Direktur Promosi Wisata Daerah Kemenparekraf,
Tazbir, memukul gong menandai pelaksanaaan Festival Moyo 2014. |
Festival Moyo 2014 yang memasuki tahun ketiga
pelaksanaannya resmi dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diwakili
Direktur Promosi Wisata Dalam Negeri, Sabtu (27/9/2014). Ajang ini sebagai momen mempromosikan
alam dan budaya Sumbawa dalam menjadikan destinasi wisata Sumbawa unggulan di
Indonesia dan dikenal dunia sekaligus memajukan ekonomi kreatif dan UMKM di
daerah ini, dengan
keterlibatan semua pihak. Bahkan, Kementerian Parekraf RI juga berjanji akan memberikan perhatian yang lebih besar pada Festival Moyo di tahun mendatang.
keterlibatan semua pihak. Bahkan, Kementerian Parekraf RI juga berjanji akan memberikan perhatian yang lebih besar pada Festival Moyo di tahun mendatang.
Direktur Promosi Wisata Dalam Negeri Kementerian
Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Tazbir S.H, M.Hum, menilai Bupati
Sumbawa sebagai pemimpin yang visioner dalam membangun Sumbawa untuk Indonesia.
Terutama keseriusannya membangun pariwisata dan ekonomi kreatif yang mesti
didukung lebih oleh masyarakatnya. Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi dan
merespons secara cepat Festival Moyo ini. Pihaknya pun berjanji akan memasukkan
Festival Moyo ke dalam agenda event
nasional Kemenparekraf tahun depan.
Pawai budaya persembahan dari kecamatan ujung timur Sumbawa, Tarano |
Menurutnya, untuk menjadi agenda nasional,
setiap event harus dikelola secara baik. Tazbir pun melihat secara kualitas
penampilan Festival Moyo sudah cukup bagus dan tertata. Bahkan dari segi
kesenian, pawai budaya Festival Moyo, sama baiknya dengan pawai nusantara yang
digelar setiap HUT RI di Istana Negara, sehingga harus direspons dengan cepat,
untuk mendukung pengelolaan aset wisata alam dan budaya di daerah ini.
Tazbir melihat kebersamaan dalam kegiatan ini
begitu kental. salah satunya terlihat dari segi keseragaman pakaian adat dan
nilai kesenian budayanya sebagai salah satu yang terbaik yang pernah
dilihatnya. Hal ini mengingat pariwisata tidak terlepas dari aspek kebanggaan
terhadap budaya dan pelestariannya. Selain aspek keindahan alamnya tentunya.
Meski dari segi kunjungan wisatawan masih
sedikit kalah dari Pulau Lombok, namun hal ini terus berproses. Apalagi Sumbawa
memiliki ikon destinasi wisata dunia Pulau Moyo yang sudah dikunjungi oleh
beberapa pesohor dunia.
Bupati Sumbawa, Drs. H. Jamaluddin Malik
menyatakan event ini sengaja diberi
nama Festival Moyo, agar mampu menjual potensi Sumbawa untuk menjadi destinasi
wisata nasional dan internasional. Tak sekedar promosi wisata, namun ikhtiar
Pemkab dan masyarakat Sumbawa mengembangkan pariwisata sekaligus daya ungkit
untuk pembangunan sektor lainnya. Apalagi NTB, termasuk Sumbawa di dalamnya
berada dalam Koridor V MP3EI yang menjadi pintu gerbang pariwisata nasional
serta penyangga pangan nasional menuju kedaulatan pangan.
Bupati Sumbawa H. Jamaluddin Malik |
Festival Moyo juga menggerakkan partisipasi
masyarakat dengan kehadiran 24 kecamatan. Termasuk keterlibatan pihak ketiga
untuk ikut berkontribusi bagi pembangun pariwisata di Sumbawa ke depannya.
Promosi saja tidak cukup, tetapi tetap terjaganya kondusivitas daerah menjadi
modal dasar pengembangan pariwisata. Aspek budaya juga mesti terus dipelihara
dan dilestarikan. Sebab potensi budaya dan alam inilah yang dijual. Bupati melihat
pengalaman pelaksanaan Festival Moyo dua kali sebelumnya, yang telah mampu
memberikan keuntungan berlipat bagi masyarakat secara langsung.
Pada tahun 2014, program SAMOTA dengan
pembangunan jalan sepanjang 24,5 kilometer di lingkar utara Sumbawa telah mulai
dilakukan. Sepanjang wilayah lingkar utara Sumbawa, terdapat beberapa obyek
wisata seperti Tanjung Menangis, Pulau Moyo, Ai Loang dan lainnya. Selain itu,
ada potensi besar perikanan, rumput laut dan lainnya.
Kontingen Sarembang Ratib Sumbawa |
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang
diwakili Sekda NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH, menjelaskan kehadiran organisasi
tingkat internasional, Sekjen Federasi Internasional Kerbau dari Italia,
Antonio Burgesso, pada Festival Moyo, juga berarti kegiatan ini tidak hanya
menyentuh dimensi lokal, namun juga dimensi global. Festival Moyo bukan hanya
megandung arti pelestarian budaya, tetapi juga memanifestasikan aspek
transformasi pengembangan, pencitraan dan promosinya. Sebagai kontribusi besar
dalam peran NTB sebagai daerah pengembangan pariwisata dan ketahanan pangan
nasional.
Bupati Sumbawa H. Jamaluddin Malik menerima baku munit dari salah satu peserta pawai budaya yang mengusung tema Bajuyung Munit Adat. |
Menurutnya, keragaman budaya dan alam Sumbawa
telah memberikan posisi yang sangat kuat di NTB. Tak heran, ujarnya, Wakil
Presiden, sejumlah menteri dan pejabat tinggi telah hadir dan bertemu di Kabupaten
Sumbawa. “Sumbawa memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk memajukan
pariwisata ekonomi kreatifnya. Mudah-mudahan ini menjadi komitmen kita
bersama,”tukasnya.
Pembukaan Festival Moyo juga dihadiri pejabat
dari berbagai daerah di NTB. Terlihat pula sejumlah turis asing. Tamu undangan
dan masyarakat yang datang disuguhi Sarembang Ratib, tarian dan pawai budaya
perwakilan 24 kecamatan yang berlangsung hingga sore hari. Pada pagi harinya
juga telah digelar seminar pariwisata di Wisma Daerah. Sejumlah kegiatan
digelar selama pelaksanaan Festival Moyo, seperti sepeda wisata, barapan kebo,
main jaran, fishing contest, kontes
ternak, pameran UMKM dan lainnya. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment