Salah satu peserta lomba lari trail
ultramarathon
di Rinjani tahun 2013 lalu. (Komunitas Trail Runner Indonesia dokumen) |
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) NTB Drs. Muhammad Nasir kepada wartawan di kantornya,
Rabu (6/8). Muhammad Nasir yang didampingi Kepala Bidang Pemasaran pada
Disbudpar NTB Muhariyadi Kurniawan, S.Sos, dan Nefo Ginting dari Komunitas Trail Runner Indonesia, menjelaskan,
event tersebut harus didukung pemerintah daerah, karena Pemprov NTB telah
menjadikan pariwisata sebagai program unggulan.
Apalagi, ujarnya, saat bersamaan assessor melakukan penilaian pada Gunung
Rinjani sebagai Global Geopark. ‘’Ini memberikan manfaat bagi masyarakat NTB.
Dari 500 lebih peserta yang datang bisa mempromosikan potensi yang dimiliki
NTB. Sekarang mungkin datang sendiri, siapa tahu besok bisa datang bersama
keluarga dan teman-temannya,’’ terangnya.
Sementara
Koordinator Komunitas Trail Runner Indonesia Nefo Ginting, mengaku, event yang
digelarnya merupakan yang kedua kalinya bertepatan dengan perayaan 17 Agustus
tahun 2013 di Gunung Rinjani. Meski tidak terlalu diekspose ke media, pihaknya
berusaha menggelar event dan mempromosikan potensi yang dimiliki NTB ke
sejumlah negara.
Diakuinya, potensi yang dimiliki Gunung Rinjani,
khususnya dan Indonesia umumnya untuk menggelar event seperti ini cukup bagus
dibandingkan dengan potensi yang dimiliki Singapura atau Malaysia. Menurutnya,
Singapura yang tidak memiliki potensi alam seperti halnya Indonesia menggelar
lomba lari sebanyak 300 kali dalam setahun. Event yang digelar di Singapura
tersebut, ujarnya, banyak diikuti pelari-pelari tingkat dunia, termasuk dari
Indonesia hanya untuk meraih poin agar bisa mengikuti kegiatan serupa di
tingkat lainnya.
Ginting menjelaskan, lomba lari trail ultramarathon ini terdiri dari dua katagori. Katagori pertama berjarak 52 km dan katagori half-marathon (Rinjani Altitude Run) mengikuti rute pendakian Gunung Rinjani. Peserta, ujarnya, dapat melihat pemandangan menakjubkan sambil lari trail hingga mencapai puncak Gunung Rinjani. ‘’Sedangkan peserta RAR akan berlari sepanjang Senaru – Plawangan Senaru – Senaru di kawasan Gunung Rinjani, Lombok Utara,’’ terangnya. ‘’Bersama dengan Bromo Tengger Semeru 100 Ultra, lomba ini memiliki prestise tersendiri karena merupakan lomba lari yang diberikan Points Kualifikasi UTMB oleh panitia lomba lari trail bergengsi dunia UTMB (Ultra Trail du Mont-Blanc),’’ tambahnya.
Diakuinya, Gunung Rinjani memiliki lokasi
penyelenggaraan terbaik di Asia, bahkan dunia. Dicontohkannya, saat peserta
yang sudah mampu menguasai event serupa di Hongkong 100 km belum tentu bisa
lolos di Gunung Rinjani, meski jaraknya hanya 52 km. Atas dasar itu, pihaknya
percaya event ini memiliki banyak tantangan dan banyak peminat di seluruh
dunia, karena harus mencari poin agar bisa mengikuti UTMB di Perancis.
Pada tahap pertama, ujarnya, jumlah peserta yang
mendaftar sebanyak 300 orang, namun pihaknya hanya bisa menetapkan 132 peserta.
Sementara pada penyelenggaraan kali ini, hampir 1.000 peserta mendaftarkan
diri, namun pihaknya hanya membatasi sampai 521 peserta. ‘’Yang jelas, untuk 52
kilometer, kita memberikan waktu 20 jam saat start dan finish di Senaru,’’
ujarnya. (*)
0 komentar:
Post a Comment