Areal Bendungan Pandandure di Desa Swangi Kecamatan Sakra Lombok Timur NTB |
MENTERI Pekerjaan Umum
(PU), Djoko Kirmanto meresmikan operasional Bendungan Pandandure di Desa Swangi, Kecamatan Sakra Lombok Timur Nusa Tenggara
Barat. Menteri berharap, keberadaan bendungan tersebut dapat mendukung swasembada pangan nasional.
Bendungan dengan daya tampung sebesar 27 juta meter kubik air itu akan mampu
mengairi sawah pertanian lebih dari 10 ribu hektar.
‘’Kehadiran Bendungan
Pandandure ini diharapkan
dapat mendukung swasembada pangan secara nasional dan khususnya di NTB. Serta
mendukung pariwisata,” kata Djoko Kirmanto saat peresmian Bendungan Pandandure yang ditandai dengan pengisian awal air
bendungan, Selasa (14/10/2014).
Djoko Kirmanto mengungkapkan, pembangunan di Indonesia saat ini dihadapkan
pada tiga tantangan besar. Yakni pemenuhan kebutuhan dasar yaitu ketahanan air,
ketahanan pangan dan ketahanan energi
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas masyarakat ditambah
perubahan iklim dan kondisi lingkungan yang buruk memberikan tantangan besar kepada pemenuhan sumber daya
air untuk pemenuhan dasar.
Sesuai amanat UU Nomor 27 tahun 2004, sumber daya air harus dikelola secara menyeluruh, terpadu dan
berwawasan lingkungan. Dengan tujuan memanfaatkan sumber daya air yang
berkelanjutan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat telah disusun kebijakan nasional pengelolaan sumber daya
air yang tertuang dalam Perpres No.33
tahun 2011.
Salah satu kebijakan tersebut adalah mengusahakan konservasi smber daya air
secara terus menerus dengan meningkatkan
tampungan air melalui pembangunan lebih
banyak waduk, embung, sumur resapan dan menambah ruang terbuka hijau. Ia mengatakan, pembangunan Bendungan Pandandure merupakan implementasi dari hal tersebut.
“Dengan kapasitas daya tampung lebih dari 27 juta meter kubik ini dibangun
pada tahun 2011-2013 dengan dana Rp 500 miliar lebih. Mampu mengairi daerah
irigasi seluas 10 ribu hektar. Dengan peningkatan daya tampungan air di wilayah Lombok ini, penyediaan air Lombok
bagian selatan yang memiliki potensi
pengembangan pertanian besar ini, mampu mendukung ketahanan pangan nasional,’’
harapnya.
Djoko Kirmanto menambahkan, pembangunan Bendungan Pandandure merupakan bagian dari proyek Masterplan
Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dimana NTB, Bali
dan NTT masuk dalam koridor V dengan fokus pada pendukung ketahanan pangan dan
pintu gerbang pariwisata nasional.
“Menurut catatan saya, waduk (bendungan) Pandandure ini satu-satunya yang dapat diselesaikan cepat
dan tidak bermasalah. Paling tidak, tidak ada masalah yang sampai ke meja
saya,” pujinya.
Ia mengatakan, semua pembangunan bendungan di Indonesia hampir selalu ada
masalah. Namun, untuk Bendungan
Pandanduri hampir tak ada masalah yang berarti sampai ke meja menteri. “Semua
pembangunan waduk punya banyak masalah yang harus saya turun tangan untuk
penyelesaiannya. Tetapi alhamdulillah Pandandure ini cepat dan tidak pernah ada masalah ke meja saya,”pungkasnya.
Disamping meresmikan pengisian awal air bendungan Pandandure, ia juga meresmikan sejumlah proyek. Diantaranya
proyek SPAM IKK Tanjung senilai Rp 24 miliar, SPAM IKK Sikur senilai Rp 11
miliar, SPAM PPI Labuhan Lombok senilai Rp 2,8 miliar, RTH Selagalas Kota Mataram senilai Rp 3 miliar, dan Drainase Kota Mataram
senilai Rp 6 miliar. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment