Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi saat bersama anak-anak ketika berkunjung ke Bima beberapa waktu lalu |
Ketua TP PKK NTB,
Hj. Erica
Zainul Majdi mengimbau masyarakat, khususnya para kader PKK untuk selalu
menjaga kecerdasan dan kesehatan anak, baik kecerdasan dan kesehatan spiritual
maupun intelektualnya. Apalagi banyak permasalahan yang menimpa anak-anak saat ini. Selain itu,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini di satu sisi berdampak positif juga negatif bagi
perkembangan anak, khususnya dengan semakin maraknya gambar atau materi yang
mengandung unsur pornografi.
“Pastikan anak-anak
dan remaja kita ini tidak melihat konten-konten yang mengandung unsur
pornografi atau pornoaksi. Karena melihat konten-konten tersebut mampu merusak
otak anak-anak kita, yang namanya korteks. Kalau sudah rusak korteksnya, maka fungsi perencanaan masa depan,
fungsi kedisiplinan, fungsi spiritual yang ada di otak tersebut tidak berfungsi
lagi,” jelasnya saat menghadiri
acara TP PKK di Pendopo Bupati Lombok Tengah, Rabu (23/3/2016). Acara ini juga dihadiri Wakil
Ketua I TP PKK NTB Hj. Syamsiah Muh. Amin beserta rombongan dan Ketua TP PKK Lombok Tengah.
Erica juga mengingatkan, agar orang tua dapat
menjaga kesehatan dan kecerdesan anak melalui asupan makanan. Termasuk, menjaga anak
dari konten-konten yang berbau pornografi dan predator anak. ‘’Tugas kitalah yang
menjaga kesalehan
dan kecerdasan anak kita,” tambahnya.
Istri Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi ini, mengingatkan, bagaimana keluarga NTB harus
menjadi keluarga yang selalu meletakkan kesehatan sebagai
unsur utama dalam kehidupan. Hal itu harus terus dikampanyekan nilai melalui
majelis-majelis taklim. Apalagi, majelis taklim merupakan salah
satu kekuatan masyarakat.
“Saat ini, bagaimana
keluarga di Nusa Tenggara Barat ini bisa menjadi keluarga yang memprioritaskan
kesehatan anak. Memprioritaskan kesehatan anak itu sama artinya dengan usaha
agar supaya anaknya pintar dan cerdas,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, pada kesempatan ini, Hj. Erica mengingatkan orang tua
agar mewaspadai predator anak. Menurutnya, data dari
kepolisian, hampir 80 persen pelaku pelecehan seksual, pelaku kekerasan seksual
terhadap anak-anak adalah orang dekat, orang yang sudah dipercaya oleh orang
tuanya sendiri. ‘’Karena itu, awasi anak-anak kita. Jangan percaya pada siapapun untuk
kita lepaskan anak-anak,” harapnya. (*)
0 komentar:
Post a Comment