Ini bertujuan untuk memeriahkan kegiatan itu dan untuk terus membuat karapan kerbau sebagai salah satu budaya yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Biasanya karapan kerbau Sumbawa ini diselenggarakan pada awal musim tanam padi. Lokasi atau arena karapan kerbau  adalah sawah yang telah basah atau sudah digenangi air sebatas lutut. Perlakuan pemilik kerbau jargon Barapan Kebo sama seperti perlakuan audisi Main Jaran. Kerbau-kerbau peserta dikumpulkan tiga hari atau empat hari sebelum event budaya ini digelar, untuk diukur tinggi dan usianya. Hal ini dimaksudkan, agar dapat ditentukan dalam kelas apa kerbau-kerbau tersebut dapat dilombahkan. Durasi atau lamanya event adalah ditentukan dari seberapa banyak jargon kerbau yang ikut dalam event budaya Barapan Kebo.

“Budaya ini sudah ada sejak lama, jadi sebagai generasi penerus kita harus terus melestarikannya. Di sisi lain, ini juga berpotensi untuk mendatangkan wisatawan. Terutama wisatawan yang menyukai tentang kebudayaan,” ujarnya.


Pasangan kerbau yang berhasil meraih juara adalah pasangan kerbau tercepat mencapai tujuan sekalian dapat menyentuh atau menjatuhkan kayu pancang tanda finish yang disebut dengan Sakak. Tradisi ini dapat diikuti oleh semua usia. Biasanya yang mengikuti karapan kerbau ini laki-laki berusia antara 20-40 tahun. Namun demikian, wisatawan yang datang pada saat kegiatan ini berlangsung dapat mencoba sensasi melakukan karapan kerbau di Sumbawa. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive