Be Your Inspiration

Monday 9 February 2015

Melihat dari Dekat Pulau Ular di Bima


Pulau Ular di Kecamatan Wera Bima NTB
DI pulau kecil seluas sekitar 500 meter persegi, di ujung timur wilayah Kabupaten Bima, terdapat dua pohon yang oleh penduduk setempat disebut Jenamawa (pohon Kamboja). Itulah Pulau Ular,  yang  oleh warga setempat di sebut masyarakat sekitar sebagai  “Nisa Keramat” karena menyimpan misteri yang dipercayai penduduk setempat dari dulu sampai sekarang.

Pulau Ular berlokasi di Desa Pai, Kecamatan Wera, ini  berbatasan dengan Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Jarak tempuh dari Kota Bima sekitar 84 kilometer
ke arah timur melewati jalur selatan Kecamatan Sape. Bisa juga ditempuh dari arah utara melewati Kecamatan Ambalawi dan Wera.

Jika ditempuh menggunakan sepeda motor jarak rata-rata 60 sampai 80 kilometer/perjam, bisa di katakan 3 jam setengah agar sampai ke tempat yang belum tersentuh pembangunan infrastruktur pemerintah itu. Karena masih banyak jalan-jalan yang belum di aspal. Kemudian sinyal telepon seluler timbul tenggelam dan belum ada fasilitas kesehatan di sana.
 
Ular di Pulau Ular Bima NTB
Warga Desa Pai, Radiman (24)  saat memandu  menyeberang menuju Pulau Ular, Rabu (4/2/2015) lalu, mengatakan, menurut cerita turun- temurun, di pulau itu dinaman Pulau Ular  karena memang terdapat banyak ular jinak yang hidup di sana. Uniknya, ular yang hidup di sana tidak berbisa. Mudah ditangkap dan bahkan dijadikan mainan. Kadang dikalungkan di leher.
 
‘’Ular-ularnya mudah sekali ditemukan di  pulau itu dan bila matahari terbenam. Banyak sekali jumlahnya yang keluar dari lubang dan rongga bebatuan untuk mencari makanan berupa ikan-ikan kecil di laut,’’ ujarnya.
 
Pengunjung sedang bermain dengan Ular yang sudah jinak
di Pulau Ular Bima NTB
Menurutnya, ular tersebut tidak bisa dibawa pulang atau ke  luar pulau itu. Kalaupun di bawa ke luar dari pulau itu, ular itu konon akan kembali ke tempatnya asalnya. ‘’Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang dan singgah di sini, alasannya karena rasa penasaran melihat ular-ular yang jinak terkadang mau di bawa pulang namun di larang oleh warga kami karena selain menjaga kelestariannya, juga dipercayai mendatangkan musibah,’’ ujarnya.

Irwan warga Kelurahan Rabangondu, Kota Bima, mengaku keinginannya bisa melihat Pulau Ular bisa terwujud. Karena selama ini dia hanya mendengar keberadaan pulau itu dari mulut ke mulut tentang ular yang bisa bertahan di sebuah pulau yang letaknya di lepas pantai. ‘’Seperti dalam mimpi ketika sampai ke tempat ini, selain perjalanan yang berjam-jam, yang cukup menguras tenaga , melihat ular-ular yang sangat jinak mampu mengobati rasa capek,’’ katanya.

Menyadari potensi yang dimiliki Pulau Ular, Irwan berharap agar pemerintah memperhatikan serius keberadaan pulau itu. Karena setahunya, pulau yang dihuni ular itu, hanya ada di Desa Pai, tidak ada ditempat lain. Karena keunikannya itu, diyakini jika objek wisata itu penataannya bagus, infrastrukturnya dilengkapi, kelak akan menjadi destinasi wisata andalan Bima khususnya dan NTB umumnya.

‘’Tempat ini sangat unik dan langka. Bahkan satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Kalau pemerintah serius memperhatikan pulau ini, saya yakin akan mampu menyaingi Pulau Komodo yang sudah terkenal terlebih dahulu karena satwa langka di pulau itu. Ya, persis dengan Pulau Ular ini,’’ katanya. (Uki/Suara NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive