SEBANYAK lima orang pejabat masing-masing dari
Pemprov NTB, anggota
DPRD NTB dan pelaku pariwisata akan menemui manajemen Jetstar di Melbourne, Australia> kedatangan pejabat secara
beramai-ramai ini, untuk meminta agar rute penerbangan langsung Perth Australia - Bandara
Internasional Lombok (BIL) tidak ditutup. Manajemen Jetstar sebelumnya telah
menginformasikan akan menutup rute tersebut pada 18 Oktober mendatang karena belum adanya kejelasan
terkait dengan komitmen pemerintah daerah yang akan memberikan marketing fund atau dana promosi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) NTB, Drs. Muhammad Nasir yang dikonfirmasi terkait hal
tersebut mengatakan sebanyak lima orang pejabat yang berangkat berasal dari dua
orang pejabat dari eksekutif, dua orang pejabat dari DPRD NTB dan satu orang
pelaku pariwisata.
Kelima pejabat yang berangkat
ke Melbourne Australia pada Selasa
(17/6) adalah Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Asisten II
Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Drs. H. Gita Aryadi, M.Si. Kemudian dua
orang unsur pimpinan Komisi II DPRD NTB yang membidangi pariwisata yakni Mori
Hanafi, SE, M.Comm dan Johan Rosihan, ST. Kemudian Ketua Persatuan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra. “Pak Wagub akan
membicarakan supaya rute itu tidak ditutup,’’ kata Nasir.
Wakil Gubernur, H. Muhammad
Amin, SH, M.Si yang ditemui usai menghadiri sidang paripurna di Gedung DPRD NTB
kemarin mengatakan,
tadinya dia hanya akan mengutus Asisten II untuk memenuhi undangan manajemen
Jetstar terkait dengan keberlanjutan rute Perth-Lombok itu. Namun, Gubernur NTB katanya, meminta dirinya langsung untuk menemui
manajemen Jetstar di Australia.
Ia menjelaskan, marketing fund melalui maskapai Jetstar
Airways sebesar Rp 1 miliar akan
dikucurkan oleh Pemprov NTB. Pasalnya, hal serupa juga pernah diberikan kepada
maskapai penerbangan Air Asia ketika baru membuka rute Kuala Lumpur-BIL. Marketing fund tersebut, lanjutnya
bersifat stimulan. Artinya, setelah pada tahap tertentu di mana kondisi
load factor (tingkat keterisian kursi
penumpang) sudah normal maka pemberian marketing
fund akan dihentikan.
‘’Jadi
karena pasar Australia ini itu sangat urgen, sangat menguntungkan. Bolehlah
pemasaran kita ke Timur Tengah dan Eropa, tetapi pasar Australia tidak bisa
kita tinggalkan. Karena ternyata kunjungan wisatawan Australia itu mendominasi
angka kunjungan ke NTB,’’
ujar wagub.
Amin menambahkan, apapun upaya
dan ikhtiar akan dilakukan agar rute Perth-BIL tetap ada. Menurutnya, aksesibilitas dan konektivitas
antarwilayah baik dalam dan luar negeri sangat penting untuk mendatangkan
wisatawan ke daerah ini selain
upaya promosi dan penataan destinasi.
‘’Karena
itu, kesimpulan kita wajib hukumnya
penerbangan yang sudah dirintis oleh Jetstar ini tetap kita pertahankan. Persoalan nanti
akan ada maskapai-maskapai lain yang akan buka rute, kita siap juga. Yang
penting ini tetap jalan,’’
imbuhnya.
Dalam pertemuan dengan menajemen
Jetstar yang diagendakan pada 18 Juni di Melborne itu, wagub akan
memastikan komitmen Pemprov
NTB seperti apa yang diinginkan manajemen Jetstar. Nantinya, akan dilakukan Memorandum Of Understanding (MoU) terkait dengan penggunaan
dana promosi itu. ‘’Untuk
meyakinkan mereka, karena kita yang butuh. Kalau kita butuh sesuatu maka tentu
ada pengorbanan, harus ada ikhtiar dan upaya yang kita lakukan,’’ katanya.
Menurutnya sangat disayangkan
jika Jetstar menutup penerbangan ke Lombok di saat angka kunjungan wisatawan ke
daerah ini melonjak sampai 190 persen. Disebutkan, berdasarkan hitung-hitungan
dengan mengeluarkan dana marketing fund
sebesar Rp 1 miliar itu, akan mampu mendatangkan devisa di atas Rp 50 miliar
per tahun.
‘’
Ini sangat luar biasa, sayang jika terhenti. Jangan kita sia-siakan
yang sudah kita lakukan. Dukungan semua pihak, agar maskapai ini tetap melayani
rute. Yang sudah ada tetap kita pertahankan, jangan mereka hilang sementara
yang akan datang belum ada kepastian,’’
ujarnya.
0 komentar:
Post a Comment