DI pulau kecil seluas sekitar 500
meter persegi, di ujung timur wilayah Kabupaten Bima, terdapat
dua pohon yang oleh penduduk setempat disebut Jenamawa (pohon Kamboja). Itulah Pulau Ular, yang oleh warga setempat di sebut masyarakat sekitar sebagai “Nisa Keramat” karena menyimpan misteri yang
dipercayai penduduk setempat dari dulu sampai sekarang.
Pulau Ular berlokasi di Desa Pai, Kecamatan Wera, ini berbatasan dengan Kecamatan Sape Kabupaten
Bima. Jarak
tempuh dari Kota Bima sekitar
84 kilometer
ke arah timur melewati jalur selatan Kecamatan Sape. Bisa juga ditempuh dari arah utara melewati Kecamatan Ambalawi dan Wera.
ke arah timur melewati jalur selatan Kecamatan Sape. Bisa juga ditempuh dari arah utara melewati Kecamatan Ambalawi dan Wera.
Jika ditempuh menggunakan sepeda motor jarak
rata-rata 60 sampai 80 kilometer/perjam, bisa di katakan 3 jam setengah agar sampai
ke tempat yang belum tersentuh
pembangunan infrastruktur pemerintah itu. Karena masih
banyak jalan-jalan yang belum di aspal. Kemudian sinyal telepon seluler timbul tenggelam dan belum ada fasilitas kesehatan di
sana.
Warga Desa Pai, Radiman (24) saat memandu menyeberang
menuju Pulau Ular, Rabu (4/2/2015) lalu, mengatakan, menurut cerita turun-
temurun, di pulau itu dinaman
Pulau Ular karena
memang terdapat banyak ular jinak yang hidup di sana. Uniknya, ular yang hidup di sana
tidak berbisa. Mudah ditangkap dan bahkan dijadikan mainan. Kadang dikalungkan di leher.
‘’Ular-ularnya mudah
sekali ditemukan di pulau itu dan bila matahari terbenam. Banyak sekali jumlahnya yang keluar dari
lubang dan rongga bebatuan
untuk mencari makanan berupa ikan-ikan kecil di laut,’’ ujarnya.
Menurutnya, ular
tersebut tidak bisa dibawa pulang atau ke luar pulau itu. Kalaupun di bawa ke luar dari pulau
itu, ular itu konon akan
kembali ke tempatnya asalnya. ‘’Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang dan singgah di sini,
alasannya karena rasa penasaran melihat ular-ular yang jinak terkadang mau di bawa pulang namun di larang
oleh warga kami karena selain menjaga kelestariannya, juga dipercayai mendatangkan musibah,’’ ujarnya.
Irwan warga Kelurahan Rabangondu, Kota Bima, mengaku keinginannya
bisa melihat Pulau Ular bisa terwujud. Karena selama ini dia hanya mendengar keberadaan pulau itu dari mulut ke mulut tentang ular yang bisa
bertahan di sebuah pulau yang letaknya di lepas pantai. ‘’Seperti dalam mimpi ketika sampai ke tempat ini, selain perjalanan yang berjam-jam, yang
cukup menguras tenaga , melihat ular-ular yang sangat jinak mampu mengobati
rasa capek,’’ katanya.
Menyadari potensi yang dimiliki Pulau Ular, Irwan berharap agar pemerintah memperhatikan
serius keberadaan pulau itu. Karena setahunya, pulau yang dihuni ular itu, hanya ada di Desa Pai, tidak
ada ditempat lain. Karena keunikannya itu, diyakini jika objek wisata itu penataannya bagus,
infrastrukturnya dilengkapi, kelak akan menjadi destinasi wisata andalan Bima khususnya dan NTB umumnya.
‘’Tempat ini sangat unik dan langka. Bahkan satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Kalau pemerintah serius memperhatikan pulau ini, saya yakin akan mampu menyaingi Pulau Komodo yang sudah terkenal terlebih dahulu karena satwa langka di pulau itu. Ya, persis dengan Pulau Ular ini,’’ katanya. (Uki/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment