Be Your Inspiration

Tuesday 30 September 2014

Mayjen Agus Surya Bakti: Penangkapan Teroris Didasari Bukti Kuat



ANCAMAN teroris menjadi persoalan utama yang harus segera dituntaskan di negara ini. Jika tidak segera dituntaskan, kehidupan masyarakat akan terancam dan tidak lagi nyaman berada di negara sendiri. Tak salah kemudian, aparat keamanan khususnya Detasemen Khusus (Densus) 88 melakukan penegakan hukum dan menangkap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.


Menurut Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Agus Surya Bakti, jika polisi sudah berani menangkap atau menindak pihak-pihak yang terlibat dalam kasus teroris sudah memiliki dasar hukum yang kuat dan sudah didukung data-data yang lain.

‘’ Artinya, kalau polisi berani menangkap, dasar hukumnya sudah kuat dan dari data-data yang ada, mereka itu adalah bagian yang terlibat dengan teroris yang lain. Jadi mari kita mensikapi itu dengan tidak secara parsial, artinya, kita berusaha mencegah semua potensi, seperti acara yang sekarang. Kita mengajak para pemuda untuk memahami bahaya dan kekerasan terorisme serta ISIS,’ terangnya usai menjadi pembicara pada acara Peningkatan Peran Serta Generasi Muda dalam Upaya Pencegahan Berkembangnya Paham Radikal dan Terorisme di Gedung Pertemuan Al Ichsan, Selasa (30/9/2014).

Agus menegaskan, pencegahan teroris atau pihak yang tidak sejalan dengan falsafah di negara ini, seperti ISIS berjalan paralel dengan upaya penegakan hukum. Aparat keamanan Kita berusaha bagaimana mencegah paham ISIS dan teroris berkembang di Indonesia. ‘’Jadi upaya yang dilakukan Densus 88 sebagai salah satu upaya penegakan hukum,’’ tegasnya. 

Menurutnya, orang-orang yang sudah terlibat dalam kasus teroris, khususnya yang tertangkap di Bima dan Dompu beberapa waktu lalu dianggap melanggar hukum. Apalagi mereka terlibat dalam kasus beberapa teror yang dilakukan di beberapa daerah, seperti di Poso, Papua dan tempat lainnya. ‘’Mereka baru ketahuan sekarang, setelah ada saksi dan bukti yang mendukung keterlibatan mereka, makanya dilakukan pencegahan hukum,’’ lanjutnya.  

Selain itu, ungkapnya, beberapa terduga teroris di Bima dan Dompu memberikan dukungan pada ISIS. Hal ini tentu harus segera direspons dan segera mendapat penanganan.

Mengenai kasus teroris yang terjadi di NTB, ujarnya, masih terjadi di Bima. Secara khusus, lanjutnya, Densus 88 masih fokus melakukan operasi di Bima. Meski demikian, pihaknya tidak  hanya fokus di satu daerah saja, tapi daerah lain harus diperhatikan. Alasannya, ketika terjadi operasi di Bima, daerah lain tetap mendapat atensi untuk mengantisipasi anggota teroris melarikan diri ke daerah lain.

Agus menambahkan, dalam melakukan pencegahan terhadap aktivitas teroris di satu daerah, aparat keamanan melakukan tindakan yang smart. Artinya, ketika aparat berusaha melakukan pencegahan atau meluruskan menyebabkan orang atau pihak lain marah. Apalagi negara ini adalah mayoritas Islam. Sementara apa yang dilakukan oknum-oknum yang mengaku beragama Islam tersebut tidak mewakili umat Islam secara keseluruhan.

‘’Untuk tidak melukai perasaan orang lain, peranan para ulama dan tokoh masyarakat sangat diharapkan.  Jika yang melakukan itu adalah oknum dan menyalahi ajaran agama,’’ terangnya.

Mengenai kemungkinan terjadinya penyebaran paham teroris ke luar Bima, Agus mengakui, sangat mungkin terjadi. Apalagi sekarang di beberapa daerah ada Mujahidin Indonesia Timur dan Mujahidin Indonesia barat. Mereka bermain di wilayah yang sudah ditetapkan masing-masing dan terus melakukan tindakan yang melawan hukum. 

Dalam hal ini, ketika mereka memiliki peluang, mereka akan muncul, sehingga masyarakat harus segera diberikan pemahaman mengenai bahayanya tindakan-tindakan berbau teror. Termasuk melakukan pendekatan pada pihak yang dianggap mulai menyimpang dan segera diberikan pemahaman, jika apa yang dilakukan tersebut salah.

Mudahnya paham-paham radikal masuk di Bima, karena banyak lokasi yang bisa dijadikan sebagai tempat persembunyian. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat teroris masih ada ikatan persaudaraan, pertemanan dan kelompok. Untuk itu, pihaknya terus melakukan penyuluhan di Bima mengenai bahayanya teroris dan radikalisme. Tapi itu semua tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dari masyarakat.

Mengenai perkembangan empat terduga teroris yang ditangkap di Bima dan Dompu beberapa waktu lalu, Agus mengaku tak tahu, karena itu adalah domain aparat kepolisian. (*)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive