Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat menerima Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia, sebagai mandat dari International Federation of Landscape Architect Asia Pacific, Kamis (2/10/2014) |
NTB patut berbangga
hati, pasalnya, pada Agustus 2015 mendatang, NTB terpilih menjadi tuan rumah
kongres yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia,sebagai
mandat dari International Federation of Landscape Architect Asia Pacific. Output
dari pelaksanaan kongres tersebut adalah untuk mendapatkan guidance atau
guideline mengenai cara menata kota atau kabupaten yang berada dalam ring of
fire, menjadi hijau, serta menjadikan NTB sebagai daerah pembelajaran atau
disebut juga dengan laboratorium alam.
Dijelaskan oleh Soehartini
Sekartjakrarini, Ph.D., pengurus Nasional Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia,
juga selaku ketua panitia kongres, terpilihnya Mataram sebagai tuan rumah
pelaksanaan kongres bukan tanpa alasan, melainkan karena ingin mengkaitkan
dengan peristiwa meletusnya Gunung Tambora pada 200 tahun silam.
“Peristiwa meletusnya
Gunung Tambora, merupakan momen yang sangat penting sekali untuk Indonesia,
karena dampak dari peristiwa 200 tahun lalu itu sangat global, apalagi posisi
Indonesia yang berada dalam ring of fire, artinya banyak kota-kota di Indonesia
maupun kabupaten-kabupaten yang nantinya jika hal-hal seperti itu terjadi lagi
akan dapat menjadi pembelajaran bagi kabupaten kota lainnya,” jelas Soehartini
saat ditemui di Ruang Tunggu Gubernur (2/10/2014).
Menurut Soehartini,
tujuan diadakannya kongres ini adalah untuk memberi arahan kepada masyarakat
dan para arsitek lansekap yang ada di NTB, mengenai cara menata kota dan
kabupaten lansekap yang berada dalam lingkup ring of fire, sehingga mereka
dapat melakukan antisipasi jika kasus peletusan serupa terjadi.
“Kami dari Arsitek
Lansekap Indonesia, ingin memberikan suatu arahan bagaimana menata kota-kota
lansekap yang ada di daerah ring of fire ini, sehingga nanti mereka akan dapat
menata kota dan kabupatennya menjadi lebih baik. Kalau ada dampak dari letusan,
mereka dapat melakukan penataan kota dengan jauh lebih terencana,” ucap
Soehartini.
Soehartini juga
berharap, Pemprov. NTB ikut pro aktif mempromosikan/memasarkan kongres untuk
lebih menarik keikut sertaan masyarakat ilmiah. “Kami tidak hanya melibatkan
arsitek lansekap saja, tapi bagaimana kita bekerjasama dengan profesi lain
seperti geologist, tourism planner, dan ecologist, sehingga semua profesi ini
bekerjasama dengan para arsitek lansekap untuk menata darerah yang rentan
dengan bencana.
Sementara itu, Gubernur
NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyambut baik dan memberi apresiasi terkait
rencana pelaksanaan kongres tersebut. Menurut Gubernur, NTB merupakan tempat
yang sesuai untuk menjadi tuan rumah, terlebih dengan adanya program pariwisata
NTB “Tambora Menyapa Dunia.”
Kegiatan rencananya
akan diselenggarakan pada Agustus 2015, yang sebelumnya akan ada kegiatan pre
kongres yang diisi dengan council meeting dari delegasi 15 negara seluruh asia
pasifik dan kegiatan student chair, dimana mhasiswa-mahasiswa dari asia pasifik
berkumpul untuk memberikan kontribusi kepada site atau tempat dimana mereka
melakukan kegiatan di NTB ini. (Humas NTB)
0 komentar:
Post a Comment