Gubernur NTB TGH. M.
Zainul Majdi saat memberikan arahan pada PNS yang indisipliner di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Rabu (3/9/2014) |
Upaya Pemprov NTB untuk penegakan disiplin aparatur benar-benar serius.
Sebanyak 214 PNS terindikasi indisipliner (tak disiplin) lingkup Pemprov NTB, Rabu
(3/9) pagi dikumpulkan di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur untuk mendapatkan arahan langsung dari Gubernur NTB,
Dr. TGH. M. Zainul Majdi.
Pada kesempatan itu, gubernur
menegaskan dirinya tak akan memberikan toleransi kepada PNS yang tidak
disiplin. Bahkan, jabatan struktural salah seorang Kepala Seksi (Kasi) pada
sebuah SKPD diminta untuk
ditinjau. Pasalnya, selain masuk dalam daftar PNS yang terindikasi indisipliner, oknum kepala seksi (kasi)
itu tak mendengarkan arahan dari gubernur.
Kemudian gubernur
memerintahkan langsung kepada Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH, yang hadir untuk meninjau jabatan
struktural PNS bersangkutan.
“Kenapa bicara terus Pak? Ndak pantas saya bicara, bapak bicara di belakang. Kalau saya lihat
bapak usianya sudah jauh dengan saya.
Berikan contoh yang baik lah. Saya minta Pak Sekda untuk jabatan struktural beliau ini
ditinjau. Saya pikir masih banyak pejabat lain yang punya integritas yang lebih
baik,” perintahnya.
Apel penegakan disiplin itu dihadiri Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH,
M.Si, Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH, Asisten I Tata Praja dan Aparatur,
Dr. H. Rosiadi H. Sayuti, M.Sc dan sejumlah pimpinan SKPD
lingkup Pemprov NTB.
Seorang pejabat struktural eselon IV itu langsung diminta ke depan oleh gubernur. Gubernur mengatakan, seharusnya
pejabat itu harus mendengarkan apa arahan yang disampaikan oleh pimpinannya atau menghormati forum
yang ada. Menurutnya, dengan mengemban amanah seorang pejabat di eselon
IV, seharusnya dia bisa menjadi
contoh bagi bawahannya dengan memberikan contoh yang baik.
“Banyak orang beranggapan saya itu memimpin tak tegas, kurang keras. Tapi
saya betul-betul menilai dan jangan dicoba ketegasan saya. Ada batas-batas saya
melihat, menilai kalau Anda
melewati batas itu, Anda
harus siap dengan sanksi. Sederhana saja dalam hidup ini, ada tanggung jawab dan ada hak,” ujarnya mengingatkan.
Gubernur yang memimpin NTB periode kedua ini menjelaskan dirinya bukan PNS.
Namun, dirinya adalah pimpinan seluruh PNS sesuai dengan kewenangan yang diberikan UU sebagai kepala daerah. Menurutnya,
jika diibaratkan sebuah permainan sepakbola, menjadi PNS itu sudah jelas
lapangannya. Begitu juga juga rambu-rambu, garis dan wasitnya.
“Kita bukan di hutan rimba. Ada lapangannya jelas, batas-batasnya. Anda
tetap jadi pemain, tetaplah di dalam lapangan itu. Jangan Anda keluar masuk tetapi tetap ingin jadi
pemain. Jangan tidak mengindahkan peraturan, tetapi ingin tetap mendapat
keistimewaan-keistimewaan
sebagai PNS,” katanya.
Diakuinya, pada saat pembukaan seleksi CPNS 2014 belum lama
ini, server Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN –RB) sampai down. Pasalnya, jumlah pengunjung
mencapai 10 juta orang dalam waktu yang sangat singkat. Artinya, ada 10 juta
anak-anak muda di Indonesia yang ingin jadi PNS yang siap menggantikan PNS yang
ada.
“Saya mohon betul, untuk ini diindahkan. Karena pascaapel disiplin kedua
ini tindakan-tindakan terukur dari pimpinan itu akan lebih progresif. Saya akan
mengeluarkan Pergub yang
lebih detail menyangkut
progresif dalam pemotongan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD),” imbuhnya.
Dikatakan, dalam pergub yang akan diterbitkan itu, pemotongan TKD
masing-masing PNS tak akan berlaku sama bagi yang sering indisipliner. Namun
pemotongan TKD akan berlaku progresif. Bisa jadi, lanjut gubernur, TKD akan ditiadakan bagi pegawai yang
indisipliner. Bahkan, Pemprov akan meminta secara aktif kepada Badan
Kepegawaian Negara (BKN) dan Kemen PAN RB untuk memberikan tindakan yang nyata bagi yang terus menerus
melakukan pelanggaran.
Selain itu, gubernur
mengatakan akan mengeluarkan kebijakan, setiap awal bulan pada apel bulanan
akan diumumkan semua pegawai yang kena pemotongan TKD akibat indisipliner. Ia berharap tak seorangpun PNS
yang diumumkan namanya. Mekanisme penegakan disiplin PNS itu akan diterapkan
sedetail mungkin. Artinya,
ada ruang bagi PNS yang terindikasi indisipliner untuk membela diri dengan
didukung data-data yang akurat.
Pada kesempatan itu, ia mengharapkan bagi pNS yang belum disiplin dalam pelaksanaan
tugas, agar apel penegakan disiplin itu merupakan yang terakhir bagi PNS bersangkutan.
Diharapkan, pada masa mendatang tak ada lagi PNS yang dikumpulkan di Lapangan
Bumi Gora, karena
indispliner. PNS diminta untuk menghormati diri sendiri supaya orang lain juga
menghormati mereka. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment