Kapolda NTB Brigjen Pol. Umar Septono |
POLDA NTB membentuk tim khusus sebagai bagian dari upaya
optimal untuk melacak dan menemukan Direktur RSUD NTB, dr. Mawardi Hamry, MPPM
yang dilaporkan hilang sejak Rabu (23/3) lalu. Tim tersebut menyelidiki dugaan
motif dan modus sembari meneruskan upaya pencarian.
‘’Belum ada yang signifikan. Apabila masyarakat ada yang
menemukan atau mengetahui keberadaannya bisa segera melaporkan kepada polisi,’’
kata Kapolda NTB, Brigjen. Pol. Drs. Umar Septono, SH, MH ditemui di Mataram,
Selasa (23/3) seusai Pengarahan Kepala BNPT, Irjen. Pol. Drs. H. M. Tito
Karnavian, MA, Phd kepada FKPD Provinsi NTB, TNI/Polri, serta stakeholder
terkait mengantisipasi aksi terorisme.
Saat ini pihaknya masih mengupayakan pelacakan dengan
menggunakan fasilitas IT Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri bekerjasama dengan
Polda Jatim terkait pelacakan alat komunikasi. Selain itu tetap diupayakan
kerjasama dengan operator provider layanan telekomunikasi untuk keperluan yang
sama.
“Masih belum ada signifikan kerjasama dari provider. Tetapi,
nanti siapa yang tahu duluan diinformasikan untuk penyelidikan lebih lanjut,”
ujar Kapolda. Saat ini, sambung dia, telepon genggam yang bersangkutan masih
tidak dapat dihubungi. “Tetap kita pantau terus.”
Pihaknya mengedepankan koordinasi lintas sektoral yang
berkaitan dengan kebutuhan pelacakan, guna mencari informasi dan data tambahan
yang dapat mengarahkan pada penemuan dr. Mawardi. Termasuk terus mengupayakan
pelacakan transaksi perbankan yang saat ini masih terkendala aturan privasi
nasabah bank.
‘’Itu makanya dari perbankan belum bisa memberikan.
Pernyataan OJK harus ada pemeriksaan dari pihak pemilik rekening baru bisa
dibuka. Mudah-mudahan ada solusi terbaik. Agar bisa tahu berapa atau kapan
penarikannya. Akan kita usahakan dilihat dari tingkat kebutuhan dan kepentingan
umum, apakah (transaksi perbankan) bisa diminta nanti,’’ jelas Kapolda.
Ia menampik perihal dugaan penculikan yang selama ini
disebutkan oleh pihak keluarga ataupun yang berkembang di masyarakat. Kapolda
menjelaskan bahwa pada saat kejadian dr. Mawardi keluar dari rumah tanpa ada
paksaan dan disaksikan oleh pembantunya. Meski pada saat itu pembantu tersebut
diminta untuk segera masuk kembali ke dalam rumah.
Mengenai penelusuran motif dan modus hilangnya Direktur RSUD
NTB itu, berdasarkan penyelidikan sementara Kapolda mengaku belum mengetahui.
“Berbagai pihak akan kita kumpulkan. Kita mintai keterangan.”
Kapolda menambahkan, akan memintai keterangan dan
mengumpulkan lebih banyak informasi terkait apakah hilangnya dr. Mawardi
tersebut ada kaitannya dengan pekerjaan yang bersangkutan. Kita cari informasi
segala aspek, dari masalah pribadi, tugasnya. Tanggung jawabnya di rumah sakit
atau berkaitan dengan orang-orang di luar itu. ‘’Kita cari informasi. Apakah
ada kaitannya atau tidak nanti kita akan sampaikan,” tandasnya. (wahyu)
0 komentar:
Post a Comment