Be Your Inspiration

Friday 20 February 2015

Khidmat, Perayaan Imlek di Kelenteng Po Hwa Kong Ampenan


Seorang warga Tionghoa khusyuk berdoa pada hari Imlek
di Kelenteng Po Hwa Kong, Jalan Yos Sudarso, Ampenan, Mataram NTB, 
Kamis (19/2/2015)
Perayaan Hari Raya Imlek 2566/2015 di Kelenteng Po Hwa Kong, Jalan Yos Sudarso, Ampenan, Mataram berlangsung khidmat. Segenap umat Tionghoa melaksanakan ibadah di kelenteng dengan tenang. Puncak Perayaan hari raya tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 5 Maret mendatang.


Sejumlah umat Buddha yang mengunjungi kelenteng untuk melaksanakan ibadah saat perayaan imlek tahun ini berharap agar menempuh suatu hal yang lebih baik ke depannya. Terlebih, di tengah carut – marut negeri ini yang terus terlilit berbagai persoalan. Selain mengharapkan kondusifnya situasi dan kondisi negara, sejumlah umat lain juga memanjatkan doa – doa untuk keselamatan diri, keluarga, dan orang – orang di sekeliling mereka.
 
Suasana hari raya Imlek di Kelenteng Po Hwa Kong, 
Jalan Yos Sudarso, Ampenan, Mataram NTB, Kamis (19/2/2015)
Anggarat (45), salah satu pengunjung menuturkan, selain melakukan ibadah pada momen imlek, hari sebelumnya umat Buddha atau Tionghoa telah melaksanakan prosesi penyambutan imlek tersebut. Ia berharap, saat perayaan saat ini dapat mendatangkan berkah yang lebih baik. “Tentu kita berdoa dan mengharapkan suatu hal yang lebih baik.. Kita juga turut mendoakan agar bangsa ini semakin membaik dan dijauhi dari segala rintangan-rintangan yang memberatkan sehingga menghambat kemajuan kita,” tutur warga yang tinggal di Cakranegara ini.

Adapun ciong yang turun di tahun 2015 ini antara lain Sapi, Tikus, Anjing, Naga dan Kambing. Menurut Anggarat, umat Buddha yang terkena ciong tersebut pantang serta tidak diperbolehkan untuk mengunjungi orang yang meninggal.

“Setiap orang pasti memiliki tanggal lahir, dan dari tanggal lahir itu ada shio. Kemudian seseorang yang shionya ciong di tahun ini maka dia mendapat pantangan untuk hadir ke tempat orang yang meninggal,” tuturnya.

Meski tidak dijabarkan dengan luas, hampir setiap umat yang meyakini Agama Buddha itu kerap memperhatikan papan pengumuman ciong yang tertempel di dekat pintu masuk kelenteng. Umat Buddha yang sembahyang di kelenteng itu tampak ramai sehingga memenuhi ruangan tempat peribadatan kaum tionghoa tersebut.

Usai melaksanakan ibadah berupa persembahyangan di kelenteng – kelenteng, umat Buddha dalam merayakan tahun baru imlek selalu melaksanakan prosesi ching bing. Tradisi berkunjung ke tempat makam keluarga atau sanak saudara kerap dihiasi dihiasi dengan prosesi – prosesi tertentu di pemakaman.
Seperti tahun lalu, beberapa umat buddha baik yang dari daerah NTB maupun daerah luar datang ke komplek pemakaman di Kawasan Bintaro – Meninting. Kawasan yang terdapat makam cina itu mulai dipadati pengunjung dari kalangan warga tionghoa. (kontributor Mamet)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive