Sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama baik wisatawan dalam dan luar negeri, NTB harus mewaspadai eksploitasi seksual anak-anak yang dilakukan oleh seseorang yang melakukan kunjungan wisata dengan tujuan bisa melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak atau yang dikenal dengan Child Sexual Tourism (CST) atau predator anak.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Erica
Zainul Majdi, pada acara Seminar Parenting, Hindari Anak dari Kekerasan
Seksual, yang digagas oleh Komunitas Tunah Kanak NTB dan Yayasan Kita dan Buah
Hati, di Mataram, Minggu, tanggal 22 Juni 2014.
“Posisi NTB sebagai destinasi wisata, masih belum mapannya ekonomi
masyarakat, serta masih tingginya budaya pernikahan dini di NTB, membuat kita
harus mewaspadai NTB dijadikan sebagai target praktek turisme
seks anak-anak. Hal ini harus menjadi perhatian kita semua, jika kita
tidak ingin anak-anak generasi emas NTB kehilangan masa depannya,” ujarnya
mengingatkan.
Child Sexual Tourism (CST)
adalah bentuk eksploitasi seksual anak-anak yang dilakukan oleh seseorang yang
melakukan kunjungan wisata dengan tujuan bisa melakukan aktifitas seksual
dengan anak-anak. CST bisa berbentuk perdagangan anak, prostitusi anak atau
pornografi anak.
Erica mengatakan, kondisi masyarakat NTB yang belum sepenuhnya mapan
dari segi ekonomi membuat peluang risiko terjadinya CST di daerah ini patut diwaspadai.
UNICEF menyebutkan bahwa anak-anak yang paling beresiko menjadi korban CST
kebanyakan adalah bekas korban kekerasan seksual anak, atau anak-anak yang
datang dari keluarga miskin.
Berdasarkan data dari UNICEF, di daerah dimana pernikahan usia dini lazim
terjadi, ada keluarga yang menerima uang untuk mengawinkan anaknya dalam batas
waktu tertentu. Cara lainnya adalah dengan mengadopsi secara ilegal anak-anak
di daerah kunjungan wisata tersebut untuk kemudian dieksploitasi.
Sorotan terhadap kenyataan bahwa NTB merupakan destinasi wisata, belum
mapannya ekonomi masyarakat, masih tingginya budaya pernikahan dini, serta
perkembangan zaman yang semakin modern, adalah kekahawatiran dan tantangan. Erica mengajak kepada para orang tua untuk
terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik, yang mampu menjaga
generasi emas NTB dari para predator anak.
0 komentar:
Post a Comment