Be Your Inspiration

Sunday, 28 September 2014

Festival Moyo 2014



Direktur Promosi Wisata Daerah Kemenparekraf, Tazbir, memukul gong
menandai pelaksanaaan Festival Moyo 2014.


Festival Moyo 2014 yang memasuki tahun ketiga pelaksanaannya resmi dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diwakili Direktur Promosi Wisata Dalam Negeri, Sabtu (27/9/2014). Ajang ini sebagai momen mempromosikan alam dan budaya Sumbawa dalam menjadikan destinasi wisata Sumbawa unggulan di Indonesia dan dikenal dunia sekaligus memajukan ekonomi kreatif dan UMKM di daerah ini, dengan
keterlibatan semua pihak. Bahkan, Kementerian Parekraf RI juga berjanji akan memberikan perhatian yang lebih besar pada Festival Moyo di tahun mendatang.

Direktur Promosi Wisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Tazbir S.H, M.Hum, menilai Bupati Sumbawa sebagai pemimpin yang visioner dalam membangun Sumbawa untuk Indonesia. Terutama keseriusannya membangun pariwisata dan ekonomi kreatif yang mesti didukung lebih oleh masyarakatnya. Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi dan merespons secara cepat Festival Moyo ini. Pihaknya pun berjanji akan memasukkan Festival Moyo ke dalam agenda event nasional Kemenparekraf tahun depan.
Pawai budaya persembahan dari kecamatan ujung timur Sumbawa, Tarano
 Menurutnya, untuk menjadi agenda nasional, setiap event harus dikelola secara baik. Tazbir pun melihat secara kualitas penampilan Festival Moyo sudah cukup bagus dan tertata. Bahkan dari segi kesenian, pawai budaya Festival Moyo, sama baiknya dengan pawai nusantara yang digelar setiap HUT RI di Istana Negara, sehingga harus direspons dengan cepat, untuk mendukung pengelolaan aset wisata alam dan budaya di daerah ini. 

Tazbir melihat kebersamaan dalam kegiatan ini begitu kental. salah satunya terlihat dari segi keseragaman pakaian adat dan nilai kesenian budayanya sebagai salah satu yang terbaik yang pernah dilihatnya. Hal ini mengingat pariwisata tidak terlepas dari aspek kebanggaan terhadap budaya dan pelestariannya. Selain aspek keindahan alamnya tentunya. 


Meski dari segi kunjungan wisatawan masih sedikit kalah dari Pulau Lombok, namun hal ini terus berproses. Apalagi Sumbawa memiliki ikon destinasi wisata dunia Pulau Moyo yang sudah dikunjungi oleh beberapa pesohor dunia. 

Bupati Sumbawa, Drs. H. Jamaluddin Malik menyatakan event ini sengaja diberi nama Festival Moyo, agar mampu menjual potensi Sumbawa untuk menjadi destinasi wisata nasional dan internasional. Tak sekedar promosi wisata, namun ikhtiar Pemkab dan masyarakat Sumbawa mengembangkan pariwisata sekaligus daya ungkit untuk pembangunan sektor lainnya. Apalagi NTB, termasuk Sumbawa di dalamnya berada dalam Koridor V MP3EI yang menjadi pintu gerbang pariwisata nasional serta penyangga pangan nasional menuju kedaulatan pangan. 

Bupati Sumbawa H. Jamaluddin Malik
Festival Moyo juga menggerakkan partisipasi masyarakat dengan kehadiran 24 kecamatan. Termasuk keterlibatan pihak ketiga untuk ikut berkontribusi bagi pembangun pariwisata di Sumbawa ke depannya. Promosi saja tidak cukup, tetapi tetap terjaganya kondusivitas daerah menjadi modal dasar pengembangan pariwisata. Aspek budaya juga mesti terus dipelihara dan dilestarikan. Sebab potensi budaya dan alam inilah yang dijual. Bupati melihat pengalaman pelaksanaan Festival Moyo dua kali sebelumnya, yang telah mampu memberikan keuntungan berlipat bagi masyarakat secara langsung. 

Pada tahun 2014, program SAMOTA dengan pembangunan jalan sepanjang 24,5 kilometer di lingkar utara Sumbawa telah mulai dilakukan. Sepanjang wilayah lingkar utara Sumbawa, terdapat beberapa obyek wisata seperti Tanjung Menangis, Pulau Moyo, Ai Loang dan lainnya. Selain itu, ada potensi besar perikanan, rumput laut dan lainnya. 
Kontingen Sarembang Ratib Sumbawa


Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang diwakili Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH, menjelaskan kehadiran organisasi tingkat internasional, Sekjen Federasi Internasional Kerbau dari Italia, Antonio Burgesso, pada Festival Moyo, juga berarti kegiatan ini tidak hanya menyentuh dimensi lokal, namun juga dimensi global. Festival Moyo bukan hanya megandung arti pelestarian budaya, tetapi juga memanifestasikan aspek transformasi pengembangan, pencitraan dan promosinya. Sebagai kontribusi besar dalam peran NTB sebagai daerah pengembangan pariwisata dan ketahanan pangan nasional.

Bupati Sumbawa H. Jamaluddin Malik menerima baku munit dari salah satu peserta pawai budaya yang mengusung tema Bajuyung Munit Adat.
Menurutnya, keragaman budaya dan alam Sumbawa telah memberikan posisi yang sangat kuat di NTB. Tak heran, ujarnya, Wakil Presiden, sejumlah menteri dan pejabat tinggi telah hadir dan bertemu di Kabupaten Sumbawa. “Sumbawa memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk memajukan pariwisata ekonomi kreatifnya. Mudah-mudahan ini menjadi komitmen kita bersama,”tukasnya.

Pembukaan Festival Moyo juga dihadiri pejabat dari berbagai daerah di NTB. Terlihat pula sejumlah turis asing. Tamu undangan dan masyarakat yang datang disuguhi Sarembang Ratib, tarian dan pawai budaya perwakilan 24 kecamatan yang berlangsung hingga sore hari. Pada pagi harinya juga telah digelar seminar pariwisata di Wisma Daerah. Sejumlah kegiatan digelar selama pelaksanaan Festival Moyo, seperti sepeda wisata, barapan kebo, main jaran, fishing contest, kontes ternak, pameran UMKM dan lainnya. (Suara NTB)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive