Almarhum Iptu Abdul Salam tewas ditembak |
Peristiwa tragis itu terjadi Sabtu
(16/8/2014) lalu di jalan Desa Kole,
Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.
Informasi dari pihak kepolisian, peristiwa mengenaskan itu terjadi pukul
07.30 Wita, sekitar 30 menit setelah
korban berangkat dari kediamannya di Lingkungan Bedi, Kelurahan Manggemaci ,
Kota Bima. Korban diduga ditembak dari belakang, setelah melalui tikungan di jalur menurun
desa setempat. TKP yang saat itu sepi membuat polisi agak kesulitan memastikan
ciri-ciri dan jumlah pelaku.
Kapolda NTB Brigjen Pol.
Moechgiyarto dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (17/8/2014)
membenarkan, korban Iptu Abdul Salam adalah korban penembakan. ‘’Kesimpulan
sementara dari hasil VER (Visum Et
Repertum), korban luka tembak,’’ jelas Kapolda. Tidak hanya hasil visum,
menurut Kapolda yang saat dihubungi berada di Bima, tim penyidik juga turun
melakukan olah TKP. Dari ciri-ciri di titik kejadian menunjukkan bahwa sebelum
korban terkapar, dieksekusi pelaku
dengan cara ditembak.
Iptu Abdul Salam saat masih hidup |
Namun untuk mendalami itu, Kapolda yang memimpin
langsung tim penyidik Polda NTB, Polres Bima Kota dan Polres Bima Kabupaten
mengaku masih harus bekerja keras untuk penyelidikan. Langkah lanjutan adalah meneliti proyektil
peluru yang bersarang di kepala korban. ‘’Jadi untuk memastikan lagi pelaku,
kami selidiki sidik jari pada anak peluru,’’ terang Kapolda.
Dengan kejadian ini, menambah rentetan
peristiwa yang sama menimpa personel polisi, khususnya di Bima. Sebelumnya Ipda
Hanafi yang menjabat Kaur Narkoba di Polres Bima Kota, ditembak di jalan lintas
Doro Belo, sekitar 3 Km dari Mapolres Bima Kabupaten. Peristiwa itu berlangsung
Maret 2014 lalu. Tiga bulan berikutnya, Kaur Intel Polsek Bolo Polres Bima
Bripka M. Yamin tewas terkapar di jalan raya, tidak jauh dari rumahnya, Kecamatan
Bolo. Korban ditembak dua orang tak dikenal. Sampai saat ini siapa pelakunya,
tanda tanda ke arah pengungkapan itu belum juga terlihat.
Informasi Simpang Siur
Informasi dari Bima penyebab
tewasnya korban simpang siur. Ada yang menyebutkan, karena kecelakaan tunggal saat tengah
melintas di jalan di atas gunung, sementara di sisi lain beredar informasi
korban diduga ditembak oleh dua orang tak dikenal yang sejak awal membuntuti.
Berdasarkan informasi yang dihimpun,
sebelum kejadian Abdul Salam seperti biasa berangkat ke kantor dari rumahnya di
Lingkungan Bedi Kelurahan Mangge Maci Kecamatan Mpunda Kota Bima yang berjarak
sekitar 25 Km. Pagi itu Iptu Abdul Salam yang menggunakan seragam lengkap
dengan pistol berangkat ke kantor sekitar pukul 06.00 Wita guna melaksanakan
gladi bersih upacara peringatan HUT RI.
Namun sesampainya di TKP tepatnya di
Km 18 dari Kota Bima tepatnya di Desa Kole Kecamatan Ambalawi, korban
disebutkan mengalami kecelakaan. Korban kemudian ditemukan tewas oleh
pengendara yang melintas. Pagi itu jenazah almarhum sempat dibawa ke Puskesmas
Ambalawi dan sekitar pukul 09.00 Wita jenazah almarhum dibawa ke IGD RSUD Bima
untuk dilakukan visum serta autopsi. Namun pihak keluarga menolak untuk
dilakukan autopsi sehingga korban hanya diperiksa luar. Pemeriksaan selesai dilakukan sekitar pukul 11.45 Wita.
Tewasnya korban mengejutkan banyak
pihak. Awalnya Kapolres Bima Kota AKBP .Benny Basyir Warmansyah SIK, menegaskan
jika korban tewas karena kecelakaan tunggal. Akibat kecelakaan tersebut, korban
mengalami luka di bagian leher dan kepala. Luka-luka tersebut sudah difoto
sebagai dokumen. Selanjutnya, jenazah almarhum dibawa di rumah duka dan
dimakamkan di daerah asalnya di
Kelurahan Bedi.
Sementara itu, Humas RSUD Bima dr
Sucipto yang dikonfirmasi menyebutkan korban memang sudah tewas saat ditemukan.
Berdasarkan pemeriksaan luar, pada jenazah korban ditemukan luka berlubang pada
kepala bagian belakang sepanjang 1,5 cm dan luka lecet pada kaki kiri, mata
lebam. Pada helm yang digunakan juga terdapat bolong pada bagian belakang.
Bahkan dia menyebutkan masih berdasarkan visum luar juga masih ada benda keras
berupa proyektil yang masih bersarang di kepalanya. "Berdasarkan hasil
visum luar, di kepala korban masih bersarang benda keras," sebutnya.
Hanya saja, hal tersebut belum bisa
dipastikan benda keras di maksud. Pasalnya pihaknya tak bisa memastikan lebih
lanjut karena keluarga almarhum tak mengizinkan untuk dilakukan autopsi.
Pernyataan Humas RSUD sama dengan
keterangan saksi yang sempat melihat kejanggalan saat kejadian. Di mana saksi
yang enggan disebutkan namanya sempat berpapasan dengan korban. Di belakang
korban terlihat ada dua orang yang mengendarai sepeda motor tanpa plat
mengikuti korban. Sekitar 10 menit kemudian, pengendara sepeda motor tersebut
berbalik arah dan menyalip sepeda motor saksi dengan laju yang sangat kencang. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment