Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi memberikan sambutan sebelum Shalat Idul Adha di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Minggu (5/10/2014) |
Sejak
Minggu (5/10/2014) pagi ribuan jama’ah berdatangan memadati Lapangan Bumi Gora,
Kantor Gubernur NTB, untuk mengikuti Shalat Idul Adha 10 Dzulhijah 1435 H. Solat
Ied yang jatuh pada Minggu 5 Oktober 2014 ini dimulai tepat pukul 07.00 WITA.
Turut
hadir mengikuti Shalat Ied Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Wakil
Gubernur H. Muh. Amin, SH, MSi dan Sekretaris Daerah NTB H. Muhammad Nur, SH,
MH., masing-masing bersama istri. Bertindak sebagai imam sekaligus khotib Dr.
TGH. M. Said Gazali, MA, salah seorang dosen dari IAIN Mataram.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi (dua dari kiri) didampingi Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, Sekda NTB H. Muhammad Nur di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Minggu (5/10/2014) |
Sebelum
pelaksanaan Shalat Ied, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan kata
sambutan. Dalam sambutannya ia mengatakan, pelaksanaan Shalat Idul Adha ini bersamaan
waktunya dengan rangkaian puncak pelaksanaan ibadah haji 1435 H di Tanah Suci
Mekkah.
Menurut
gubernur, saat ini lebih dari 5000 jamaah haji dari berjuta umat Islam yang
sedang menunaikan ibadah haji tersebut adalah warga Nusa Tenggara Barat. Untuk
itu, gubernur mengajak seluruh jamaah solat Ied untuk ikut mendoakan, agar para
jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah di Tanah Suci Mekkah dapat menjadi
haji yang mabrur.
“Semoga
seluruh saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji tersebut
mendapat haji yang mabrur. Dilindungi Allah SWT selama melaksanakan ibadah haji
dan selamat sampai kembali ke tanah air,” kata gubernur.
Ketua TP PKK NTB Hj. Erika Majdi (3 dari kanan) didampingi Ketua BKOW NTB Hj. Syamsiah Amin saat mengikuti Shalat Idul Adha 1435 Hijriah di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Minggu (5/10/2014) |
Disampaikan
gubernur, idul adha atau yang sering disebut idul qurban sesuai dengan makna
qurban memiliki arti dekat. Maka orang yang berqurban pada hakekatnya adalah
berikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia juga menyampaikan apa
yang telah disampaikan para ulama, bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh
orang yang berqurban. Yang pertama adalah ketulusan. Kedua memberikan yang
terbaik, dan ketiga benar-benar fokus hanya untuk mencari ridho Allah SWT.
“Maka
semangat di dalam berqurban ini kiranya juga dapat menjadi pedoman bagi kita
semua, dalam melaksanakan tugas dan amanah kita, melaksanakan dengan penuh
ketulusan, kita berikan yang terbaik dan fokus pada tujuan-tujuan utama dan
tujuan-tujuan yang mulia,” ujar gubernur.
Mengakhiri
sambutan, gubernur mendoakan agar Allah SWT memberikan keberkahan bagi seluruh
umat Islam dan seluruh warga Nusa Tenggara Barat dengan berkah Idul Qurban.
Sementara
itu, usai pelaksanaan Solat Ied, Dr. TGH. M. Said Gazali, MA dalam khutbahnya
menyerukan agar seluruh umat Islam terus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,
yakni dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan.
Pada setiap perayaan hari raya qurban, umat Islam dianjurkan selain memuja dan
memuji Allah SWT, juga ditekankan untuk melakukan penyembelihan hewan qurban
yang berwujud binatang ternak sesuai hukum dan syarat yang telah ditentukan.
TGH.
M. Said Gazali juga menyampaikan, bahwa perintah berqurban bagi umat Islam
datang setelah turunnya perintah shalat. Beriringannya kedua perintah ini
melambangkan bagaimana pentingnya seseorang selalu membina hubungan vertikal
dan horisontalnya.
“Di
saat orang selalu menjaga ibadah shalatnya, dia juga harus memupuk semangat
berkorban dan rasa kasih sayang dengan sesama muslim. Rela berkorban demi orang
lain, mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi. Karena
memperhatikan nasib orang lain, merupakan suatu kewajiban. Apalagi orang lain
itu sedang membutuhkan dan sedang ditimpa oleh musibah,” ujar TGH. M. Said
Gazali dalam isi khutbahnya.
Ditambahkan,
esensi dari penyembelihan hewan qurban adalah untuk mencapai kedekatan dan
keridhoan Allah SWT. Oleh karena itu, seseorang harus rela mengorbankan segala
yang dimiliki dan dicintai, termasuk harta, jiwa dan raganya. Diantaranya
dengan cara memberikan dan membagikan daging qurban kepada orang yang
membutuhkan.
Daging
qurban bukanlah dipersembahkan untuk Allah SWT. Sebab Allah SWT tidak berhajat
kepada mahluk-Nya. Justru Allah akan membantu hamba-Nya, selagi ia mau
menolong, memberi dan melepaskan hajat orang lain. Demikian pula sebaliknya,
kerelaan seseorang untuk berkorban semata-mata harus mencerminkan ketaqwaanya
kepada Allah SWT, bukan karena kepentingan tertentu atau mengharapkan
pamrih-pamrih dari orang lain.
Qurban
yang diterima adalah qurban yang semata-mata karena mengharapkan ridho Allah
SWT, qurban yang dilandasi rasa taqwa yang tertanam di dalam jiwa. Oleh karena
itu, qurban dalam arti memotong hewan qurban ataupun berqurban harta dan jiwa
tidak akan diterima oleh Allah SWT jika disebabkan karena pamrih atau
motif-motif tertentu lainnya.
“Allah
berfirman, sekali-kali Allah tidak akan menerima daging maupun darah dari hewan
qurban, tetapi yang diterima oleh Allah adalah sikap taqwa yang menyemangati
sikap berqurban itu,” khutbah TGH. M. Said Gazali mengutip firman Allah SWT.
Ia
juga menegaskan, berqurban tidaklah sebatas menyembelih hewan dan membagikan
daging qurban kepada saudara-saudara muslim yang membutuhkan. Namun harus lebih
dari itu, yaitu tertanam rasa kebersamaan, saling tolong menolong dan kesetiakawanan
sosial yang tercermin dalam perilaku sehari-hari seluruh umat muslim.
“Artinya
momentum hari raya qurban, yang datang sekali dalam setahun sanggup harus mewarnai
semangat berqurban sepanjang tahun, bahkan sepanjang hayat. Kalau semangat ini
sudah dibangun mulai dari masing-masing keluarga maka sebuah kekuatan besar
akan terbentuk di tingkat negara dan bangsa,” tuturnya.
Dengan
kata lain, lanjutnya, jiwa dan semangat berqurban suatu bangsa akan mudah dan
bisa terbentuk apabila diawali dari tingkat terendah yaitu keluarga. Maka sudah
sepatutnya pengorbanan warga negara atau anggota masyarakat serta para
pemimpin, bersih dari segala pamrih, kepentingan dan tujuan-tujuan bermotif lain.
Usai
pelaksanaan Solat Ied, bertempat di halaman Masjid Kantor Gubernur NTB, Gubernur
Dr. TGH. M. Zainul Majdi didampingi Wakil Gubernur H. Muh. Amin, SH, MSi dan
Sekretaris Daerah NTB H. Muhammad Nur, SH, MH menyerahkan secara simbolis hewan
qurban kepada Pondok Pesantren Hamzan Wadi NW Gelogor, Pondok Pesantren
Attahzib Kekait Lobar dan Sekretariat Daerah Provinsi NTB.
Pada
Idul Qurban tahun 2014 ini, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Provinsi NTB
menerima dan menyalurkan hewan qurban sebanyak 24 ekor sapi dan 90 ekor kambing
yang disalurkan ke sejumlah yayasan panti asuhan, pondok pesantren dan kaum
dhuafa di berbagai daerah di wilayah Pulau Lombok. (Humas NTB)
0 komentar:
Post a Comment