Be Your Inspiration

Sunday 28 September 2014

Populasi Sapi NTB Tersebar di 15 Provinsi




Salah satu  pusat peternakan sapi di Serading Sumbawa.
 Provinsi NTB merupakan salah satu gudang ternak potong di Indonesia, khususnya untuk ternak sapi dan kerbau. Saat ini, Provinsi NTB telah ditetapkan sebagai salah satu daerah sumber sapi potong dan bibit sapi nasional. Bahkan, dalam satu tahun sedikitnya produksi sapi NTB sudah tersebar di 15 provinsi.


‘’Hal ini tentu bisa menjadi spirit bagi pembangunan peternakan di NTB ke depan. Apalagi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), NTB telah ditetapkan sebagai koridor V, yaitu pintu gerbang pariwisata dan daerah penyangga pangan nasional,’’ ungkap Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, pada peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tingkat Provinsi NTB tahun 2014 di Serading, Kabupaten Sumbawa, Sabtu (27/9/2014).

Menurutnya, program MP3EI yang dibagi  menjadi sejumlah koridor pembangunan ekonomi di Indonesia, terbukti telah mampu  menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di luar Pulau Jawa, khususnya di kawasan timur Indonesia. Salah satunya di pertumbuhan ekonomi di sektor peternakan.
Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin saat mengunjungi pusat pengembangan sapi di Serading Sumbawa NTB, Sabtu (27/9/2014)
Diakuinya, meski populasi sapi di NTB peringkat 6 nasional, bibit sapi NTB paling diminati berbagai daerah di Indonesia. Bibit sapi NTB yang berkualitas dan bebas dari penyakit merupakan alasan utama dipilihnya bibit sapi dari NTB, di banding daerah lain. “Nah ini yang harus dipertahankan oleh kita semua. Khususnya oleh para peternak dan dinas instansi terkait,” ujarnya mengingatkan.

Ke depan, imbuh wagub, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi di NTB perlu dilakukan beberapa hal. Di antaranya penerapan inseminasi buatan dan berbagai penerapan teknologi lainnya. Selain itu, memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal, memaksimalkan sarana pendukung seperti Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan ternak, Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia, Pusat Kesehatan Hewan dan Balai Inseminasi Buatan yang mudah diakses.

Selain itu, lanjutnya, perlu dilakukan intensifikasi aspek hilir untuk meningkatkan dayasaing ternak dan produksinya. Hal ini dilakukan melalui revitalisasi rumah potong hewan untuk menghasilkan daging asuh (aman, sehat, utuh dan halal). Termasuk meningkatkan pengiriman daging ke berbagai daerah dan memanfaatkan limbah peternakan agar bernilai ekonomis.

Hal lain yang harus dilakukan, ujarnya, terus melakukan pemantauan dan pemeliharaan hewan di Provinsi NTB secara konsisten, di antaranya dengan melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular atau PHM, terutama PHM strategis dan zoonosis. (*)
 
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive