Seorang warga Tionghoa khusyuk berdoa pada hari Imlek di Kelenteng Po Hwa Kong, Jalan Yos Sudarso, Ampenan, Mataram NTB, Kamis (19/2/2015) |
Sejumlah umat Buddha yang mengunjungi
kelenteng untuk melaksanakan ibadah saat perayaan imlek tahun ini berharap agar
menempuh suatu hal yang lebih baik ke depannya. Terlebih, di tengah carut –
marut negeri ini yang terus terlilit berbagai persoalan. Selain mengharapkan kondusifnya
situasi dan kondisi negara, sejumlah umat lain juga memanjatkan doa – doa untuk keselamatan
diri, keluarga, dan orang – orang di sekeliling mereka.
Suasana hari raya Imlek di Kelenteng Po Hwa Kong, Jalan Yos Sudarso, Ampenan, Mataram NTB, Kamis (19/2/2015) |
Anggarat (45), salah satu pengunjung menuturkan, selain melakukan ibadah pada momen imlek, hari
sebelumnya umat Buddha atau Tionghoa telah melaksanakan prosesi penyambutan
imlek tersebut. Ia berharap, saat perayaan saat ini dapat mendatangkan berkah
yang lebih baik. “Tentu kita berdoa dan mengharapkan suatu
hal yang lebih baik.. Kita juga turut mendoakan agar bangsa ini semakin membaik dan dijauhi
dari segala rintangan-rintangan yang memberatkan sehingga menghambat kemajuan kita,” tutur
warga yang tinggal di Cakranegara ini.
Adapun ciong
yang turun di tahun 2015 ini antara lain Sapi, Tikus, Anjing, Naga dan Kambing.
Menurut Anggarat, umat Buddha yang terkena ciong
tersebut pantang serta tidak diperbolehkan untuk mengunjungi orang yang
meninggal.
“Setiap orang pasti memiliki tanggal lahir,
dan dari tanggal lahir itu ada shio. Kemudian seseorang yang shionya ciong di tahun ini maka dia
mendapat pantangan untuk hadir ke tempat orang yang meninggal,” tuturnya.
Meski tidak dijabarkan dengan luas, hampir
setiap umat yang meyakini Agama Buddha itu kerap memperhatikan papan pengumuman
ciong yang tertempel di dekat pintu masuk
kelenteng. Umat Buddha yang sembahyang di kelenteng itu tampak ramai sehingga memenuhi
ruangan tempat peribadatan kaum tionghoa tersebut.
Usai melaksanakan ibadah berupa
persembahyangan di kelenteng – kelenteng, umat Buddha dalam merayakan tahun
baru imlek selalu melaksanakan prosesi ching
bing. Tradisi berkunjung ke tempat makam keluarga atau sanak saudara kerap
dihiasi dihiasi dengan prosesi – prosesi tertentu di pemakaman.
Seperti
tahun lalu, beberapa umat buddha baik yang dari daerah NTB maupun daerah luar
datang ke komplek pemakaman di Kawasan Bintaro – Meninting. Kawasan yang terdapat
makam cina itu mulai dipadati pengunjung dari kalangan warga tionghoa. (kontributor Mamet)
0 komentar:
Post a Comment