Ketua Umum PB IDI Zaenal Abidin saat memberikan keterangan pers mengenai Mukernas XX di Hotel Lombok Raya Mataram NTB, Rabu (22/10/2014) |
Pelaksanaan
musyawarah kerja nasional (mukernas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke XX di
Mataram merupakan salah satu bagian mempromosikan pariwisata NTB di tingkat
nasional. Apalagi, pada mukernas yang dimulai Rabu (22/10/2014) hingga Minggu (26/10/2014) mendatang diikuti anggota IDI dari seluruh Indonesia. Kedatangan
para dokter tersebut setidaknya akan mampu memberikan benefit atau manfaat bagi
masyarakat NTB, khususnya di bidang pariwisata.
Demikian
disampaikan Ketua IDI Wilayah NTB dr. I Komang Gerudug, MPH, pada wartawan di
Hotel Lombok Raya, Rabu (22/10/2014). Selain itu, lanjut mantan Kepala Dinas
Kesehatan NTB ini, pihak panitia daerah akan mengajak peserta yang diperkirakan
berjumlah di atas 400 orang bersepeda (gowes)
bersama hari Minggu dari depan Pendopo Gubernur NTB menuju Pantai Kerandangan
Lombok Barat. Paling tidak, ujarnya, adanya kegiatan gowes bersama ini akan memberikan kesan bagi para peserta yang
berasal dari luar daerah terkait kondisi NTB secara umum. ‘’Kita memanfaatkan
Pulau Lombok sebagai tempat pertemuan agar bisa memberikan benefit (keuntungan) buat kita di daerah,’’ ujarnya.
Hal
lain yang ingin dilakukan, ujarnya, keberadaan NTB sebagai salah satu lokasi
mukernas bisa menjadi lokasi medical
tourism atau alternatif tujuan kunjungan wisatawan untuk berobat. Namun, menjadi
salah satu daerah medical tourism masih
menjadi bahan pembelajaran bagi tenaga medis di daerah. Diakuinya, ditunjuknya
NTB sebagai tuan rumah mukernas dilatarbelakangi masalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), khususnya di bidang kesehatan.
Paling
tidak, keberadaan para dokter spesialis dari seluruh Indonesia ini setidaknya
dalam pelaksanaan di lapangan bisa memberikan bantuan pengobatan pada masyarakat
yang membutuhkan bantuan. Sebelumnya, pihaknya melakukan bakti sosial berupa
operasi bibir sumbing di RSU Kota Mataram sebanyak 35 orang, deteksi dini
kanker rahim di Pondok Pesantren Mansyur, operasi katarak di RSUD Tanjung pada
93 orang. Bahkan, sebanyak 2.033 orang dilakukan screening, diberikan kacamatan
1.169 dan pemberian obat 771 orang.
Di
tempat sama, Ketua Panitia Pelaksana Daerah Mukernas IDI dr. Doddy, AK, Sp,OG
(K), mengharapkan mukernas IDI ke XX dibuka menteri kesehatan. Namun,
sehubungan adanya peralihan kekuasaan dari Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ke
Ir. H. Joko Widodo yang berpasangan dengan Drs. H. M. Jusuf Kalla, membuat
posisi menteri kesehatan jadi demisioner. ‘’Menteri diwakili sekretaris
jenderal atau salah satu dirjen juga susah, karena tidak bisa dilakukan
penunjukan untuk diwakili, karena posisi menteri masih demisioner,’’ terangnya.
Sementara
President Elect atau calon Ketua Umum PB IDI Prof. Dr. dr. Oetama Marsis, Sp.OG
(K), mengaku sumber daya manusia tenaga dokter di Indonesia tidak kalah
dibandingkan dengan tenaga kesehatan di negara-negara ASEAN. Meski di satu
sisi, banyak orang Indonesia berobat ke luar negeri, seperti Singapura atau
Malaysia bukan indikasi tenaga kesehatan Indonesia kalah. Namun, adanya
fasilitas lebih lengkap di pusat layanan kesehatan di negara tersebut membuat
orang Indonesia banyak berobat ke luar negeri. Pihaknya tetap berusaha
meningkatkan kompetensi dokter melalui seminar atau konferensi tentang
kesehatan.
Selain
itu, ujarnya, Indonesia, khususnya Bali juga menjadi salah satu rujukan operasi
plastik dari rumah sakit di Australia. Alasannya, biaya operasi plastik di
salah satu rumah sakit di Bali hasilnya lebih bagus dan biayanya murah. ‘’Ini
membuktikan kompetensi dokter Indonesia tidak kalah. Dan itu bisa jadi health tourism dan Indonesia harus
banyak belajar,’’ ujarnya. (*)
0 komentar:
Post a Comment