Be Your Inspiration

Wednesday, 2 March 2016

Gizi Buruk di NTB, Kemiskinan Tidak Selalu Jadi Penyebab

Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi mengingatkan, jika kasus gizi buruk masih ditemukan di NTB. Di sejumlah daerah masih ada anak-anak yang ditemukan menderita gizi buruk, sehingga diperlukan penanganan serius.  Selain itu, jika ada kasus gizi buruk selalu dikaitkan dengan kemiskinan. Padahal masih banyak faktor penyebab lain yang membutuhkan perhatian.

‘’Kasus gizi buruk ini selalu terjadi di NTB dan disangkut pautkan dengan kemiskinan, tapi itu tidak sepenuhnya benar. Ada faktor lainnya seperti tidak menempatkan anak-anak sebagai prioritas dan tidak mengutamakan gizi anak, para ibu kurang memberikan ASI kepada anak dan kurang pengetahuan tentang hidup sehat dan bergizi,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada pengesahan Ketua dan Pengurus Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang NTB yang dipimpin Netty Damanik di Gedung Sangkareang, Sabtu (27/2/2016).  


Dalam upaya memberikan penyadaran pada masyarakat mengenai pentingnya ASI dan gizi anak, lanjut istri Gubernur NTB ini, pihaknya siap menggandeng organisasi-organisasi perempuan. Dalam upaya penyadaran ini, pihaknya akan mensosialisasikan hal-hal yang bisa menambah pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat, deteksi dini kanker, kewaspadaan terhadap predator anak. Bahkan, kegiatan ini, klaimnya, belum pernah dilakukan di provinsi manapun di indonesia.

Sementara terkait dengan program gerakan nasional pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan, Hj. Erica mengingatkan, kanker merupakan pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Termasuk, di negara berkembang. Bahkan, setiap satu jam ada saja kaum perempuan yang meninggal karena kanker ini.

Sebelumnya, Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi NTB Hj. Syamsiah M. Amin mengharapkan IIDI di ulang tahunnya yang ke 61 dapat lebih eksis dan tetap bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya di masyarakat. Selain itu, IIDI tidak hanya sekadar bicara mengenai program, tapi harus turun ke lapangan sebagai wujud tindakan. ‘’Termasuk, berinteraksi ke masyarakat dalam rangka memberikan pembinaan, sosialisasi tentang bahaya narkoba, bahaya penyakit HIV/AIDS, juga kekerasan terhadap perempuan dan anak,” harapnya. (*)


Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive