Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menghadiri Konferensi
Internasional Dunia Islam yang diadakan oleh World Moslem League (Raabithah
Alam Islamy) di Mekkah, dari tanggal 22-25 Februari 2015. Konferensi ini
bertajuk, "Islam dan Penanggulangan Terorisme ", dihadiri oleh
sekitar 500 tokoh Islam yang terdiri dari pemikir, ulama, pimpinan organisasi
dan praktisi dakwah dari seluruh dunia.
Kegiatan ini dibuka oleh Pangeran Khalid Al- Faisal,
penasihat Raja Salman, mewakili Raja Salman bin Abdul Aziz yang berhalangan hadir. Kepesertaan Gubernur
NTB berdasarkan undangan resmi dari Raabithah Alam Islamy bersama beberapa
tokoh Islam lain seperti DR. Hidayat Nur Wahid, KH. Abdul Wahid Alwi Ketua Umum
DDII, unsur pimpinan MUI, DR. Mukhlis Muhammad Hanafi, termasuk Komjen Usman
Saut Nasution Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Konferensi ini memiliki relevansi yang sangat kuat dengan
situasi global yang berkembang serta situasi umat Islam di seluruh dunia
termasuk di Nusa Tenggara Barat. Dalam pembahasan komprehensif selama 4 hari,
konferensi ini diharapkan dapat melahirkan komunike bersama tentang pentingnya
mengambil langkah bersama untuk melawan terorisme.
Gubernur menegaskan, terorisme sangat bertentangan dengan
ajaran Islam yang mengajarkan perdamaian, moderasi dan toleransi. "Catatan
sejarah jelas menunjukkan bahwa Islam datang, tersebar, diserap dan dicintai
oleh umat manusia termasuk di Indonesia dan di NTB dengan cara-cara yang baik,
dalam nuansa damai yang kuat", tegas Gubernur. Catatan baik ini, tambah
Gubernur, harus kita rawat bersama agar penegasan Al-Qur'anul Karim bahwa Islam
adalah rahmat bagi seluruh alam dapat mewujud dan kokoh di bumi nusantara
termasuk di Nusa Tenggara Barat.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat menghadiri Konferensi Internasional Dunia Islam yang diadakan oleh World Moslem League (Raabithah Alam Islamy) di Mekkah, Senin (23/2/2015) |
Korban terbesar dari terorisme masa kini adalah Islam dan
umatnya. Betapa banyaknya korban jiwa jatuh, negara terbelah, pertentangan
antar kelompok mengganas, sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari
terorisme yang terjadi atas umat Islam. Salah satu faktor yang memicu terorisme
adalah pemahaman agama yang salah di kalangan sebagian umat, termasuk di
kalangan generasi muda. Maka dalam pembukaan Konferensi, Grand Syeikh Al-Azhar
Syekh Ahmad Thayyib, menegaskan bahwa salah satu agenda mendesak yang harus
dijalankan oleh seluruh umat adalah merevisi materi dan metode pengajaran Islam
di sekolah-sekolah agar tidak melahirkan pemahaman ekstrim.
Pengajaran yang diberikan harus melahirkan sikap beragama
yang hanif, sahih, dan toleran serta menghormati perbedaan. "Ini
sungguh-sungguh suatu pertaruhan bagi masa depan Islam dan umat Islam",
tegas Gubernur TGB. Bagi NTB yang mayoritas muslim, TGB tambahkan, generasi
muda Islam yang memiliki pemahaman yang baik tentang agamanya, moderat dan toleran
dalam beragama serta mampu bersinergi dengan seluruh komponen lain adalah modal
besar untuk membangun NTB yang beriman, berbudaya, berdayasaing dan sejahtera. (Humas NTB)
0 komentar:
Post a Comment