Salah satu pusat peternakan sapi di Serading Sumbawa. |
Provinsi NTB merupakan salah satu gudang ternak
potong di Indonesia, khususnya untuk ternak sapi dan kerbau. Saat ini, Provinsi
NTB telah ditetapkan sebagai salah satu daerah sumber sapi potong dan bibit
sapi nasional. Bahkan, dalam satu tahun sedikitnya produksi sapi NTB sudah
tersebar di 15 provinsi.
‘’Hal ini tentu
bisa menjadi spirit bagi pembangunan peternakan di NTB ke depan. Apalagi dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), NTB
telah ditetapkan sebagai koridor V, yaitu pintu gerbang pariwisata dan daerah
penyangga pangan nasional,’’ ungkap Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, MSi,
pada peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tingkat Provinsi NTB
tahun 2014 di Serading, Kabupaten Sumbawa, Sabtu (27/9/2014).
Menurutnya, program
MP3EI yang dibagi menjadi sejumlah
koridor pembangunan ekonomi di Indonesia, terbukti telah mampu menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di luar
Pulau Jawa, khususnya di kawasan timur Indonesia. Salah satunya di pertumbuhan
ekonomi di sektor peternakan.
Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin saat mengunjungi pusat pengembangan sapi di Serading Sumbawa NTB, Sabtu (27/9/2014) |
Diakuinya, meski
populasi sapi di NTB peringkat 6 nasional, bibit sapi NTB paling diminati berbagai
daerah di Indonesia. Bibit sapi NTB yang berkualitas dan bebas dari penyakit
merupakan alasan utama dipilihnya bibit sapi dari NTB, di banding daerah lain.
“Nah ini yang harus dipertahankan oleh kita semua. Khususnya oleh para peternak
dan dinas instansi terkait,” ujarnya mengingatkan.
Ke depan, imbuh
wagub, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi di NTB perlu
dilakukan beberapa hal. Di antaranya penerapan inseminasi buatan dan berbagai
penerapan teknologi lainnya. Selain itu, memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya
lokal, memaksimalkan sarana pendukung seperti Balai Pembibitan Ternak dan
Hijauan Pakan ternak, Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia, Pusat Kesehatan Hewan dan Balai Inseminasi Buatan yang mudah
diakses.
Selain itu, lanjutnya,
perlu dilakukan intensifikasi aspek hilir untuk meningkatkan dayasaing ternak
dan produksinya. Hal ini dilakukan melalui revitalisasi rumah potong hewan
untuk menghasilkan daging asuh (aman, sehat, utuh dan halal). Termasuk meningkatkan
pengiriman daging ke berbagai daerah dan memanfaatkan limbah peternakan agar
bernilai ekonomis.
Hal lain yang
harus dilakukan, ujarnya, terus melakukan pemantauan dan pemeliharaan hewan di
Provinsi NTB secara konsisten, di antaranya dengan melakukan upaya pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular atau PHM, terutama PHM
strategis dan zoonosis. (*)
0 komentar:
Post a Comment