Momentum besar event ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ 2015 pasca-launching oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Marie Elka Pangestu, di Jakarta tahun lalu,
nyaris tak terdengar kabarnya. SKPD yang menjadi leading sector peringatan dua abad meletusnya Gunung Tambora, juga
seakan bergeming.
Kritik itu disampaikan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD)-NTB, Taufan Rahmadi melalui releasenya diterima Suara NTB. Sepinya promo momen ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ katanya, menimbulkan keresahan di kalangan budayawan dan pelaku pariwisata. Pasalnya, momen peringatan dua abad meletusnya Tambora, menjadi momen penting mendatangkan wisatawan ke NTB.
Kritik itu disampaikan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD)-NTB, Taufan Rahmadi melalui releasenya diterima Suara NTB. Sepinya promo momen ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ katanya, menimbulkan keresahan di kalangan budayawan dan pelaku pariwisata. Pasalnya, momen peringatan dua abad meletusnya Tambora, menjadi momen penting mendatangkan wisatawan ke NTB.
‘’Dan patut disayangkan, saat ini pelaku sejarah dan ahli
geologi sedunia tengah melakukan kajian ulang, mengenang sejarah letusan
Tambora. Tepatnya, di pusat Kota Prancis, Swiss. Para ahli geologi berkumpul
memperingati meletusnya Tambora dengan melakukan symposium,’’ katanya.
Lalu,
bagaimana dengan NTB yang menjadi pusat dan lokasi Tambora yang berdampak
dahsyat hingga Eropa?
‘’Ya sangat disayangkan, NTB ini adalah lokasi dan pusat letusan itu terjadi.
Pelaku sejarah dan ahli mengenang dan memperingatinya di luar, bahkan dunia. Lah...terus kita, melakukan apa?,"
tanya Taufan heran.
‘’Tambora Menyapa Dunia’’ lanjut Taufan, belum jelas. Konsepnya hanya sebatas wacana. Agendanya pun tidak jelas. Kalau sampai momen ini luput dari perhatian kita, ke depan kita tidak punya legacy. Orang luar yang akan mengakuinya. Jangan salahkan orang luar yang mengklaim sebagai bagian dari pelaku sejarah dan yang paling tahu peristiwa ini. ‘’Ini kalau kita tidak mengambil bagian dalam peringatan dua abad meletusnya Tambora ini,’’ imbuh Taufan.
Sekretariat BPPD NTB, mengajak semua pihak duduk bersama untuk menyiapkan detik per detik agenda ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ ini. ‘’Sebab, sekali lagi menurutnya, jika momentum ini tidak dimanfaatkan kita akan kehilangan sejarah," katanya.
‘’Tambora Menyapa Dunia’’ lanjut Taufan, belum jelas. Konsepnya hanya sebatas wacana. Agendanya pun tidak jelas. Kalau sampai momen ini luput dari perhatian kita, ke depan kita tidak punya legacy. Orang luar yang akan mengakuinya. Jangan salahkan orang luar yang mengklaim sebagai bagian dari pelaku sejarah dan yang paling tahu peristiwa ini. ‘’Ini kalau kita tidak mengambil bagian dalam peringatan dua abad meletusnya Tambora ini,’’ imbuh Taufan.
Sekretariat BPPD NTB, mengajak semua pihak duduk bersama untuk menyiapkan detik per detik agenda ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ ini. ‘’Sebab, sekali lagi menurutnya, jika momentum ini tidak dimanfaatkan kita akan kehilangan sejarah," katanya.
Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Drs. H. Muhammad Nasir , tak
menampik bahwa promosi yang dilakukan terkait event ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ masih
minim. ‘’Ini masukan dan kritik yang akan kami jadikan pemicu semangat untuk
bekerja lebih keras lagi,’’ katanya menanggapi kritik Ketua BPPD NTB, Jumat
(3/10/2014).
Terkait
dengan event ini, pelaksanaannya katanya, akan dimulai pada minggu ke-III
Oktober 2014.Ia berharap pemerintah kabupaten khususnya Kabupaten Dompu sebagai
tuan rumah diharapkan mampu mengoptimalkan kinerja sehingga kegiatan tersebut
dapat terlaksana dan mencapai hasil yang maksimal.
‘’Kita harus
akui bahwa promosinya masih minim, tetapi kalau promosi ke luar negeri sudah. Nah hanya saja dukungan dari pemerintah
kabupaten yang masih kurang. Bukan berarti kita mau menyalahkan mereka (Pemkab
Dompu), tidak. Justru Disbudpar sedang
berupaya untuk memberi dukungan dan kita harap kegiatan ini dikerjakan bersama-sama,’’
tambahnya.
Nasir
menambahkan, saat ini pihaknya sedang menggodok bagaimana caranya agar dalam
event ‘’Tambora Menyapa Dunia’’ itu dapat menjadi “ruh” dari promosi pariwisata
NTB. Terlebih, dalam mempromosikan wisata alam dan pendakian ke Gunung Tambora,
diyakini akan menjadi magnet yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara
ke daerah ini. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment