Penumpang di BIL saat antre di loket tiket untuk diterbangkan ke bandara tujuan, Kamis (5/2/2015) |
Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional
Lombok (BIL), akhirnya kembali normal. Setelah proses evakuasi badan pesawat
Garuda GA-7040 yang tergelincir ketika mendarat pada hari Selasa (3/2/2015) lalu,
berhasil dilakukan. Penegasan tersebut disampaikan General Manager PT. Angkasa
Pura (AP) I BIL, Pujiono, saat memberikan keterangan pers di BIL, Kamis (5/2/2015).
“Jadi tepat
pukul 14.20 wita, BIL sudah dibuka kembali,” tegasnya kepada wartawan. Begitu
dibuka, selang beberapa menit kemudian pesawat Citilink QG-664 dari Surabaya,
langsung mendarat sekitar pukul 14.28 wita.
Pujiono
menjelaskan, badan pesawat Garuda GA-7040 tersebut berhasil ditarik ke landasan
pacu untuk kemudian langsung dibawa ke apron, sekitar pukul 14.00 wita. Dan,
setelah dilakukan pembersihan di sekitar area evakuasi serta landasan pacu, BIL
kemudian dinyatanya normal dan siap didarati pesawat untuk semua ukuran.
Kondisi pesawat Garuda GA-7040 pascaevakuasi tidak
banyak mengalami kerusakan. Bahkan bisa dikatakan layak terbang. Hanya saja,
untuk saat ini masih ada beberapa bagian pesawat yang harus diperbaiki terlebih
dahulu. Sebelumnya kemudian diperbolehkan untuk terbang kembali.
Ia mengaku
kondisi medan tempat pesawat tersebut tergelincir menjadi kendala utama dalam
proses evakuasi. Sehingga proses evakuasi harus berjalan lamban sampai hampir
dua hari. “Tapi dengan upaya keras tim gabungan yang ada, proses evakuasi
akhirnya bisa dilakukan. Walaupun sempat beberapa molor dari target,” jelasnya.
Pujiono
menambahkan, sejak Rabu (4/2/2015) malam, proses evakuasi makin diintensifkan.
Dengan harapan pada Kamis pagi, BIL sudah bisa normal. Namun nyatanya target
tersebut tidak bisa tercapai. Sehingga pihaknya menargetkan BIL akan normal
kembali pada siang hari.
Dalam proses evakuasi badan pesawat tersebut,
pihaknya melibatkan tidak kurang dari 60 orang personil gabungan. Dari
Basarnas, PT. AP I sendiri termasuk dari tim teknis airline bersangkutan. Tidak
hanya itu, ada tim dari KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) juga
ikut terlibat sejak hari pertama evakuasi.
“Proses evakuasi cukup melelahkan. Karena memang
kita juga dituntut untuk tetap berhati-hati dalam melakukan evakuasi. Selain
untuk meninimalir hal-hal yang tidak diinginkan, juga meminimalisir kerusakan
yang terjadi pada badan pesawat,” tandas mantan Manager Security Bandara
Djuanda Surabaya ini.
Terkait penyebab kecelakaan tersebut, Pujiono
kembali menegaskan kalau tim investigasi dari KNKT masih terus bekerja.
Sehingga penyebab pasti kecelakaan tersebut sampai saat ini masih belum bisa
diketahui.
Nanti setelah proses investigasi selesai dilakukan,
baru akan disampaikan oleh pihak KNKT sendiri secara langsung. Karena memang
kewenangan untuk menyampaikan penyebab pasti kecelakaan pesawat tersebut, ada
di pihak KNKT. “Kalau kita tidak punya kewenangan untuk menyampaikan hal itu.
Lantaran yang melakukan investigasi adalah pihak KNKT. Hasilnya pun akan
disampaikan oleh pihak KNKT sendiri,” tutupnya. (Munakir)
0 komentar:
Post a Comment