BELUM
genap setahun, setidaknya ada dua polisi diduga jadi sasaran penembakan orang
tak dikenal. Kejadian tragis terakhir menimpa Iptu. Abdul Salam, Kapolsek
Ambalawi, Bima Kota. ‘’Mereka (Pelaku, red) tidak takut lagi dan
sudah berani mengancam aparat kepolisian
sebagai target, ini kita sampaikan ke anggota waspada dan waspada,”
imbuh Wakapolda NTB Kombes Pol. Bambang Budi P kepada Suara NTB usai upacara HUT RI di Lapangan Gajahmada Polda NTB, Minggu
(17/8/2014).
Bahkan
imbauan ini mengutip pernyataan Kapolri Jenderal Pol. Sutarman, karena beberapa
kejadian serupa juga terjadi di daerah lain. Sebagai
catatan, sebelum Abdul Salam tewas, dua polisi juga jadi sasaran korban
penembakan. Kejadian pertama menimpa Ipda Hanafi, Kaur Narkoba Polres Bima Kota,
Tanggal 28 Maret 2014 lalu. Dua orang ditangkap pascapenembakan itu, namun apa
motif sebenarnya, belum terungkap.
Hanya
berjarak tiga bulan, Kaur Intel Polsek Bolo Polres Bima Kabupaten tewas
terkapar di jalan raya, tidak jauh dari rumahnya. Korban ditembak dua orang tak
dikenal. Sampai saat ini siapa pelakunya, tanda-tanda ke arah pengungkapan itu
belum juga terlihat. Dua kejadian ini
diakui Wakapolda belum maksimal pengungkapannya.
Terkait
peristiwa tewasnya Kapolsek Ambalawi, Iptu Abdul Salam, saat akan bertugas menuju kantornya. Meski
masih dalam penyelidikan, Wakapolda mencurigai ada kelompok tertentu yang
terorganisir. Tapi apa motifnya, ia juga
belum bisa memastikan. “Pelaku ini sudah tidak manusiawi, ber-Tuhan tapi
sebenarnya tidak ber-Tuhan,” tuding mantan Dir Reskrim Polda Papua ini. Bahkan
di kelompok masyarakat tertentu, orang–orang ini dilindungi.
Soal
kemungkinan lain, terkait tugas anggota yang menjadi sasaran tembak itu, juga
menurutnya tidak menutup kemungkinan terjadi. Polisi dalam hal penyelidikan
memang dituntut untuk bisa membuktikan
dan menangkap pelaku kejahatan, dengan mengumpulkan bukti kuat dan korelasinya
dengan saksi – saksi.
Terhadap
tiga kejadian di Kabupaten Bima itu, Wakapolda meminta agar kewaspadaan anggota
tidak longgar. Karena biasanya anggota polisi dilihatnya lupa diri bahkan
merasa aman dengan seragamnya.
Yang
perlu diingatkannya ke seluruh anggota polisi, se aman apapun kondisinya,
minimal dalam tugas luar ada pendamping. “Kalau keluar bertugas, minimal dua
orang. Jangan merasa hebat,” harapnya.
Terhadap
personel sampai perwira yang memegang senjata juga diminta tetap waspada. Tidak
menggunakan sembarangan senjata api yang dipegang itu, kecuali untuk melindungi
masyarakat dan diri sendiri ketika ancaman berat. Markas komando juga tetap dijaga seperti biasa.
Mulai dari Pos Pol, sampai Polsek, Polres, termasuk Polda NTB dijaga personel
bersenjata. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment